Bina dan Kuma : Hadiah untuk Kuma

7 1 0
                                    

Karya oleh : 'Aini Salsabila

Di Sebuah pedesaan di dekat hilir sungai hiduplah warga kelinci yang damai dan penuh suka ria. Desa kongkong namanya, desa yang dipenuhi oleh banyak kelinci dengan berbagai macam profesi, ada yang sebagai guru, petani, tukang kebun, dan lainnya. Dari semua warga yang ada ada dua orang kelinci yang persahabatannya sangat dikenal karena sudah sedari kecil mereka bersama, tumbuh besar serta dewasa bersama. Kuma dan Bina namanya.

"Bina ayo sekolah" ucap sang mama kelinci.

"Iya sebentar ma" balas Bina yang langsung mengambil ransel merahnya.

"Pagi Bina" siapa sahabatnya Bina yaitu Kuma.

"Pagi juga Kuma, ayo kita berangkat sekolah" balas Bina semangat.

Seperti hari-hari lainnya, Bina dan Kuma berangkat sekolah bersama, menjalani pagi dengan sekolah lalu bermain saat siang hingga sore datang. Bagi Bina setiap momen dan setiap hari nya adalah anugrah dari Yang Maha Kuasa untuk nya, termasuk Kuma, sahabatnya yang ia anggap anugrah untuknya.

"Bina sore ini ayo kita pergi ke hutan untuk mencari buah berry" ajak Kuma bersemangat.

"Bukannya hutan itu tempat yang berbahaya ya? mama ku tidak akan pernah mengizinkan aku pergi kesana" balas Bina ragu.

"Tak perlu takut aku akan menemani mu ko, aku akan menjaga kamu, jadi kamu akan aman" Ucap Kuma meyakinkan Bina yang ragu.

"Bagaimana kalau mamaku tak mengizinkan?" tanya Bina lagi.

"Gampang saja, kamu hanya perlu berbohong. Toh kita akan pulang baik baik saja" balas Kuma yakin.

"Baiklah" ucap Bina menyetujui.

Sorenya, setelah bina selesai bersiap-siap untuk pergi dengan Kuma, ia teringat jika hari ini adalah hari ulang tahun sahabat kesayangan nya itu. Ia pun mengeluarkan sebuah kotak kado berwarna merah berisi hadiah yang sudah ia persiapkan sejak lama.

"Ma, Bina pergi main dulu ya ma" Pamit Bina

"Kesini sebentar Bina" ucap mama Bina

"Kenapa ma?"

"Ingat ya! mainnya jangan ke hutan! Sekarang sudah mendung pula, jalanan biasanya akan menjadi licin, jadi segera pulang sebelum hujan turun. Mengerti?" ucap mama Bina memberi nasihat.

"Mengerti Ma" Balas Bina dengan sedikit rasa tak enak hati.

Sesampainya Bina dan Kuma di hutan mereka disuguhkan dengan pemandangan yang sangat baru di mata mereka, untuk pertama kalinya mereka melihat air terjun dengan banyak pohon-pohon besar di samping kanan-kiri nya.

"Wah... Ini indah banget Kuma" ucap Bina terpukau.

"Lihat, hutan itu bukan tempat yang berbahaya, ini tempat yang menakjubkan bukan" ucap Kuma membanggakan diri.

"Iya bener Kuma" Ucap Bina yang bermain di dekat air terjun.

"Hey Bina lihat aku, aku akan terjun dari atas sini" ucap Kuma yang entah sejak kapan sudah berada di atas air terjun itu.

"Kuma hati-hati!" Teriak Bina khawatir

Byurr

Kuma pun Terjun dari atas sana dan mulai berenang-renang di sekitar air terjun.

"Bina, ayo berenang sini. Airnya sangat menyejukkan" ucap Kuma yang sedang menikmati berenang di sekitar air terjun tersebut.

"Kuma! Kuma!" Teriak Bina ketika hujan mulai turun.

"Kenapa Bin?" tanya Kuma yang masih asik berenang.

"Hujan, ayo pulang. Bina takut" ucap Bina sambil berteduh di bawah pohon besar.

"Tenang saja, kita akan baik baik saja" ucap Kuma

"Cepat naik kesini, ada yang aku mau kasih ke kamu Kuma" ucap Bina dengan sedikit berteriak.

"Apa itu?" tanya Kuma yang kini perhatiannya teralihkan pada sebuah kotak merah yang dipegang Bina.

"Hadiah ulang tahunmu. Selamat ulang tahun" ucap Bina senang dengan sedikit berteriak.

Kuma yang tertarik dengan kotak hadiah tersebut pun langsung berdiri dan berjalan menuju tempat Bina berada. Namun sayang tiba-tiba volume air terjun tersebut bertambah banyak, dan membuat Kuma kesulitan untuk berjalan menapaki batu-batu untuk keluar dari air terjun tersebut karena sangat sulit untuk menjangkau batu-batu tersebut kaki Kuma pun terpeleset dan arus air terjun yang sangat deras tersebut itupun menyeret tubuh kecil Kuma dengan cepat hingga tak terlihat lagi tubuhnya. Bina yang melihat itu pun menangis dengan kencang sambil meneriakan nama Kuma terus menerus. Esoknya tubuh Kuma ditemukan tak bernyawa di hilir sungai dekat pedesaan dimana rumah Kuma dan Bina berada. Setelah kejadiaan saat itu Bina menjadi sangat sedih, atas meninggalnya Kuma. Ia pun berjanji untuk menuruti nasihat yang mamanya berikan dan tidak akan berbohong lagi.

ScénarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang