3 Sekawan

4 1 0
                                    

Karya oleh : Ahmad Yunus

Siang itu, ketika sudah kelulusan Sekolah Menengah Pertama. seorang yang bernama Ahmad nampaknya sedang tak enak hati dengan pikirannya yang berkecamuk, disatu sisi dia senang dengan nilai kelulusan yang dia dapatkan dan bisa dibilang sangat memuaskan, namun disisi lain dia tak bisa mendapatkan hati wanita yang dia cintai( yang bernama Putri) di sekolah itu, dia selalu berfikiran, bahwa dia bisa mendapatkan apa yang dia inginkan, tetapi dia tak bisa mendapatkan apa yang dia butuhkan. Masih diwaktu yang sama, seorang sahabat Ahmad yang bernama Rafi nampaknya sedang khawatir dikarenakan nilai yang dia dapatkan disaat kelulusan tidak cukup memuaskan untuk melanjutkan pendidikan ke sekolahan (SMK) yang dia inginkan

"Hey Mad kenapa kamu?, kayaknya lagi banyak pikiran nih" tanya Rafi (sambil memasang muka heran). "iya nih Fi, kenapa ya aku selalu gagal buat dapetin hati Putri" jawab Ahmad.
"Ah sudahlah Mad jangan galau, masih banyak kok wanita diluaran sana yang lebih dari dia, seharusnya kamu tuh bersyukur karena dapat nilai bagus, lah aku dapat nilai pun pas-pasan buat nanti melanjutkan daftar ke SMK" balas Rafi.
"Iya iya fi, semoga masuk ya ke sekolahan yang kamu inginkan" balas Ahmad.
"Aamiin, makasih ya mad" balas Rafi.

Di lain waktu, ketika tahun ajaran baru sudah dimulai, apalah kata, Ahmad dan Rafi kembali bertemu di suatu SMA, yang artinya mereka berdua kembali satu sekolah. Rafi yang waktu dulu ingin masuk ke SMK ternyata gagal , dikarenakan dia mengalami buta warna, mungkin inilah yang dinamakan takdir bagi mereka, dan mereka pun telah menjadi salah satu siswa baru di SMA tersebut.

Disisi lain ada seorang bernama Fauzi, dia adalah salah satu siswa baru di sekolah yang sama dimana tempat Ahmad dan Rafi bersekolah. Fauzi si anak bungsu yang berasal dari keluarga sederhana, dan setiap hari libur dia bekerja sebagai tukang parkir di mini market yang berada di dekat rumahnya untuk meringankan beban dari kedua orang tuanya. Dia merupakan harapan bagi kedua orang tuanya untuk bisa mengangkat derajat keluarga dikarenakan dialah anak satu-satunya yang dapat merasakan sekolah sampai tingkat SMA.

Masa pengenalan sekolah pun telah berlalu selama satu minggu, tibalah saatnya pembagian kelas. Ahmad ditempatkan di kelas 10 IPA 1, sedangkan Rafi dan Fauzi mereka sama-sama ditempatkan di kelas 10 IPS 1. Pada saat Ahmad memasuki kelas barunya, dia mencoba beradaptasi terhadap lingkungan kelas barunya tersebut, karena belum ada siswa yang dia kenali, dia pun langsung mengajak kenalan kepada salah satu siswa yang ada di kelas tersebut. Diwaktu yang sama Rafi dan Fauzi mulai berkenalan dikarenakan mereka satu kelas.

"Hey bro, aku duduk disini ya ?" Tanya Fauzi (yang belum menemukan tempat duduk di kelasnya).
"Halo bro, iya sok gapapa" jawab Rafi.
Tak lama setelah itu Rafi dan Fauzi pun saling kenalan

Dua minggu kemudian, Ahmad, Rafi, dan Fauzi memilih ekstrakurikuler yang sama yaitu marawis, hal ini disebabkan si Rafi yang membujuk mereka berdua agar masuk kedalam ekstrakurikuler tersebut. Pada saat hari pertama mereka latihan marawis, ternyata Ahmad dan Fauzi merasakan hal sama.

"Eh sebentar , kayaknya aku pernah ketemu deh sama kamu sebelumnya, iya ga sih?" tanya Ahmad kepada Fauzi.
"Eh iya ya, kamu tuh yang waktu itu ikut turnamen bola itu kan?" tanya Fauzi untuk memastikan.
"Iya bener, oh kamu juga ikutan turnamen bola ya disitu?" balas Ahmad.
"Iya, waktu itu kan tim aku lawan tim kamu" jawab Fauzi.
"Oh pantesan aja kayak gak asing liat muka kamu" balas Ahmad.
"Oh syukur lah kalau kalian sudah sempat ketemu sebelumnya" ucap Rafi yang dari tadi hanya menyimak percakapan mereka .
"Iya sama cuy, oiya kenalin nama aku Fauzi, salam kenal ya"balas Fauzi kepada Ahmad.
"Iya kenalin nama aku Ahmad, salam kenal juga zi" balas Ahmad.
setelah percakapan singkat itu mereka pun kembali melanjutkan latihan marawisnya, dan disitulah awal mula persahabatan mereka bertiga dimulai.

Beberapa bulan kemudian, dipagi hari, bel masuk kelas telah berbunyi dan alangkah terkejutnya, mereka bertiga telat masuk sekolah dan gerbang sekolah pun sudah ditutup. Hal ini dikarenakan mereka bertiga habis latihan marawis semalaman untuk mempersiapkan perlombaan minggu depan.

ScénarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang