AYAH

3 0 0
                                    

Karya oleh : Putri Agustina

Pada suatu malam ketika hujan turun, tampak seorang ibu yang sedang merenungkan nasibnya. Terlihat wajahnya yang merenungkan kesedihan.

Ibu : Ya tuhan apakah ini cobaan bagiku, disaat aku sedang bahagia kau coba mengujiku dengan cobaan yang begitu besar. Ya tuhan disaat aku bersedih, semua kebahagiaan yang aku miliki hilang. Ya tuhan berilah kekuatan pada ku agar aku bisa menjalani cobaan yang tuhan berikan (sambal merenungi kesedihan).

Beberapa kemudian datang kedua orang anaknya, yaitu dani dan sisil.

Dani : Assalamualaikum bu (berjalan mendekati ibunya)

Sisil : Bu (merenung mendekati ibunya)

Ibu : Waalaikumsalam (memandang wajah kedua anaknya yang sedang kesal dan merenung)

Ibu : Sil ada apa dengan mu ?

Doni : Sisil selama ditempat ayah hanya terdiam dan tidak mau berbicara kepada ayah.

Ibu : Tidak boleh seperti itu nak, Bagaimana dengan keadaan ayahmu?

Doni : Alhamdulillah ayah terlihat sehat dan baik-baik saja bu. Tadi sudah aku sampaikan kepada ayah bahwa ibu tidak bisa datang menjenguk ayah karena ibu sakit.

Ibu : Trus apa kata ayah mu?

Doni : Ayah tampak sedih dan meneteskan air mata, akupun sedih melihat ayah yang menjalani kehidupan di penjara, ayah menceritakan kepada kami bagaimana keadaan di penjara bu.

Ibu : Seperti apa emangnya nak?

Doni : Ayah bercerita bahwa kehidupan di penjara sangatlah tidak enak untuk dijalankan, ayah harus makan dengan seadanya terkadang ayah makan hanya dengan tempe dan tahu saja bu, dan ketika malam hari pun keadaan penjara sangatnya sunyi dan gelap. Terkadang ayah juga disuruh untuk membersihkan lingkungan disekitar penjara. Aku sangat sedih bu mendengar cerita ayah.

Ibu : (Ibu pun semakin sedih mendengar cerita doni)

Ibu : Iya sudah nak, kalian doa kan saja ayah semoga cepat bebas dari hukumannya dan sehat selalu.

Sisil : Biarkan saja itu pelajaran untuk ayah atas kesalahannya, untuk apa kita peduli terhadap orang yang sudah berbuat kesalahan.

Doni : Kenapa kamu berbicara seperti itu lis ? Dia ayah mu!

Ibu : sudah...sudah... kalian jangan bertengkar! Lis kamu tidak boleh berbicara seperti itu lagi, bagaimanapun dia tetap ayah mu!

Sisil : Nasi sudah menjadi bubur, untuk apa kita memikirkan ayah

Ibu : Cukup sil, lebih baik kamu dia!

Doni : Memang kau tidak punya hati ya sil

Sisil : Kenapa kamu bilang aku tidak punya hati? Sementara orang yang seharusnya kepala keluarga untuk keluarga ini sudah merusak nama baik keluarga ini. Masih kau bela?

Ibu : Cukup sil, ini bukan salah ayah mu

Sisil : Kalau bukan salah ayah, mengapa ayah harus dipenjara?

Lalu ibu dan doni diam, bingung akan menjawab pertanyaan sisal.

Dodi : Sisil kita disini bukan untuk menyalahkan ayah, kita hanyalah sebagai korban dalam permasalahan ini. Kita tidak bisa berbuat apa-apa.

Sisil : Sampai kapan kita harus menerima cobaan ini, harus sabar atas semua omongan orang-orang yang membicarakan masalah keluarga kita? Ini semua tidak adil!

Ibu : Sil ibu paham apa yang kamu rasakan, tapi nak tuhan telah mengatur semua ini, apa yang diberikan tuhan kepada kami itu adalah yang terbaik, kita tidak bisa menyalahkan siapapun, karena hidup itu tidak selamanya diatas, pasti ada kalanya kita dibawah nak, ibu hanya bisa berdoa semoga ayah mu selalu sehat selama menjalankan hukuman itu.

Sisil ; Iya tuhan telah mengatur semua ini, tapi ayah telah merusak nama baik keluarga ini.

Ibu : Cukup si, tidak perlu kau ucapkan kata-kata itu lagi!

Sisil : Kenapa memangnya?

Dodi : Sil cukup! Kau harus mengerti perasaan ibu saat ini.

Sisil : Aku hanya merasa malu bu dengan semua orang, terutama teman sisal pastinya mereka akan membully sisal bu.

Ibu : Sil ibu mengerti perasaan mu, tapi coba kau memaafkan kesalahan ayah mu

Sisil : Aku tidak akan memaafkan ayah! ( Sisil pergi keluar rumah)

Suasana pun menjadi hening, sisil pergi meninggalkan rumah dan pergi kerumah temannya

Ibu : Don, mari kembali ke kamar istirahat ya nak

Doni : Baik bu

Saat sisil sampai dirumah kintan.

Sisil : Assalamualaikum kin

Kintan : Waalaikumsalam sil, ada apa ko tumben sudah larut malam kau datang kerumah ku?

Sisil : Ada yang aku ingin ceritakan kin

Kintan : Silahkan masuk sil (Sisil dan Kintan pun masuk kedalam kamar kintan)

Kintan : Apa yang kamu ingin ceritakan kepada ku?

Sisil : Aku ingin menceritakan masalah keluarga ku saat ini kin

Kintan : Ada apa dengan keluarga mu ?

Sisil : Ayah ku sil, ayah yang selama ini aku bangga-banggakan sekarang membuat aku kecewa. Ayah ku saat ini sedang mendekam di dalam penjara karena telah menggelapkan uang milik perusahaannya. Aku malu kin, karena semua orang pasti menganggap ayah ku adalah seorang penjahat.

Kintan : Jangan berbicara seperti itu sil. Tidak ada manusia yang sempurna didunia ini maksudku, setiap manusia memiliki kekurangan. Jika manusia berada ditempat yang lebih tinggi seperti sedang bahagia pasti manusia itu akan lupa dengan semuanya sil. Sudahlah sil, lebih baik lupakan saja, dan jangan mendengar perkataan orang lain, aku percaya kau bisa menjalankan semua ini

Sisil : Kin! Apakah aku boleh bermalam disini?

Kintan : Silahkan, kamu boleh menginap kapan pun yang kamu mau

Sisil dan kinta pun tidur, tetapi lilis tampak gelisah dalam tidurnya.

Pagi hari pun tiba sisil berpamitan kepada kinta untuk pulang kerumah.

Sisil : Kin aku pamit pulang dulu ya, makasih kamu udah mendengarkan cerita aku, sekarang aku sudah cukup tenang.

Kintan : Iyaa kin, salam untuk ibumu ya

Sesampainya sisil dirumah, ibu langsung mendekati sisil.

Ibu : Dari mana saja kamu sil baru pulang?

Sisil : Semalam aku nginap dirumah kintan bu, untuk menenangkan diri. Sekarang aku berusaha untuk tidak mendengarkan omongan orang lain, dan maafkan aku ya bu.

Ibu : Iyaa sil, ibu senang mendengar kamu sudah tidak merenung lagi nak

Sisil dan keluarga menerima semua cobaan yang telah diberikan oleh tuhan apapun masalah yang diberikan oleh tuhan pasti ada jalan terbaiknya dan kita dari masalah itu pasti ada hikmahnya.

ScénarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang