12. Makan Malam Hangat & Sebuah Tempat Menginap
***
Selina terengah-engah ketika sampai di kelas Jerdian. Cewek itu mengedarkan pandangannya ke segala sudut kelas, namun Jerdian masih tidak bisa ia temukan. Ketika dia keluar kelas, tak sengaja ia melihat wajah yang mirip dengan Jerdian. Entah itu memang Jerdian atau bukan, karena jujur saja, sampai sekarang pun Selina masih sulit membedakan antara kedua cowok tampan itu jika tidak dilihat dari dekat.
"Enderson," teriak Selina, yang membuat cowok dengan jarak satu meter di hadapannya menoleh. Cowok itu sontak menghentikan langkahnya, menunggu sang cewek berdiri di depannya. Ketika Selina sadar jika cowok yang ia temui sekarang adalah Juandra, dia langsung mengeluarkan pertanyaannya.
"Jerdian kemana?"
"Mana gue tahu, gue bukan bokapnya yang tahu kemana aja dia pergi. Ah, bahkan gue aja nggak yakin kalo bokap gue sendiri tahu."
"Lo kan kembarannya."
Juandra berdecak kesal. Lalu, apa masalahnya kalo dia kembarannya Jerdian. "Ya terus? Lo suruh gue buat telapati sama dia, nanyain dia lagi di mana."
"Ternyata lo resek juga ya," ujar Selina ketus. Sedangkan Juandra hanya menaikkan kedua bahunya, acuh. Apa-apaan cewek itu, datang-datang sok kenal menanyakan kembarannya, sekarang malah mengatai dirinya resek. Benar-benar tidak sopan.
Juandra kembali melanjutkan langkahnya untuk menuju gerbang sekolah karena bel pulang sudah berbunyi. Namun, langkahnya terhenti ketika melewati lapangan indoor di sekolahnya. Matanya terfokus pada dua orang murid laki-laki dan perempuan yang sedang duduk sambal bercanda ria, padahal bel pulang sudah berbunyi. Sampai ketika sang laki-laki menoleh, Juandra baru sadar jika cowok yang ada di sana adalah kembarannya. Dengan langkah santai, Juandra masuk ke dalam. Tapi, tunggu, kenapa ada Andrea juga? Sejak kapan mereka saling mengenal? batin Juandra.
"Jer, tadi lo di cariin cewek," teriak Juandra yang mengintrupsi keduanya.
"Siapa"
"Nggak tau, nggak kenal. Tapi, gue sering liat lo sama dia?"
"Selina?" tanya Jerdian memastikan.
"Gue bilang, gue nggak tau. Belum lama, siapa tau dia masih nunggu lo di parkiran, coba susul gih." Jerdian mengangguk, lalu bicara pada Andrea, entah apa yang di bicarakan cowok itu.
Sepeninggalan Jerdian, Juandra menghampiri Andrea yang sedang merapikan isi tasnya. Ia penasaran, kenapa cewek itu bias mengenal kembarannya. "Lo kenal Jerdian?"
"Justru gue lebih dulu kenal sama dia. Maaf ya, waktu itu gue sok akrab, padahal kita emang belum pernah ketemu. Gue duluan ya."
"Mau gue anterin nggak?" tanya Juandra sambal mencekal lengan cewek yang baru saja melangkahkan kakinya.
"Nggak usah. Permisi." Andrea mencoba melepaskan diri dari cekalan Juandra.
Sementara di sisi lain, Jerdian lari secepat kilat menuju parkiran sekolah. Benar saja, seorang cewek cantik yang sedang mengipasi dirinya sendiri sedang bersender di motor miliknya. Itu Selina. Entah wajahnya yang semakin terlihat cantik, atau memang itu hanya perasaannya saja karena sudah hampir dua hari ia tidak bertemu cewek itu. Apakah hal itu bisa di sebut sebuah rekor?
"Selina." Perempuan yang merasa terpanggil itu langsung menghampiri Jerdian. Memukul pelan lengan kokoh Jerdian, tapi tetap saja pukulan itu membuat cowok itu sedikit meringis.
"Lo ya, akhir-akhir ini ngalahin pejabat. Susah banget di temuin. Tiap gue ke kelas, lo selalu nggak ada. Kemana sih?" omel Selina, yang membuat Jerdian tak tahan untuk tidak mencubit hidung Selina dengan gemas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Sisi (Sudah Terbit)
Fiksi RemajaJerdian dan Juandra, si kembar yang berlomba-lomba untuk menutupi lukanya masing-masing. Terlihat saling ingin menjatuhkan, padahal mereka saling sayang. Mereka hanya tak tau bagaimana caranya menunjukkan rasa sayang seperti orang pada umumnya. Mamp...