18 - PERANG

1 2 0
                                    

18
PERANG

Lepaskan aku dari belenggu ini
Tidak ada darah yang bertumpah
Hanya air mata
Dan tangis pilu kehilangan
Selamat tinggal

***

"Lepaskan dia Sora!" Kapten Bai memperingatkan Sora untuk tidak menawan Oi. Tampak pemuda tanggung itu sangat lemah. Ia tidak mungkin kuat bertahan apalagi untuk dijadikan sandera.

"Dia sudah cukup menderita di lubang hitam!" Pangeran Demi mengimbuhi. Namun Sora tidak peduli. 

"Tangkap mereka semua!" seru Sora memerintahkan anak buahnya. Sampai Ai pun tertangkap oleh mereka.

"Sora!" Kapten Bai mencoba bicara. "Apa kau lupa siapa dia?" Kapten Bai kembali membuka masa lalu. Berharap Sora mengingatnya dan mau melepaskan Oi.

"Apa?" Sora mengangkat dagunya.

"Dia adalah putramu!" Kapten Bai memberi tahu. "Oi dan Ai adalah putramu yang kau suntikkan senyawa hingga berevolusi sepertimu! Mereka juga kehilangan usia dan terhenti di usia saat kau meninggalkannya. Mereka juga tidak mengingatmu gara-gara senyawa buatanmu yang konyol itu!" Kapten Bai berseru geram.

Sora menatap Oi sesaat.

"Tidak! Putra putriku tewas saat ledakan dulu!" Sora menolak.

"Mereka hidup karena senyawamu itu!" Kapten Bai meluruskan. Semua yang sudah terinveksi senyawa buatanmu justru terhenti usianya, termasuk aku. Kami menyingkir ke tempat yang jauh, sementara manusia yang masih memiliku jiwa yang suci membuat kapal induk dan hidup dan berkembang biak di sana." Kapten Bai menjelaskan.

Sora menatap Oi kini, ia memperhatikan pemuda tanggung dalam pelukannya. Ada getaran yang berbeda kala itu. Hatinya mulai bertanya-tanya apakah benar Oi adalah putranya. Sementara sisi lain dari dirinya memberontak. Tepat saat Sora tampak lemah karena terbawa suasana. Kapten Bai melompat dan menarik Oi supaya terlepas dari cengkraman Sora.

Terlambat, justru Sora dengan cekatan melempar tombaknya dan menancap di jantung Kapten Bai. Oi terlempar beberapa meter dan jatuh di tanah, tapi Kapten Bai tidak selamat.

"Kapten!" Ai berseru melihat sang kapten tergeletak tak berdaya.

Ia tewas seketika di tangan Sora yang kini kembali berwujud monster.

"Apa yang kalian lakukan terhadap Kapten Bai!" Ai menggeram dan melempar semua monster yang memegangi tangannya.

Dengan sekali lompatan Ai menjangkau Oi dan meletakkannya di temoat yang aman sementara ia maju dan berusaha menyerang Sora.

Di belakangnya para monster itu ditangani oleh Pangeran Demi dan para anak buahnya. Peperangan tak terelakkan terjadi. Suara pukulan berdentum bertubi-tubi terdengar. Kilatan pedang perak milik Ai dan tombak api milik Sora saling bertarung di angkasa.

Kematian Kapten Bai membuat Ai tak lagi mempedulikan siapa Sora. Ibu? Ibu macam apa dia. Dia hanyalah iblis yang mementingkan diri sendiri untuk tetap hidup. Dia tidak peduli pada orang lain. Dia hanya menginginkan keabadian untuknya. Karena itu pula ia menggunakan senyawa asing dari luar angkasa dan membuat umat manusia terpecah belah.

Ai tidak lagi mempedulikam ada darah Sora yang mebgalir di tubuhnya. Baginya, Sora adalah musuh yang harus ia tumpas habis.

Blaaam blaaaam

Sayap Sora terpotong keduanya. Membuat tetesan darah hitam mengalir. Sora mendelik melihat Ai benar-benar tangkas memainkan pedang peraknya.

Juga bantuan dari Golum yang membuat Ai lincah bergerak menghindari serangan dari Sora.

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang