Pertemuan

5 1 0
                                    

"Dalam hitungan lima angkat tangan kalian, karena waktu ujian sudah berakhir. Satu... dua... tiga... empat...lima, OK STOP"

Semuanya kompak menaikkan tangan, karena aturannya yang masih tetap menulis jika waktu habis akan langsung di diskualifikasi. Tepat setelah pengawas ujian keluar, suasana yang awalnya tegang langsung saja ricuh dengan keluhan-keluhan remaja yang baru saja melewati ujian bak neraka itu.

"Hei bukan kah itu tadi soal tes untuk calon presiden?"
"Sepertinya itu soal untuk profesor dan sejenisnya"
"Mama maafkan anakmu, tapi anakmu ini sudah berjuang keras hanya untuk memahami soalnya saja tanpa menjawabnya"

Dan keluhan lainnya. Namun respon yang sedikit berbeda dengan gadis bersurai sedikit mencolok dibanding remaja lainnya. Ya, gadis bersurai silver tersebut bergumam dengan santai.

"Itu soal masih dalam kategori standar, apakah mereka bodoh? Aku berharap mereka tidak akan bergabung ke universitas ini. Bisa repot kalau aku disatukan dengan beban seperti mereka"

Namun tanpa ia sadari, gumaman kecilnya didengar oleh seorang gadis lainnya yang berada tepat disebelahnya.

"Apakah itu artinya kau percaya diri untuk mendapatkan nilai sempurna untuk tes tadi?" Ujarnya tanpa ada beban. Yang merasa langsung saja menoleh dan sedikit terperangah dengan perbedaan dua warna bola mata sang lawan bicara.

Ada apa dengan matanya?

Namun bukannya membalas, gadis tersebut hanya lenjut membereskan barang nya dan berniat pulang. Berbicara pada seseorang yang asing bukanlah sesuatu yang harus dia tanggapi, terlebih gadis disebelahnya itu tampak sedikit aneh terutama bola matanya.

🌸🌸🌸

"Sepertinya aku salah daftar sekolah ha ha ha ha"
Terdengar tawa yang menyedihkan dari seorang gadis dengan surai hitam lebat bergelombang menggerutu sambil sesekali menendang batu kerikil yang ada dibawahnya.

"Ouch"
Sial nya lagi, batu kerikilnya mengenai seseorang. Dengan panik gadis itu menghampiri korban tendangan kerikilnya.

"Oh maaf, kau tidak apa? Aku sedang kesal karena soal ujian gila barusan". Ujarnya penuh sesal. Gadis berambut merah yang menjadi korban tendangan kerikil tersebut hanya terkekeh pelan, memaklumi kekesalan gadis imut itu.

"Santaii, kulitku tebal kok" ujarnya dengan jenaka membuat tawa tiba-tiba menghampiri kedua gadis yang baru saja bertemu itu.

"Uhm.. namaku Rilein, namamu siapa?" Ujar gadis berambut hitam sembari mengulurkan tangannya ramah. Dan tentu saja disambut dengan semangat oleh gadis berambut merah tersebut tanpa menghilangkan senyumnya.

"Hallo, aku Yuhire, panggil saja Hire"

🔥❄🍀🌪

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

🔥❄ Four Seasons 🍀🌪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang