Bab 1

60 10 17
                                    

===HAPPY READING===

"Karena kita sudah tiba di penghujung bab, minggu depan kita ulangan."

Kalimat sakral itu menjadi penutup jam pelajaran terakhir hari ini. Awalnya mereka senang sebentar lagi akan pulang, tapi mendengar kata "ulangan" mereka langsung lesu.

"Jangan dong, Miss. Minggu besok penuh sama ulangan." Salah satu dari mereka berani memberi penjelasan dari raut muka mereka yang muram.

Miss Anna memutar otak memikirkan cara lain. "Kalau begitu kita ganti saja menjadi kerja kelompok."

Akhirnya mereka dapat bernapas dengan lega. Setidaknya satu beban berkurang.

"Sebagai ganti dari ulangan, kalian rangkum materi bab selanjutnya, kemudian presentasikan minggu depan."

"Sama aja kalau gitu, Miss," keluh Raya merasa beban yang ia buang tadi harus ia pungut kembali.

"Aduh, kayaknya otak gue bocor." Jyo mengurut-urut pelipisnya. "Nob, telepon 119 dong, nggak kuat ini," suruh Jyo pada Nabila di meja seberang sambil memegang dadanya berlagak sesak napas.

Nabila memutar bola matanya malas. "112 goblok. Nggak usah sok lemah lo, caper banget."

Jyo memanyunkan bibirnya, "Gue emang asli lemah gini, original. Nggak nambah-nambah micin tau. Galak banget, sih?!" sungut Jyo kesal.

"Kalau begitu silakan bentuk kelompok, satu kelompok dua orang!"

Tahu begini, lebih baik ulangan. Ah, lupa. Ini 'kan Miss Anna. Sejak kapan ujian menjadi semudah itu dengan guru satu itu? Tak ada pilihan lain. Setidaknya kalau kerja kelompok bisa open book untuk presentasi.

Di tengah berisiknya para siswa memilih pasangan, Yara hanya diam di bangkunya. Seperti itu lah Yara, sang penonton yang tak kasat mata. Entah ia yang payah dalam bersosialisasi atau teman-teman yang tak tertarik dengannya.

"Sudah semua?"

Mereka yang awalnya berisik spontan menyahut, "sudah, Miss."

Tak mau nilainya yang menjadi taruhan, Yara mengacungkan tangannya. "Saya belum dapat, Miss."

"Kenapa belum? Apa ada yang absen?" bingung Miss Anna.

"Nggak ada, Miss," jawab Raya sigap selaku ketua kelass.

"Ini, Miss. Si Bebek lagi ngebo." Habibi menunjuk Nabil yang tengah tertidur pulas di sampingnya.

"Bebek bisa ngebo, ya?" tanya Jyo yang memiliki rasa penasaran tinggi.

"Menurut lo?" balas Habibi galak. Jyo kembali memanyunkan bibirnya. Kenapa semua orang hari ini salty  padanya?

Miss Anna menghela napas berat dan menggelengkan kepalanya lelah. "Tolong di bangunin anaknya, Habibi."

"Yara sekelompok sama Nabil, yah," ucap Miss Anna pada Yara yang langsung mengangguk. Ia kemudian beralih menatap Nabil yang menguap masih mengumpulkan nyawanya. "Untuk Nabil, nanti tugasnya tanya sama Yara."

"Baik, Miss." Walau tidak mengerti apa yang tengah dibicarakan oleh Miss Anna, Nabil tetap menyahut.

===o0o===

"Kemana sih, tu bocah," gerutu Yara melirik arloji di tangan kirinya.

Yara mondar-mandir di depan perpustakaan LHS menunggu Nabil yang tak kunjung datang. Sebenarnya saat bel tadi dirinya sempat melihat Nabil yang sudah terlebih dahulu meloloskan diri. Namun ia tidak menyangka bila cowok itu akan secepat ini menghilang.

Yara mencoba menghubungi nomor Nabil yang baru saja ia dapat dari grup kelas.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif..."

Forever YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang