Chapter 1

21.2K 990 61
                                    

Suara pantulan basket bergema di sebuah gor sekolah. Aldi kini tengah istirahat setelah usai latihan. Merasakan handphone nya bergetar, ada satu panggilan dari mama nya.

"Aldi, kamu habis dari sekolah, langsung ke rumah mama yah nak." Ujar Hany, Mama Aldi dari seberang sana.

"Oke." Jawaban singkat dari Aldi.

Aldi Mahendra terkenal dengan parasnya yang cool nan tampan. Ia juga pemain basket di sekolahnya. Memiliki tubuh atletis dan juga tinggi. Namun, dibalik semua itu ia juga dikenal suka emosi loh.

Hati-hati kalo berhadapan sama dia, apalagi kalo salah ngomong, bisa diterkam kau.

.

"Kenalin ini anak temen mama, Eza Andika. Mulai sekarang Eza tinggal sama kamu. Karna orang tua mereka barusan meninggal karna kecelakaan pesawat, nak." Ujar Hany, sedikit pilu melihat Eza yang harus ditinggalkan kedua orangtuanya.

Jadi, orang tua Eza itu temen bisnis keluarga Mahendra.

"Ha!? Emangnya dia ga punya keluarga lain apa! Bisa-bisanya mama mungut orang lain buat tinggal sama aku!" Emosi Aldi. "Aku ga suka ada orang lain ganggu hidup aku, kalo mama mau, biar bocah ini tinggal sama mama aja! Aku ga mau dia tinggal di apartemen aldi, ma!"

"Tapi Al, mama kan jarang ada di rumah ngurus perusahaan papa kamu. Kasihan dia gada temennya dong. Bolehin yah nak." Pinta Hany.

"Eemm, ga-gakpapa kok ak-aku sendiri di sini, Tan. Eza berani kok." Eza kini buka suara.

"Tuh dia aja ga keberatan tinggal sendiri! Lagian ngapain sih mama mungut anak orang!" Sarkas Aldi.

"Aldi, jaga omongan kamu, nak." Hanny

"Ma-maaf." Eza nunduk, ia merasa bersalah, ia merasa merepotkan saja.

"Yaudah, mulai besok kamu bisa masuk sekolah, tante udah daftarin kamu. Kamu satu sekolah sama anak Tante yah, nak Eza." Hanny mengelus kepala Eza, ia memperlakukan Eza seperti anaknya sendiri.

Aldi yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas.

Eza tiba-tiba menyodorkan tangannya.

"Kenalin Eza, Ma-mas Al." Eza gugup. Aldi hanya berdehem sebagai balasannya. Dan tak ada balasan jabat tangan dari Aldi. Eza pun menarik tangannya balik.

Dasar manusia Dajjal kau Al. Benci Mimin tuh kalo uke Mimin di giniin.

"Udahkan? Aku mau balik dulu." Hany hanya menggelengkan kepalanya melihat anaknya yang keras kepala.

.

.

Dugh!

"Duhg maaf." Eza tidak sengaja menabrak seseorang. Karna ia lagi bingung mencari ruang guru.

Eza masih nunduk, beberapa detik ia mengangkat kepalanya. Dan ternyata ia menabrak malaikat dari surga. Eh, maksud Mimin tuh seorang siswa laki-laki tampan nan menyejukkan hati.

"Oh Iyah gakpapa kok. Kamu anak baru yah, soalnya Lo gak pernak keliatan sebelumnya." Ujar siswa laki-laki itu.

"I-iyah mas." Eza

"Kenalin nama gue Brian Alvaro, gue kelas 11 IPA, selaku ketos di sekolah ini." Varo memperkenalkan dirinya.

"Eemm, aku Eza. Eza Andika, kelas 10 IPA. Mu-murid baru." Balas Eza.

"Owh okoke. Lo mau kemana kok bingung gitu?" Varo.

"Aku mau nyarik ruang guru, mas." Eza.

"Yaudah gue anterin. Yok!"

ALZA (Aldi ♡ Eza) || END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang