•| 𝙋𝙧𝙤𝙡𝙤𝙜

365 17 1
                                    

»»—— 𝑩𝒆𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒂 𝒎𝒂𝒊𝒏 𝒇𝒆𝒎𝒂𝒍𝒆 𝒄𝒉𝒂𝒓𝒂𝒄𝒕𝒆𝒓 ——-««

𝙋𝙧𝙤𝙡𝙤𝙜
𝑷𝒓𝒆𝒗𝒊𝒐𝒖𝒔 𝒍𝒊𝒇𝒆

▌│█║▌║▌║ - ║▌║▌║█│▌

❝ Saudara sesumpah? ❞

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❝ Saudara sesumpah? ❞

(Name) wanita dengan Surai [h/c] yang tidak lebih dari bawah bahu tertidur lemas diatas tempat tidur rumah sakit

Tangan kanannya yang tersambung dengan selang infusan , dan hidung yang disumbat dengan selang pembantu pernafasan.

Seorang wanita dengan penampilan yang hampir mirip dengan (Name) menghampiri ranjang (Name), sesekali melirik ke arah selang infus dan selang pembantu pernafasan yang dipasangkan pada (Name)

"Bukan kah kau terlalu lelah bertahan disini (Name)? Kau lebih suka dijemput oleh malaikat maut atau ibumu ini yang mengantarmu kesana?"

Tangan dengan sedikit kerutan itu mengusap punggung tangan milik (Name) yang dibaluti perban kecil dan plester untuk membuat selang infus tetap pada tempat saat pasien bergerak

"Ayahmu lebih memilih ibumu ini untuk mengantarkanmu ke surga, kau keberatan?"

"Haha, maaf-maaf ibu lupa kalau kamu sedang tak sadarkan diri, untuk apa bertanya"

Dengan kasar wanita menarik selang berserta jarum yang terpasang ditangan kanan milik (Name).

Dalam tidurnya (Name) meringis kesakitan saat selang dan jarum yang ditarik dari punggung tangannya ditarik dengan kasar, setetes darah keluar dari tempat jarum infus yang dicabut

"Ibumu ini sangat menyayangi mu tahu?"

Kedua ibu dan anak itu menyatukan dahinya, Kilauan kejam di mata coklat dari sang ibu membuat suasana terasa mendingin dan tegang

"Ibu dengan senang hati menerima jemputanmu dan bertemu di surga nanti"

"Hah.. karna itu jadilah anak baik dan jemput ibumu di surga nanti"

Tangannya meraih selang pembantu pernafasan yang terpasang di hidung (Name), dalam heningnya ruang rawat

Tak lama suara dari monitor TTV  berdering dengan nyaring yang membuat telinga sakit.

Irama jantung yang kian berdetak dengan cepat, suhu dan tekanan darah yang rendah lalu pernafasan yang kian menipis dan jarang-jarang menjadi pemicu suara dari monitor TTV

Para suster yang melewati ruang (Name) berlarian mencoba mencari dokter untuk menangani keadaannya saat ini

Sang ibu dari gadis yang terbaring dengan nafas tersengal-sengal itu hanya tersenyum setelah melihat suster yang berusaha mengambil alat pemicu detakan jantung

Douluo Dalu: Become a main female characterWhere stories live. Discover now