Draco melenguh pelan, merasakan kepalanya yang terasa sangat berat. Tentu saja, tadi malam ia banyak minum bersama teman-teman satu asramanya.
Ia bangkit berdiri dengan perlahan, lalu berjalan menuju asramanya. Namun tak lama, ia mengingat sesuatu hal yang sangat penting. Pemuda itu, beserta kedua temannya lupa untuk menghapus ingatan anak Slytherin yang lainnya.
Dengan cepat ia membangunkan Theo dan Blaise. "Hey, payah, bangun!" Draco berseru pelan, seraya menggoyang-goyangkan tubuh kedua pemuda itu.
"Hngg, sebentar." Theo melenguh.
"Sick of you two." Draco berdecak pelan, seraya menepuk kepalanya.
Kekesalannya yang sudah memuncak, membuat Draco mengarahkan tongkatnya ke arah kedua pemuda yang tengah tertidur pulas di hadapannya, lalu ia merapalkan mantra yang memberi efek kejut kepada keduanya.
Seketika kedua pemuda itu terbangun, seraya berteriak dengan lumayan kencang. Dengan sigap, Draco menutup mulut kedua pemuda itu dengan kedua tangannya.
"Shut your mouth." Bisiknya dengan nada kesal, lalu melepas dekapan tangannya pada mulut kedua pemuda itu.
Theo dan Blaise menghela lega nafas mereka.
"It hurts." Bisik Theo dengan terengah-engah.
"I'll hurt you more if you still sleep." Draco berbisik sinis.
"Stop it. You really wanna make them forget what we told, right?" Blaise melirik ke arah Draco. "So, let's start it as soon."
.
Di hari libur ini, merupakan waktu yang pas bagi Hermione untuk menghabiskan waktunya seharian di perpustakaan.
Satu hal yang membuatnya senang, ketika waktu libur seperti ini, perpustakaan tidak akan ramai seperti biasanya. Cukup tenang baginya untuk merasa tenang sembari membaca buku-buku di sana.
Ia berjalan menuju rak buku yang dipenuhi oleh novel romansa, mulai dari novel yang dikarang oleh muggle, hingga novel yang dikarang oleh penyihir.
Ia mencari-cari buku yang tepat untuknya, hingga mendapat suatu buku yang cocok dengannya.
Paragraf demi paragraf pada buku itu ia baca dengan seksama. Terlebih lagi perpustakaan yang sepi membuatnya bisa membaca dengan tenang, bahkan sekarang hanya ada dirinya di sana. What a wonderful world.
Selang beberapa saat, Hermione mendengar dentuman langkah kaki beberapa orang yang memasuki perpustakaan. Ia menghiraukannya.
Pasti hanya beberapa murid lain yang ingin membaca buku juga, pikirnya dengan rasa tidak peduli.
Langkah kaki itu semakin dekat ke arahnya, hingga ketika ia dapat melihat tiga pemuda bertubuh tinggi di hadapannya.
Ketiga pemuda yang berasal dari asrama Slytherin.
"Sudah kuduga dia disini." Theo berseru. "Tebakanku benar bukan?" Ia melirik ke arah Draco.
Draco menyenggol pelan tubuh Theo, dan berusaha untuk tetap terlihat cool di hadapan pujaan hatinya.
Hermione menutup bukunya, dan menatap ke arah ketiga pemuda itu. "Jarang sekali menjumpai kalian di sini." Ia berseru pelan.
"We—we would like to—to." Blaise terbata-bata.
"Tentu saja membaca buku, payah!" Draco berseru kencang.
"Sssttt." Hermione meletakkan telunjuknya di bibirnya. "Diam, atau kita akan mendapat amukan dari Madam Pince."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable.
Fiksi PenggemarMalfoy-Granger Pureblood-Muggleborn Berasal dari dua latar belakang yang sangat berbeda. Terpisah oleh banyak dinding tinggi nan kokoh, nevertheless this story will be so unforgettable. Perhaps, perhaps, and perhaps-.