00.1 - Datang dan Pergi.

30 30 58
                                    

"Hal paling menyakitkan adalah ditinggalkan oleh seseorang yang tidak bisa kembali lagi kedalam kehidupan"
- Hanin Hanggita.

Pagi ini matahari bersinar terang, cahaya nya menyoroti jendela kamar gadis yg sejak tadi sedang menuliskan sebuah karangan karangan indah didalam buku tulis yg ia buat sendiri dengan judul "Kamu dan Kenangan".

"Bahkan sampai saat ini, Aku masih merindukanmu" akhir kata dari sebuah kata pagi ini.

Hanin tersenyum ikhlas, namun masih selalu merindukannya. Andaikan tau rasa sakitnya bagaimana rasanya ditinggal seseorang dan dia tak akan pernah bisa kembali, dia pergi dan tak akan pernah bisa kembali.

Hanin membuka jendela kamarnya, cahaya matahari pagi masuk menyoroti semua ruangan, cuaca pagi yg cerah namun tidak dengan perasaaannya. Suasana masih sendu ini adalah hari ke 100 ia ditinggalkan oleh orang yg dia sayang.

"Hidup terus berjalan, walaupun tanpanya" kata Hanin dalam hati sambil meratapi beberapa foto polaroid yg ia pajang di dinding kamarnya.

Bunyi suara motor terdengar dari depan rumah Hanin, pagi ini Hanin sendirian dirumah, sejak tadi malam Ayah, Ibu dan Kakak nya pergi ke Bandung. Karna ada acara keluarga disana, namun Hanin memilih tidak ikut karena hari ini ia akan kesekolah untuk mengikuti Ekstrakulikuler Basket.

"Haninn" suara dari pintu depan terdengar disertai dengan suara ketukan pintu.

Hanin segera bergegas, ia sudah siap dengan memakai baju olahraga sekolah dan membawa beberapa barang didalam tasnya, Rambut hitam panjang nya digelung, Cantik.

"Hai" jawab Hanin membuka pintu sambil memberikan senyum.

"Udah siap?" tanya Naya teman dekat Hanin.

"Udah" Hanin tersenyum.

Mereka berdua pun melaju menaiki motor, matahari semakin terik terbayang panas nya lapangan sekolah siang ini, namun sudah terbiasa. Sejak dulu kelas 1 SMP, Hanin, Naya, dan Rassya sudah mengikuti ekskul basket, awalnya Hanin menolak namun Rassya meyakinkan bahwa bermain basket itu seru, Hanin sempat trauma karena terlempar bola basket oleh Rassya, namun akhirnya Hanin mengikuti Ekskul basket di SMP, bahkan sampai saat ini Rassya sudah meninggalkannya pun Hanin masih tetap mengikuti basket, walaupun ini sangat meningatkan nya pada Rassya yg telah pergi dan sekarang sudah berbeda dunia dengan Hanin.

Pintu Gerbang SMAN 01 Jakarta terbuka lebar, parkiran ramai dipenuhi kendaraan kendaraan, beberapa siswa sudah menunggu dibawah pohon mangga untuk melaksanakan ekskul basket, ada juga Geng basket lelaki yg sudah lebih dulu memainkan bola basket.

Hanin dan Naya baru berjalan menuju lapangan, tadi mereka mampir dulu ke Indomart untuk membeli air minum, dan sedikit cemilan.

"Nay, itu anak kelas 12?" tanya Hanin sambil memerhatikan kumpulan lelaki yg sudah lebih dulu memainkan basket.

"Iya, kamu gak kenal emang nya? Mereka famous banget loh padahal!" seru Naya.

"Famous? aku gatau, malahan baru liat perasaaan waktu itu gak ada deh Nay" gumam Hanin.

"Waktu itu sih emang gak ada, soalnya mereka ikut wakilin sekolah buat Lomba Basket Antar kota, dan katanya menang paling nanti tanding lagi, mereka juga gabakal muncul" jelas Naya panjang lebar.

Handitto ( Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang