Jangan lupa comment yang banyak ya ^^
"na, aku lupa bilang kalo cafe ada yang booking buat acara ultah. dari sore sih sampe jam 9 an, cuma bahan bahan di dapur kurang deh sama si klien yang mesen tempat minta dimasakin makanan berat kayak pasta gitu. aku mau belanja tapi hari ini aku ada fitting baju sama kak Mark" ucap Haechan risau.
"oke oke coba kamu tenang dulu echan. coba aku liat list kebutuhan nya sama apa aja yang diminta, eh yang dateng kira kira berapa ya?" Jaemin mengambil alih Tablet milik haechan dan melihat lihat planning acara ulang tahun kliennya.
"sekitar 80 orangan deh" Jaemin mengangguk paham.
"yaudah, biar aku yang handle ya? Somi sama Minju kan masuk tuh jadi aku nggak sendirian. kamu siap siap aja gih, masa calon pengantin gak ikut fitting." Jaemin mengelus punggung Haechan guna menenangkan.
"kamu bener gapapa na?" Jaemin mengangguk meyakinkan Haechan.
"Yaudah aku berangkat dulu ya? pake kartu ini aja ya belanjanya.. sama kalo kamu mau beli apa apa pake ini aja oke? jangan sungkan." setelahnya Haechan pergi meninggalkan Jaemin dengan segudang pekerjaan.
pasalnya cafenya saja belum ditata untuk acara, belum lagi membuat beberapa makanan dan minumannya. Jaemin menghela napas sebentar lalu menyemangati dirinya sendiri. ia bangkit lalu pergi menuju pantry dimana ada Somi dan Minju.
"Somi, Minju aku bisa minta tolong? kita ada acara darurat nih buat jam 5 nanti cuma ini mendadak banget. boleh tolong tatain meja dan kursinya? sama tolong buatin desert mini 85 buah ya? Minju bisa?" Tanya Jaemin. awalnya memang agak berat dikerjakan bertiga mengingat cafe milik Haechan hanya memiliki tiga pegawai. namun mereka meyakinkan diri pasti bisa.
Minju sendiri merupakan mahasiswa Tata boga serta memiliki sertifikat kursus khusus baking and pastry, jadi kemampuannya tidak diragukan lagi.
"Somi seperti biasa ya? Jagoan dekor kita hehe" kalau Somi, dia anaknya kreatif dan aestetik. biasanya setiap ada yang booking cafe untuk acara Somi yang akan mendiskusikan tema yang bagus dan mendekor cafe secantik mungkin.
"siap kak nana!" setelahnya mereka mulai melakukan pekerjaan masing masing. Jaemin pergi keluar menggunakan mobil Haechan yang sengaja ditinggalkan untuk dirinya berbelanja. Jaemin mulai berbelanja dari supermarket dan dibantu dengan pesan online yang langsung sampai dalam 1 jam untuk mengurangi waktu yang terbuang karena harus mencari cari barangnya.
time skip.
Jeno memasuki apartemennya dan menyeritkan dahinya heran karena lampu apartnya belum menyala pertanda tidak ada orang didalamnya. ia melirik arlojinya yang sudah menunjukkan pukul 11 malam namun Jaemin belum pulang juga dari cafe. Fyi cafe Haechan tutup pukul 10 ya.
Jeno melepaskan jas nya dan melonggarkan dasinya lalu megambil handphonenya untuk menelepon sahabatnya. Jeno menunggu beberapa saat namun sayangnya bukan Jaemin yang membalas melainkan operator. hingga 5 kali ia menelepon tapi tak kunjung tersambung akhirnya ia memutuskan menelepon calon kakak iparnya yaitu Haechan.
"halo chan"
"halo Jen, kenapa?"
"Jaemin ada sama lu?"
"nggak tuh"
"kok jam segini belum pulang ya? cafe emang masih buka?"
"enggak sih,
eh iya dicafe hari ini ada birthday party gua lupa bilang. emang dadakan sih. apa si nana masih beres beres ya?"
"gimana sih? udah malem bukannya disuruh pulang. kan bisa besok beresinnya."
"ya maap Jen, gua kan abis fitting baju sama kakak lo jadi lupa"
"yaudah gua mau jemput nana dulu"
Jeno langsung mematikan sambungannya sepihak tanpa menunggu jawaban dari Haechan. tanpa ganti baju, Jeno langsung menyambar kunci mobilnya dan bergegas menjemput simanis pulang.
untungnya cafe Haechan tidak terlalu jauh jadi tidak memakan waktu yang lama hanya 10 menit saja. Jeno memarkirkan mobilnya dipinggir cafe dan benar saja, cafe yang biasanya jam segini sudah gelap gulita nyatanya masih menyala terang.
Jeno keluar dari mobilnya dan bergegas memasuki cafe tersebut.
"selamat datang mohon maaf kak kami sudah tu-" ucap Jaemin yang tiba tiba terhenti karena menyadari 'pelanggan' yang datang adalah Jeno.
"loh, Jeno? ngapain disini?" tanya bingung. Jaemin yang tengah mengepel lantai langsung menhampiri sang sahabat.
"harusnya gua yang nanya kenapa lo masih disini? ini udah jam 11 dan lo belum pulang"
"ah, itu.. tadi habis ada pesta disini makanya pulangnya telat. maaf ya gak ngabarin dulu" Jaemin menggaruk tengkuknya canggung.
"iya. ayo pulang!" Jeno menarik tangan Jaemin mengajaknya pulang namun Jaemin menahan dirinya sendiri.
"eh, aku belum selesai. kalo mau pulang duluan, pulang aja Jeno. pasti capek ya habis rapat seharian?" Jaemin melepaskan tangannya dari cengkraman Jeno lalu beralih mengelus pelipis serta rambut si dominan.
Jeno yang mendapatkan perlakuan seperti itu refleks memejamkan matanya menikmati sentuhan Jaemin. memang sudah jadi kebiasaan kalau Jeno lelah atau dalam kondisi tidak baik, Jaemin akan dengan senang hati mengelus dan memeluk sahabatnya itu. Jeno juga sangat menikmati perlakuan Jaemin yang selalu memanjakan dirinya bahkan kadang Jaemin juga mengecup pelipis atau pipinya sebagai hiburan.
"pulang duluan gih, bersih bersih terus tidur." suruh Jaemin.
"gak. ayo pulang bareng." tolak Jeno.
"aku masih harus beresin ini Jeno." tiba tiba saja Jeno mengangkat tubuh Jaemin ke gendongannya.
"JENOOO" secara refleks Jaemin mengalungkan tangannya dileher Jeno.
"pulang sekarang. besok aku panggil cleaning servis buat bersihin" Jeno langsung menggendong tubuh Jaemin menuju mobilnya, tak lupa mematikan dan mengunci pintu cafe tentunya.
"Tidur sama aku ya malem ini? mau tidur sambil peluk." ucap Jeno ketika sudah sampai diapatermen mereka.
"iyaa.. aku ke kamar dulu tapi ya mau mandi sekalian ganti baju." Kamar Jeno dan Jaemin itu beda ya guys, di apart ada dua kamar jadi mereka tidur misah.
keduanya memasuki kamar masing masing dan membersihkan tubuh mereka setelah seharian beraktifitas. Jaemin memilih untuk berendam sebentar sementara Jeno hanya mandi biasa lalu menyiapkan tempat tidurnya untuk tidur berdua dengan Jaemin.
setelah merasa cukup rileks, Jaemin segera menuntaskan acara mandinya dan berpakaian lalu pergi kekamar Jeno untuk tidur bersama. dilihatnya Jeno yang sudah merebahkan tubuhnya dikasur sembari memainkan handphonenya. jeno yang tersadar bahwa Jaemin sudah berada dikamarnya langsung tersenyum dan menepuk space kosong dikasurnya.
Jaemin naik ke kasur Jeno dan pinggangnya langsung diterjang oleh sibungsu Jung. Jeno merapatkan tubuhnya dengan tubuh Jaemin lalu mendekap pria mungil disampingnya dengan kaki serta tangannya.
Jaemin juga membalas pelukan Jeno sembari mengusap punggung Jeno. "kamu hebat, Jeno. You did well. terimakasih sudah berjuang hari ini" itulah mantra yang selalu diucapkan Jaemin pada Jeno. kalimat penenang sekaligus penyenang untuk harinya yang berat.
☆ T B C
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend With Benefit | [NOMIN] END✅
Любовные романы[Friend with benefit] Jeno dan Jaemin merupakan dua sejoli yang sudah bersahabat sejak lama. Namun ketika dewasa semua berubah menjadi 'lebih'