Jangan lupa comment yang banyak ya^^
Waktu berjalan hingga kini menunjukkan pukul 12 siang. Jaemin lelah setelah digempur Jeno namun dirinya tidak bisa memejamkan matanya. Kini ia berada didalam dekapan Jeno, bersandar didada bidang sang dominan.
"Kenapa hm?" Tanya Jeno.
"Kamu.. gak pake pengaman jen?" Tanya Jaemin karena ia merasa perutnya penuh dan menghangat.
"Nggak." Jaemin melotot dan berusaha melepaskan diri dari dekapan Jeno.
"No lepas dulu, aku harus minum pil kb nya. Kamu keluar didalam Jeno.. " ucap Jaemin.
"Gak perlu. Kamu gak usah minum pil itu lagi." Sahut Jeno.
"Kalo aku gak minum, aku.. Aku kemungkinan bisa hamil" lirih Jaemin.
"Sengaja. Aku mau ada little Jeno disini." Ucap Jeno sambil mengusap usap perut rata milik Jaemin.
"Jen.."
"Ayo nikah, Na." Kata Jeno tiba tiba.
"Ayo nikah. Ayo kita bangun keluarga kecil yang harmonis. Aku, kamu, dan calon anak kita nanti." Ucapnya sambil menyatukan kening mereka. Hidung mancungnya saling bersentuhan.
"Aku gak pantas buat kamu Jeno." Lirih Jaemin.
"Aku.. Cuma anak yatim piatu lulusan SMA. Aku gak sebanding sama kamu jen. Lagipula bubu dan daddy sudah menjodohkan kamu Jeno."
Jeno menatap lekat wajah Jaemin yang kini tengah menunduk.
"Kamu pantas Jaemin. Bahkan yang pantas sama aku cuma kamu. Kamu udah lebih dari cukup buat aku. Cuma kamu yang tahan sama sifat brengsek aku, aku bener bener sayang sama kamu Jaemin.""Nikah sama aku ya, sayang?" Jeno mengecup dahi Jaemin lama.
Sekilas Jaemin mengangguk namun Jeno dapat merasakan anggukan itu. Ia mengeratkan pelukannya pada simanis dan tak henti memberikan kecupan di pucuk kepala Jaemin. Jeno merasakan basah di dadanya, Jaemin nya menangis.
Sudah tigapuluh menit setelah acara nangis Jaemin. Mereka berdua hanya berdiam sambil memperhatikan satu sama lain. Jaemin salah tingkah sendiri karena Jeno tak henti henti menatapnya sambil memainkan rambutnya.
"Jeno.."
"Hm? Kenapa sayang?" Pipi Jaemin menghangat.
"Akunya jangan diliatin terus :( " Jeno terkekeh.
"Habisnya calon istri aku cantik banget sih" lagi, pipi Jaemin semakin memerah.
"Aku mau tanya deh na, kamu suka aku dari kapan?" Jaemin melotot kaget.
"Jeno tau dari mana aku suka Jeno?"
"Gak sengaja denger kamu teleponan sama Haechan kan.." Jawab nya.
"Ah.. itu"
"Dari kapan?" Tanya nya lagi.
"Emm dari kelas 12.." gantian Jeno yang melotot.
"Serius? Itu lama banget.." Jaemin terkekeh lalu mengangguk.
"Aku brengsek banget ya na? Pasti selama ini kamu sakit banget ada disamping aku.." ujar Jeno.
"Gapapa kok, aku paham karena kamu kan gak tau perasaan aku" Jaemin kini ikut memainkan rambut Jeno.
"Setelah ini, biar aku yang berjuang ya? Berjuang buat kita, berjuang buat bahagiain kamu.."
"Kita berjuang sama sama Jeno."
Beberapa waktu berlalu..
Sejak hari dimana Jeno melamar Jaemin, sang dominan semakin menempel dan manja. Kamar mereka pun sekarang jadi satu karena seminggu setelah melamar Jaemin, Jeno langsung melaksanakan pertunangan dan pindah dari apartemen ke rumah yang memang ia siapkan untuknya dan pasangannya.
Jeno juga semakin perhatian dan memanjakan Jaemin. Ia sering memberikan kejutan dan hadiah hadiah kecil untùk Jaemin. Jeno pun terang terangan menebar kemesraannya dengan Jaemin dimuka umum. Contohnya seperti sekarang.
"Sayang!" Teriak Jeno. Kini Jaemin tengah berada di resepsionis perusahaan Jeno untuk mengantar makan siang.
"Jeno. Aku bilang jangan manggil gitu kenceng kenceng ah, malu." Rengek Jaemin pelan ketika Jeno sudah ada disampingnya, memeluk pinggangnya posesif.
Karyawan disana memekik gemas melihat interaksi bos mereka. Jaemin memang humble sekali, karyawan karyawan perusahaan Jung sangat menyukainya. Ya walaupun mereka sebenarnya sudah kenal Jaemin sebagai sahabat Jeno sebelumnya.
"Misi pak Jaemin, ini mau ditaruh dimana ya?" Dua orang satpam datang dengan kardus besar.
"Ah iya taruh sini aja pak, bapaknya jangan lupa ambil ya.." suruh Jaemin.
"Wah terimakasih pak Jaemin."
"Kak aku minta tolong bagiin makanannya ke karyawan lain ya?" Ucapnya pada orang resepsionis.
"Ah terimakasih banyak pak Jaemin."
"Yuk sayang, kekantor aku." Ajak Jeno. Setelah pamit pada resepsionis.
"Lunch kali ini kamu bikin apa?" Tanya Jeno.
"Aku lagi coba bikin mentai cake sih buat dicafe, biar ada varian cake gurih nya.. Aku bawain kamu itu, mau coba?" Jeno mengangguk semangat.
Fyi aja setelah acara tunangan, Jaemin akhirnya membuka cafe cake sendiri berkat hadiah dari Jeno dan keluarga Jung. Jeno selalu jadi orang pertama yang akan nyobain semua eksperimen cakenya Jaemin. Ia selalu percaya dengan masakan kekasihnya.
Balik lagi ke kegiatan makan siang mereka, Jaemin membuka kotak bekalnya.
"Wah kayaknya enak banget.." Ucap Jeno.
"Nih dicoba dulu.." Jaemin menyendokkan mentai tersebut lalu menyuapkannya ke Jeno.
"Emm.. enak banget sayang." Puji Jeno.
"Salmon nya tuh pecah banget dimulut, gurih nya pas. Isiannya juga enak." Sambungnya.
"Beneran?"
"Iyaa!" Mereka pun tertawa dan lanjut menyelesaikan makan siangnya. Setelah selesai, mereka memakan dessert penutup yang dibawa oleh jaemin dari tokonya.
"Nanaa.." panggil Jeno.
"Ya?"
"Ayo nikah."
"Hah?" Jaemin kaget.
"Kita udah tunangan, kita udah sama sama nyaman sekarang. Aku mau jadiin kamu milik aku seutuhnya. Aku mau kita terikat dihubungkan yang sah." Jelas Jeno sambil menatap Jaemin lekat.
Jaemin sendiri terus menatap mata Jeno mencari kepastian bahwa laki laki didepannya serius. Jaemin menghela napas memantapkan hatinya.
"Iya Jeno, ayo kita nikah."
Jeno bahagia bukan main, ia mengangkat Jaemin kepangkuannya dan memeluknya erat sembari mengucapkan terimakasih. Jaemin terkekeh bahagia melihat tingkah Jeno.
Baginya, Jaemin adalah dunianya. Nafasnya. Ia benar benar tidak bisa membayangkan hari harinya tanpa sosok manis yang selalu ada untuk dirinya.
Jeno adalah dunianya Jaemin,
begitupula Jaemin yang menjadi dunianya Jeno.
☆ E N D ☆
Terimakasih sudah membaca short story buatan aku hehe^^
Menurut kalian gimana? Suka gak hehe.. Ayo review cerita ini.
Mohon maaf kalo semisalnya masih kurang seru dan banyak salah
Aku berniat buat short story kalo senggang dan belum ada project long story, Yay or Nay?
Pokoknya terimakasih sudah membaca^^ jangan lupa isi secreto aku hehe
Sampai jumpa di next story👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend With Benefit | [NOMIN] END✅
Romantik[Friend with benefit] Jeno dan Jaemin merupakan dua sejoli yang sudah bersahabat sejak lama. Namun ketika dewasa semua berubah menjadi 'lebih'