✨🗡️- Happy reading! --o0o-
Sudah hal biasa jika dugong satu itu pulang dalam keadaan babak belur seperti itu. Sudah kuduga-duga jika pulang dalam keadaan seperti itu pasti dia pulang keroyokan atau tawuran dengan musuh geng-geng tak jelas.
Sudah berkali-kali aku mengatakan kepada Alvaro supaya tidak mengikuti geng-geng tidak jelas seperti itu tapi tetap saja dasar batu kali, Alvaro tetap kekeuh pada pendirianya. Alvaro itu abang kandungku sendiri. Jabatanya dalam geng nya pun cukup besar. Yang notabene Ketua Geng. Alvaro itu playboy. Dalam satu minggu mungkin dia bergonta-ganti cewek lebih dari 10 kali. Dalam sehari saja mungkin dia sudah menghasilkan dua mantan. Aku mengernyit bingung, Alvaro yang playboy seperti itu bagaimana cewek bisa nempel-nempel dengan abangku yang super playboy ini?. Yup terpecahkan.
Kuakui Alvaro memang tampan. Bahkan aku sendiri kagum dengan ketampanan kakakku sendiri. Juga harus ku beri tahu jika keluargaku, semua memiliki paras yang rupawan. Maka tak heran jika banyak yang berusaha mendekati abangku ini. Walau begitu, Alvaro sangat menyayangi ku sebagai adik. Aku pun sebaliknya. Tak heran kadang sifat overprotective nya keluar kepadaku.
Dan benar sekali, Alvaro tidak pernah menyatakan perasaan duluan. Cewek-cewek mantanya lah yang nembak Alvaro. Kecuali dengan mantanya yang satu ini. Natasha namanya. Salah satu mantan Alvaro yang menjalin hubungan paling lama dengannya yakni pacar dua bulan Alvaro. Yaa memang dia salah satu mantan Alvaro yang masih membekas di hati Alvaro.
Aku tidak pernah menggubris hubungan abangku. Alasanku adalah, percuma aku akrab dengan pacar abangku jika dia playboy sering bergonta-ganti cewek, aku kewalahan mengenal ceweknya. Maka dari itu aku lebih bersifat bodoamat saja.
Setelah Alvaro tiba dirumah, Alvaro mulai turun dari si Hitam nya. Ditempatkannya si hitam Alvaro di garasi luas rumah. Alvaro mulai memasuki rumahnya dengan keadaan babak belur, banyak bercak darah dan jalan sambil tergopoh gopoh.
"Habis tawuran lagi?." Tanyaku. Dan dibalas dengan anggukan saja olehnya. Tak lama dari itu, Alvaro duduk di sofa dan minta tolong kepadaku untuk membersihkan lukanya.
"Sa sini lo." Ucap nya sambil sesekali memegangi pelipis yang mengeluarkan banyak darah.
"Apaan?" Tanyaku . Aku meletakkan buku novel ku lalu bergegas menghampiri Alvaro.
"Tolong obatin luka gue." Katanya.
Lalu aku pergi meninggalkan Alvaro. Sementara itu aku mengambil kotak P3K yang ada di lemari kaca khusus obat-obatan dirumahku. Setelahnya aku bergegas menghampiri Alvaro dan mengobati lukanya.
"Makanya kalo sama cewek setia dong! Kalo lo babak belur kaya gini, bukan gue terus yang obatin, suruh cewek-cewek lo sana! Jadi orang jangan play boy. Gue tau kok lo ganteng. Tapi kalo ganteng terus setia tambah plus-plus kan ketampanan lo?." Gumamku sambil menekan sedikit luka Alvaro setelah selesai mengobati. Alvaro yang kesakitan pun angkat bicara.
"Bacot!." Sanggahnya sambil meringis.
"Sakit bego!! Dasar bayi platypus! Bacot aja. Selagi diberi kelebihan, kita manfaatkan sebaik-baiknya bukan? Gak kayak lo, sok jual mahal sama cowok." Alvaro berdecak sebal atas perlakuan adiknya itu.
"Lo! Heh! Gue tampol luka lo mau? Udah diobatin malah songong ngata-ngatain." Seruku seraya mengangkat telapak tanganku menghadap kepadanya, sambil pergi mejauh dan mulai menaiki tangga.
"Bodoamat." Ucap Alvaro.
Ku balas dengan menjulurkan lidah saja. Aku berdecak sebal kepadanya. Huh sungguh abangku ini sangat mengesalkan. Karna Papa dan Mamaku belum pulang dan mereka tidak dirumah, aku sendiri yang tidak tenang dengan abangku yang belum pulang, Alhasil apa? Aku menunggu kepulangan abangku sambil membaca novel. Tiba-tiba dia datang dengan kondisi seperti itu. Demi mamang cimol depan sekolah. Kesalku bukan main ketika dikata-katai oleh abangku sendiri.
Aku segera ke kamar lalu merebahkan tubuhku di kasur Queen-size yang menjadi surga tersendiri bagiku. Aku memposisikan badanku, lalu menutup mata secara perlahan. Tak butuh waktu lama setelah itu diriku sudah larut di alam mimpi.
-o0o-
Alvaro masih stay di lantai bawah sofa sambil memainkan ponsel. Tiba-tiba Mama dan Papa datang pulang dari kantor. Alvaro duduk dengan hati ketar-ketir lalu meletakkan ponselnya di meja.
"Shit! Kenapa harus sekarang sih?."
Gumam Alvaro sambil berdecih sebal menghadap ke arah lain."Al?"
Makdeg!
Aku tersentak kaget ketika mendengar mama memanggil namaku. Mau tidak mau aku pun menghadap mama sambil menunjukan wajah khas cengiranku.
"Ii-iya ma, dah ya ma Al mau keatas dulu, daaa." Katanya sambil memasang muka nyengirnya. Setelah itu Alvaro lari bangkit dari duduknya dan lari menaiki tangga dengan cepat.
Stella yang masih mematung ditempat kaget dengan wajah anaknya yang babak belur begitu. Bukan yang pertama kalinya jadi Stella tidak heran Alvaro seperti itu, maka dari itu sudah momen biasa Alvaro begitu.
"Anak kamu habis tawuran lagi mas." Gumam stella kepada suaminya.
"Biarin aja. Alvaro itu kuat, biar di puaskan masa-masa remajanya sendiri. Lagi pula aku dulu juga seperti itu. Jika sudah besar nanti dia sadar sendiri." Kata Detra dengan wajah santainya.
"Mas!." Ucap Stella kelewat ngegas sambil memukul pundak suaminya dengan wajah kesal.
Lalu sepasang suami istri paras rupawan itu mulai berjalan ke kamarnya untuk istirahat. Karna hari sudah malam, belum lagi besok ada rapat bisnis di luar negeri selama beberapa bulan kedepan. Anaknya tidak heran memiliki orang tua super sibuk seperti Detra dan Stella. Tetapi Alvaro dan Carissa sangat pengertian dengan kesibukan orang tuanya. Tak dapat dipungkiri jika kedua anak itu sudah biasa tinggal dengan pembantu-pembantu yang dipekerjakan dirumahnya oleh Detra.
--🔥See u next chapter🔥⛏️
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO - Badboy✔️
Teen FictionDia seorang yang mampu memenangkan hatiku dan juga musuh bebuyutan kakakku Dan Apa jadinya ketika kita memendam perasaan selama ±4 tahun sendirian dan tak terkunjung terbalas? Memendam perasaan yang notabene kakak kandung sahabatku sendiri sangat m...