3. Gue bunuh lo kalau bikin gue telat!

5 0 0
                                    

--🗡️🔥Happy Reading!!

Aku yang buru-buru akan berangkat lebih pagi dari biasanya, dan pagi ini bisa-bisanya bayi platypus itu masih rebahan di kamarnya. Segera ku hampiri kasurnya lalu ku angkat tubuhnya.

"Sa!." Seru kakakku tidak sabar.

"Cepat bangun!."

Bersamaan dengan itu jam weker kamarku yang sudah berbunyi. Aku yang terganggu mengeluarkan jerit frustasi. Aku meraba-raba meja kecil samping ranjang queen size ku untuk mematikan jam weker milikku yang berbunyi dengan suara nyaring nya. Arghhhh menganggu waktu tidurku saja. Aku berpikir, aku bahkan bangun lebih pagi dari jam wekerku. Siapa yang mengubahnya? Oh aku tidak habis pikir. Siapa lagi kalau bukan Alvaro?

Sejenak suasana hening. Namun tiba-tiba, aku merasa tubuhku terangkat ke udara. Aku yang sadar lalu membuka mata segera menyadari bahwa aku sekarang berada dalam gendongan Alvaro.

Aku memberontak. "Alvaro!" Seruku. "Turunin nggak!" Ucapku sambil meronta-ronta minta dilepaskan.

Ia tidak mempedulikanku. Dia terus saja berjalan ke kamar mandi lalu melemparku kesana.

"Aduh!." Keluhku begitu kakiku menyentuh lantai kamar mandi yang dingin.

"Mandi sekarang!" Perintahnya
"Gue bunuh lo kalau sampai bikin gue telat!."

Astaga dragon. Aku bergidik ngeri sendiri mendengarnya. Pagi-pagi begini aku sudah mendapatkan ancaman pembunuhan. Dari kakakku sendiri pula. Apa boleh buat? Aku segera menurutinya untuk cepat-cepat mandi. Aku tidak ingin membuatnya marah.

Selesai mandi, aku sibuk berdandan. Dan keluarlah jiwa kepedeanku. Aku menatap cermin terpantulah banyangan seorang cewek cantik berusia 16 tahun berkulit putih, berambut ombre hitam pekat tanpa semir dibawah bahu dan mempunyai wajah berbentuk hati. Aku menyisir rambutku yang panjang dan aku berpikir untuk menguncirnya. Aku terkejut bukan main ketika mendengar pintu kamarku di gedor-gedor dengan keras. Memang terdengar biasa bagi dugong besar itu, tapi nyaris membuat jantungku keluar dari rongga dada.

-o0o-

Karena gedoran tadi, aku lebih cepat menyelesaikan dandananku sebelum keluar menuju ruang makan. Di sekeliling meja makan saat ini sudah ada Mama, Papa dan Alvaro. Alvaro sudah nyaris menghabiskan sarapan ketika aku duduk disebelahnya. Dengan perlahan aku mulai menyendok bubur ayam yang tadi telah mama siapkan. Mata Alvaro kian melotot kearahku.

"Kalau lo makan kayak siput gitu, lo bakal bikin gue telat." raungnya.

"Gue kan nggak bisa makan cepat-cepat kayak lo." balasku.

Untung ada Mama menengahi. "Sudah Varo, biarkan adikmu makan dulu." Katanya. "Lagi pula biasanya kamu kan juga gak peduli kalau telat."

"Iya!." Dukungku sambil aku mengunyah bubur ayam. "Lo kan rajanya telat."

"Ada yang mesti gue urus pagi ini." gumam Alvaro dan tidak menjelaskan lebih lanjut.

Akhirnya aku bisa makan dengan tenang. Aku hanya mendengarkan sesekali ketika Mama memarahinya karena tidak memakai seragam dengan rapi.

Alvaro memang tampil urakan. Seragam nya yang tidak pernah dimasukkan. Dan dua kancing teratas yang dibiarkan terbuka. Banyak cewek yang suka Alvaro. Hal itu menguntungkan karena dia playboy . Entah sudah berapa banyak cewek yang dia pacari lalu ia campakkan begitu saja.

ALVARO - Badboy✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang