[ 12 ] Problem.

192 40 102
                                    

"Hyung?" Mark yang baru keluar dari kamar mandi pun spontan menoleh ke arah suara itu, saat dia mengetahui siapa orang itu, Mark berdecih dan membalikkan badan nya untuk segera pergi dari sana. Sungguh, Mark sangat muak dengannya.

"Hyung, kau disuruh oleh appa untuk menjemput gadis itu di bandara." Mark menghentikan langkahnya, "Bukan nya itu tugasmu? dan berhentilah memanggilku dengan panggilan hyung, aku bukan hyung mu!" Jawab Mark tanpa membalikkan tubuhnya. Orang yang dibelakang Mark itu terkekeh dan menggelengkan kepalanya, memang sudah biasa sikap Mark seperti itu padanya.

"Sayang sekali, aku sudah bilang pada appa bahwa aku ada pelajaran yang tidak bisa ku tinggalkan. Jadi, appa sudah izin kepada sekolah atas namamu." Jelas pemuda itu. Mark yang sudah berjalan beberapa langkah darinya pun terhenti. "Apa katamu?!"

"Kau- Lee Minhyung, diminta appa mu untuk menjemput gadis itu." Ucap pemuda itu dengan penekanan setiap katanya. Mark membalikkan badan, berjalan ke arah nya lalu menarik kerah bajunya. "KAU?!" baru saja Mark ingin memukulnya namun ponsel nya berdering, Mark segera menerima panggilan itu.

"Kau? kenapa harus aku yang menjemputnya?!" Teriak Mark tanpa basa basi.

"Bersikap sopanlah kepada appamu, Lee Minhyung. Bukan nya ini sudah masuk jam istirahat sekolah? Jemput dia sekarang." 

"Ck, cepat hubungi pihak sekolah dan ubah namaku menjadi bajingan brengsek itu. Biarkan dia yang menjemputnya."

"Apa-apaan panggilanmu kepada adikmu? Adikmu tidak bisa menjemputnya karena ada pelajaran yang tidak bisa dia tinggalkan."

"Persetan! dia bukan adikku! aku tidak mau tau dan tidak akan pergi!"

"Oh? Kalau begitu biarkan appa yang akan turun tangan untuk-" Mark mengeram kesal, apa-apaan itu? appa nya selalu mengancam seperti itu.

"Baiklah, baiklah! Aku akan ke bandara sekarang, kau puas?!" Setelah berkata itu, Mark langsung mematikan panggilan di ponselnya sepihak, Mark menatap kesal pemuda yang kini malah tersenyum licik. Dengan tergesa, dia lari ke kelas untuk mengambil barang-barangnya dan ke tempat parkir untuk mengambil mobilnya lalu segera menjemput seseorang yang ada di bandara itu

✧ ✦ ✧

"MARK!" Seorang gadis dengan rambut terurai membawa koper nya dan menghampiri Mark yang berdiri di depan mobilnya masih menggunakan seragam sekolah sambil memainkan ponselnya. Gadis itu memeluk Mark dengan erat sedangkan yang dipeluk malah berusaha menjauhkan tubuhnya dari Gadis itu.

"Apa-apaan kau?! lepaskan, Yeri!" Ucap Mark yang langsung dilepaskan oleh gadis yang dipanggil Yeri itu. Mark membawa koper Yeri ke bagasi mobilnya setidaknya dia bukan laki-laki yang kejam.

"Mark, kau tidak merindukan aku?" Tanya Yeri sambil mengekori Mark dari belakang.

"Ck, cepat naik!" Mark menghiraukan pertanyaan dari Yeri, kini Mark sudah duduk dikursi kemudi. Di susul oleh Yeri yang duduk disebelah kursi kemudi.

"Mark, terima kasih sudah mau menjemputku. Hahaha, aku pikir kau sudah tidak ingin menemuiku lagi." Mark tetap fokus pada jalanan di depan. Pikirnya, jalanan di depan sana yang dipenuhi oleh mobil-mobi lebih menarik daripada harus melihat dan menanggapi pertanyaan dari gadis yang kini sedang duduk di sebelahnya.

"Mark, ada yang mau ku jelaskan padamu. Yang waktu itu-" Ucap Yeri terpotong karena Mark malah membesarkan volume radio mobilnya. Seakan-akan memberi sinyal menyuruh orang yang di sebelahnya untuk berhenti berbicara kepadanya. Yeri bukan termasuk salah satu gadis yang tidak peka dengan keadaan sekitar. Jadi ia langsung menghentikan ucapannya.

✧ ✦ ✧

"Appa, Eomma. Aku sampai!" Yeri masuk mendului Mark yang dibelakang mengambil koper Yeri. Yeri disambut dengan pelukan hangat dari Tuan Lee.

"Yeri, senang bertemu denganmu lagi. Appa merindukanmu." Appa Mark dan Appa Yeri berteman akrab, bahkan jauh sebelum mereka mulai mendirikan perusahaan masing-masing yang kini telah bekerja sama dengan baik. Yeri dan keluarga Mark sangat dekat, ah maksudku dengan appa Mark. Appa Mark juga yang menyuruh Yeri untuk memanggilnya dengan sebutan appa dan eomma saja.

"Oh Yeri? apa kabar?" Tanya Eomma Mark yang baru saja datang dari arah dapur. Yeri langsung memeluk eomma Mark dengan erat. "Kabar baik, Eomma."

Mark memasukki rumahnya dengan koper di tangannya. Yeri yang melihat itu pun langsung menghampiri Mark, sambil tersenyum dengan manisnya. Namun, Mark sama sekali tidak menatapnya sejak menjemput Yeri dari bandara tadi.

"Mark, antarkan Yeri ke kamarnya." Perintah appa Mark, Mark menatap appa nya yang duduk dengan tatapan yang tajam.

"Bukannya dia mempunyai dua kaki untuk bisa berjalan dari sini sampai ke kamar itu?" Ucap Mark yang membuat Tuan Lee itu bangkit dari tempat duduknya. "Lee Minhyung!"

"Dia saja bisa pergi sendirian dari Kanada sampai ke sini, ke kamar yang jaraknya hanya beberapa langkah dari sini harus di antar?" Yeri menghela napasnya, dia pikir keluarga Lee ini berubah selama dia tinggal di Kanada. Ternyata, appa Mark dan Mark masih suka berdebat dengan hal kecil.

"Tidak perlu appa, aku bisa berjalan ke kamar sendiri." Yeri angkat bicara dengan senyuman di wajahnya, lalu meninggalkan Mark dan appa nya yang sedang di tenangkan oleh eomma nya.

Mark melirik jam tangannya, jam sekolah sudah pulang dari 30 menit yang lalu. Ia menghela napasnya, pasti Winter sudah pulang bersama Karina dan yang lainnya. Mark langsung masuk ke dalam kamarnya, dia ingin berendam sekarang juga, guna untuk menenangkan pikirannya. Kedatangan Yeri malah makin menimbulkan masalah yang besar nantinya. Mark yakin dengan itu.

"Apa aku harus bilang ya?" Gumam Mark yang kini sedang berbaring di kasurnya, dia menatap langit-langit kamarnya. Setelah berperang dengan pikirannya, Mark memutuskan untuk memberitahu Winter suatu hal. Namun, gerakan jarinya terhenti ketika ada seseorang yang menelepon nya.

"Ada apa, Haechan-a??" 

"Mark Hyung, Winter-" Mark mendengar kata 'Winter' langsung terduduk dari posisi tidurnya.

"APA, WINTER KENAPA?!"

"Tenang hyung, tadi-"

"Bagaimana aku bisa tenang?!" Sungguh, jika ini menyangkut tentang Winter dia tidak bisa tenang.

"AKU TAU, TAPI BAGAIMANA AKU BISA MENJELASKAN KALAU HYUNG TERUS MEMOTONG PEMBICARAANKU??!" 

"Baiklah, maaf" Terdengar helaan napas dari seberang sana.

"Dia menemui Winter pada jam istirahat tadi. Dia hampir menciumnya di kantin sekolah. Bukannya itu sangat gila?! Jeno, Jaemin, Renjun dan aku sudah berhasil menghalangi nya."

Mark terdiam bukan karena dia tidak bisa melakukan apa-apa, tapi dia menahan kesal nya sekarang. Rasanya Mark ingin menghabisi laki-laki itu dengan tangan nya sendiri.

"Hyung?" Panggil Haechan, karena merasa Mark hanya diam saja tidak menjawab apapun.

"Ku harap kau menjaga nya dengan baik, kurasa dia tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan Winter kembali. Hyung bukannya sudah pernah liat apa yang dia lakukan di masa lalu? jangan biarkan dia melakukannya untuk yang kedua kalinya. Jaga Kim Minjeong dengan baik, Hyung." Lanjutnya.

"Pasti, aku akan menjaga nya dengan cara apapun itu. Terima kasih, haechan-ssi."

"Baiklah. Aku tutup, hyung"

Setelah panggilan terputus, Mark melemparkan ponsel nya. Untung saja dia melemparkan ponselnya di atas kasur, jadi ponselnya aman. Mark mengeram kesal, Sungguh tidak akan ada kata maaf dan belas kasihan di hati Mark saat ini untuk orang itu. Mark mendengar mobil baru saja datang dan terparkir di halaman rumahnya. Dia tau siapa pemilik mobil itu, Mark langsung keluar kamarnya sambil mengepalkan tangannya bersiap untuk meninju orang itu. 

"YA BAJINGAN! JUNG SUNGCHAN!!"

.

.

.

Guyss, Maaf bila banyak kekurangan dalam cerita ku entah dalam segi penulisan atau kalimat, karena cerita ini yang pertama aku publish. Kritik saran aku terima ya, ayo jangan lupa vote sm comment nya biar aku nya makin semangat.
lanjut gak nih? Semoga suka ya, Terima kasih yang meluangkan waktu dan berkenan mampir di cerita ku <3.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Buana Asmaraloka [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang