Prolog.

21 1 0
                                    

Clementyne datang lebih pagi hari ini. Ia menjadi yang pertama sampai di kelas, disusul Iwo. Iwo bercerita hal menarik pada Clementyne.

"Hai, tyne—kamu tau gak? Aku bakal jadi perwakilan SMA Athena dalam lomba debat bahasa inggris nasional, aku seneng banget. "
"Wah, selamat ya wo—sebagai ketua kelas aku juga akan mendukungmu. "
"Dia juga senang banget, katanya dia bakal nonton lomba debat ku nanti. Yah, pacarku emang supportif, aku bangga punya dia. "

Seketika Clementyne seperti ingin menangis, ia sudah bersiap untuk merespon percakapan Iwo.

"I-Iwo, aku boleh ngomong sesuatu gak?"
"Boleh tyne, apa?"
"A-aku, jikalau aku, tak bisa memilikimu, maka jadilah temanku untuk selamanya, kau mau kan?"

Muka Clementyne menjadi merah sekali. Ia benar-benar malu. Sementara Iwo, tak begitu serius menanggapinya.

"Ba-baiklah tyne—"

Iwo tersenyum hingga mata sipitnya tertutup. Clementyne tak sanggup lagi dan pergi keluar kelas, menuju toilet wanita. Sementara, Iwo dibiarkan bingung.

"Clementyne kenapa sih?"

ClementyneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang