Clementyne

5. Athena Cafe

Mengenalmu saja sudah cukup

Clementyne sedang berada di kamarnya. Membuka selembar demi selembar halaman dari sebuah buku. Buku usang yang kertasnya telah menguning. Sampulnya berwarna biru. Buku diary milik almarhum Adam, ada di genggaman Clementyne.

•••

"Faris, Melinda, Kayla, Romy, Kai"

"Kayaknya udah semua dam-"

"Belum, tinggal satu orang"

Suara derap sepatu memenuhi lorong lantai 2.

"Maaf telat teman-teman"

"Ayunda, oke udah lengkap, kalian bawa apa yang aku suruh kan?"

"Bawa dam, sans-"

"Oke good, kita ke perpus sekarang"

Drap drap drap

"Bentar guys, kalian gabisa masuk gitu aja-"

"Pakek sandi ya?"

"Ekhem- keren kan?"

"Dih, iyasih, gak salah, daripada gembok lebih beresiko"

"Ανοιχτή πόρτα"

"HAH?!"

"Ngomong apaan njir?!"

"Sst diem aja bjir, nanti ada yang liat"

Pintu dengan ajaibnya terbuka, Adam dan teman-temannya pun memasuki ruangan.

"Lu ngomong apa tadi dam?"

"Iya bahasa apa tuh?"

"Anoichtí pórta artinya pintu terbuka- itu bahasa yunani kawan, kalian mana paham-"

"Keren juga, jadi pengen belajar bahasa yunani"

"Gampang, nanti aja, sekarang kita belajar aja dulu"

•••

"EUREKA! sekarang aku udah tahu kata sandi ruang rahasia itu-" ucap Clementyne dengan sontak.

Clementyne pun mencermati kalimat terakhir dari sebuah paragraf. Lagi-lagi berbahasa yunani. Clementyne sudah siap dengan ponselnya, kali ini dia akan meng-scan kalimat asing tersebut ke google translate.

Alih-alih mendapat jawaban, google translate tak bisa menerjamahkan kalimat diatas kertas usang itu. Mungkin karena tulisan tangan yang khas, berhasil membuat google translate gagal menerjemahkannya.

Clementyne ingin mengetahui artinya, tapi dia sudah mengantuk. Dia pun merebahkan tubuhnya diatas kasur, seketika ia pun tertidur.

8 jam kemudian, tepatnya pukul 5 pagi. Clementyne bangun dari kasurnya, mematikan alarm merdu yang berdering dari ponselnya. Sebuah lagu ciptaan band asal negaranya- The Overtunes, yang berjudul "Write me another song".