Jeffrey : 37 [END]

81.7K 8.1K 2.1K
                                    

Halo, sulit bagi aku untuk menulis BAB ini, karena ini BAB terakhir, dimana kita akan berpisah dari Jeffrey. Butuh waktu dua minggu lebih hanya untuk nulis 1 part. Rasanya benar-benar ga rela harus berpisah setelah satu tahun lebih. 30 April 2021. Waktu bener bener cepet bgt. Gak terasa sudah tamat aja.

Makasih sudah bareng-bareng ngikutin Jeffrey hingga akhir. Cerita ini ada karena kalian.







***



Pagi harinya, panas Jeffrey tinggi sekali. Julian tidak berani beranjak dari ranjang, sehingga ia membatalkan sejumlah rapat. Seharian, ia duduk di samping Jeffrey, sembari mengganti kompres pria itu. Tak terasa, malam pun tiba... namun, Jeffrey tidak kunjung bangun.

Julian memeriksa dahinya sekali lagi. Masih sangat panas. "Apa kau ingin menyiksaku, Jef?" Julian bergumam pelan, meraih tangan pria itu. Tindakan Jeffrey yang menceburkan tubuhnya ke danau, membuat Julian kecewa. Padahal mereka sudah berusaha sekeras ini. "Tolong, bangun..."

Julian benar-benar tidak menyangka masa depan berubah sedrastis ini. Ketika ia bangun dari sakit yang panjang hari itu, Raja Deros telah tiada, sedangkan kepala Ratu Eleanor dipersembahkan di depan kuil.

Julian sangat kaget, terlebih saat tahu Jeffrey sekarat. Luka di perutnya cukup dalam, sedangkan punggungnya tertusuk panah. Mereka tidak punya harapan. Semua dokter yang datang memprediksi Jeffrey akan meninggal, karena kehabisan darah.

Namun, berbeda dengan Julian, ia langsung mencari Alice dan menjelaskan bahwa wanita itu memiliki kekuatan penyembuhan. Semua orang hampir tidak percaya padanya—termasuk Alice yang tidak tahu apa-apa tentang kekuatan yang ia miliki. Alhasil, Julian menceritakan tentang lukanya yang pernah disembuhkan oleh Alice.

Alice yang tidak menyadari bahwa ialah yang menghilangkan bekas luka Julian, mempelajari kembali tentang dimana datangnya kekuatan itu. Dengan bantuan pendeta, akhirnya transfer energi pun dilakukan.

Saat itu, pengobatan pertama berhasil, lalu disusul dengan pengobatan berikutnya saat bulan purnama. Semakin parah seseorang terluka, maka energi Alice akan terkuras sepenuhnya. Mereka telah berusaha sekeras ini, terlebih Alice yang harus menanggung sakit ketika energinya diambil. Namun, ketika keberhasilan itu di depan mata, Jeffrey malah pergi ke danau untuk menenggelamkan diri.

Julian merasa bersalah. Tragedi ini terjadi, karena sikap Julian berbeda dengan masa lalu. Setiap perubahan yang ia buat, ada konsekuensi yang harus ditanggung. Ia sangat gegabah dan tidak memikirkan matang-matang apa yang akan terjadi nantinya jika ia melawan Eleanor.

Kini, gara-gara ambisi Julian yang ingin menjadi Ratu yang lebih kuat, Jeffrey kehilangan orang tuanya. Sedangkan Julian dilingkupi ketakutan. Bagaimana jika masa depan akan lebih buruk dari apa yang terjadi di kehidupannya yang dulu? Karena sekarang, semuanya telah berubah.

"Maafkan aku..." Jeffrey seperti ini, karena berniat menyembuhkannya. Julian tidak bisa memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu pada Jeffrey.

Ia mengusap air matanya, lalu mengganti kompres pria itu. Namun, kali ini tangan Jeffrey sedikit bergerak, sehingga Julian terdiam sebentar. "Jef..." Julian bergumam pelan.

Tidak ada gerakan lagi. Julian pun buru-buru membunyikan bel agar dokter yang di depan langsung masuk. "Tadi tangannya bergerak." Julian mengikuti langkah Dokter yang datang.

"Saya periksa dulu, Yang Mulia." Dokter Vante pun memeriksa pupil Jeffrey maupun kondisi tubuhnya. Julian berdiri, menatap suaminya itu. Rasa cemas kembali meliputinya. Sudah 24 jam sejak Jeffrey tenggelam. Pria itu meminum banyak air di saat kondisinya masih sangat lemah.

Jeffrey, Don't Throw Me Away [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang