ARSHAKA NARENDRA, laki laki pengagum senja dan lukisan semesta. Senyum yang tertera di wajahnya seolah mengalahkan sinar sang Luna dan manik hitam legam miliknya layaknya binar sang Surya. Tapi sayang dunianya tak begitu indah dan usianya tak begitu lama, bersama dengan swastamita yang perlahan menghilang dibawah garis cakrawala, disaat itu jugalah ia meninggalkan kekasih tercinta, Amira Kartika.
°•°
"Tak tahu harus berapa kata untuk mendeskripsikan Shaka, intinya dia itu sempurna."
°•°
Semilir angin berhembus kencang hingga menjatuhkan sedikit dedaunan yang melekat pada pepohonan.
Aliran air di sebuah danau tampak tenang dan damai, seperti seorang laki laki yang masih asik mendayung perahunya agar segera sampai ke tepi.
Tangisan semesta sedikit demi sedikit turun membasahi bentala, namun tampaknya tak mampu untuk menutupi ketampanan sang lelaki yang tengah mendayung perahu yang tengah ia naikin.
Dia ARSHAKA NARENDRA, laki laki pengagum senja dan lukisan semesta. Nama yang berarti kuat sama seperti dengan sifatnya.
ARSHAKA NARENDRA
"Layaknya bumi berseri, lengkungan dibibir Amira itu sehangat senyuman mentari pagi."
"Kalau lukisan semesta itu pelangi kalau kamu itu bidadari."
AMIRA KARTIKA
"Disaat mengingat tawamu mengembang, disitu lah hati mulai mengenang."
"Rintikan hujan pun tak bisa mengalahkan derasnya cintaku padamu."
ALANA RIKAYASA"Denganmu aku tersakiti, tanpamu aku mati."
"Layaknya kompas, tanpamu aku kehilangan arah hidupku."
BIMANTARA SAPUTRA
"Aku lebih suka kamu dibandingkan matematika, bersamamu aku bahagia, bersama matematika aku gak bisa."
JEANO BAGASKARA
"Jangankan kamu, upil aja ku tendang bisa terbang."
•|•
"Amira... Ketika perahu yang ku naikin telah sampai ke tepian, kita akan segera menikah, disaat itulah kita akan menikmati tangisan dan lukisan semesta bersama sama. Hanya bersama mu dan hanya kamu perempuan terindah di bentala, Bagaskara bahkan alam semesta."
Jika orang mengatakan cerita ini tentang Amira dan Shaka, maka itu semua salah. Ini kisah mengenai lukisan semesta antara Alana, Shaka dan Amira.
Antara Alana dan Amira, itu merupakan pilihan yang sulit untuk dirinya. Alana selayaknya bulan yang binarnya selalu terang ketika ia berada di kesedihan ataupun Amira seperti Sinar sang Surya yang selalu membuat kehangatan ketika ia bersamanya. Shaka tidak bisa memilih salah satu dari keduanya...
"Aku mencintai Amira, tetapi aku tidak bisa kehilangan Alana".
KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Kertas Shaka
Novela Juvenil"Disaat mengingat tawamu mengembang, disitu lah hati mulai mengenang."