tittt
tittt
tittt
tittt
alarm berbunyi, membangunkan sang empunya yang masih tertidur di ranjangnya yang sangat empuk, tubuh nya di tutupi dengan selimut tebal hitam, alarm itu sudah menunjukan pukul 6 pagi, dimana ia harus segera beranjak dari ranjangnya, jika tidak ia akan terlambat untuk kelas pagi nya .
"euhhhh".....
"ahhh berisik sekaliii".......
Jennie rubyjane terusik di tengah tidur nyenyak nya, ia kemudian mengeluarkan tangan nya dari selimut yang menutupi tubuhnya dan langsung mematikan alarm nya yang sangat nyaring di telinga nya itu.
setelah alarm nya mati, jennie langsung membuka selimutnya dan melihat ceiling kamar nya sambil mengisik matanya dan kemudian menguap.
jennie terdiam sebentar untuk mengumpulkan nyawanya "euhhh ckk hoammm" jennie merenggangkan tubuhnya sambil melenguh.
tak lama setelah itu, jennie langsung mendudukkan dirinya di ranjang, ia menghembuskan nafasnya panjang lalu setelah itu beranjak dari tempat tidurnya, jennie menyibakan kemeja kedodoran nya berwarna pink itu lalu langkahnya berjalan menuju make up miror nya, dan jennie pun melihat bareface nya.
"sttt why my face is so pale" ujar Jennie pada dirinya sendiri, Jennie menghembuskan nafasnya lalu mengambil facemist evian nya, tanpa pikir panjang Jennie langsung menyemprotkan facemist nya itu ke mukanya sambil menutup bibirnya dan matanya rapat rapat.
setelah selesai memakai facemist kesayangan nya yang harus jennie pakai setelah bangun tidur, jennie pun segara menyisir rambutnya hingga tak berantakan.
jennie menghembuskan nafasnya lalu agak terdiam, seolah mengingat ingat jadwal kuliahnya hari ini.
jennie rubyjane seorang mahasiswi semester 6 fakultas ekonomi di campus swasta paling elit di Seoul, yaitu Voltaire internasional university of seoul.
jennie berusaha mati matian untuk masuk campus paling elit dan bergengsi di Korea ini, ia berjuang hingga tenaga nya habis, bahkan tak memikirkan kesehatan tubuhnya karena ia harus back and forth antara Seoul dan Wellington new Zealand dimana tempat tinggal asilnya.
jennie memang wanita berdarah korea asli, tapi saat ia berumur 5 tahun, keluarga besar nya harus berpindah ke new Zealand karena berbagai urusan bisnis.
bahkan jennie harus memohon untuk bisa masuk ke universitas impiannya, walaupun sempat tak di izinkan untuk pergi ke korea tapi dengan tekad kuatnya, akhirnya kedua orang tuanya pun mengizinkan nya meneruskan pendidikan nya di korea.
tak berlangsung lama, setelah jennie selesai menyisir rambutnya, jennie langsung mengambil handuk mandinya dan kemudian tersenyum cerah kala ia melihat wajahnya yang pale ini juga rambutnya setidaknya sekarang sudah lebih rapi.
"akhirnya rambut kuuu, sstt seperti nya aku harus ke salon" ujar jennie yang berniat mencuci rambutnya di salon langganan nya.
tapi jennie berdecak sebal kala ia ada kelas pagi ini, membuatnya tak bisa hair done terlebih dahulu, dengan handuk yang sudah berada pada bahunya, jennie pun langsung berjalan ke dalam kamar mandi nya dan membasuh tubuh nya, sebelum ia harus berangkat menuju campus kesayangan nya itu.
jennie mengunci kamar mandinya, ia kembali melihat ke cermin wastafel kamar mandinya, lalu membuka kancing piyama yang ia pakai hari ini.
sambil terus melihat ke arah cermin, satu persatu kancing piyama nya ia buka, setelah semuanya terbuka jennie pun melepas piyama nya itu dan membiarkan piyama itu jatuh terlepas dari tubuh putihnya ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
8 LETTERS (JENLISA)
FanfictionJennie ruby jane seorang mahasiswi fakultas ekonomi di Voltaire internasional university seoul, bertemu dengan lalisa manoban yang membuat nya jatuh hati dan rela menjadi yang kedua untuk lisa.