Cakrawala yang menenggelamkan sang surya secara perlahan ditarik turun dari singgasananya. Tetapi hal itu seakan tidak mengganggu segerombolan anak remaja yang sedang berkumpul di lapangan. Meski hari sudah menunjukkan pukul 06.30 sore, tapi mereka tetap saja duduk dan bermain di lapangan itu. Ada yang sedang duduk santai di lapangan dan ada juga yang bermain bola di tengah lapangan itu.
Hingga pada saat masjid mengumandangkan adzan, satu persatu pengunjung di lapangan pulang kerumah mereka masing-masing. Tapi tidak dengan dua gadis yang sedang duduk santai sambil meminum Dalgona mereka yang baru saja dibeli. Kedua gadis itu duduk di bangku taman sambil menikmati angin sore yang menyapu wajah mereka, maklum mau masuk musim penghujan.
Dua gadis itu bernama Rachelia Ilfaska(Rachel) dan Hannah Prelimany (Hannah), mereka berdua sengaja menunggu matahari terbenam karena ingin melihat Sunset secara langsung di depan mata mereka. Tiba-tiba Hannah menepuk pundak Rachel dan menunjuk matahari yang perlahan mulai tenggelam. Hannah dan Rachel menahan nafas mereka melihat sunset perlahan mulai terbenam, itu terlihat indah.
"Woahh!!.." kagum mereka berdua, lalu tiba-tiba ada seorang laki-laki mendekati Rachel dan Hannah sambil membawa motor.
"Astaga..dicariin ternyata masih disini!" ucap laki-laki itu, lalu duduk di kursi samping Rachel dan menyambar Dalgona Rachel yang tinggal setengah. Tanpa melihat reaksi Rachel, dia meminum habis Dalgonanya.
"Enak juga" ucap laki-laki itu, lalu memberinya pada Rachel. Muka Rachel yang sudah memerah akibat menahan amarah yang hendak meletus.
"Ishh!..Rasyaa!!..Dalgona Gue!! Gue Cuma punya satu dan Lo habisin! Ganti!" omel Rachel sambil menjitak kepala Rasya sambil.
"Eh, sorry Gue haus, capek nyariin Lo pada dari tadi. Ntar gue ganti, maafin ya?" ucap Rasya sambil membujuk Rachel yang sudah membuang muka menghadap Hannah.
"Udah dulu pertengkaran rumah tangganya. Mending sekarang kita pulang, besok mau sekolah" ucap Hannah pada akhirnya sambil menengahi pertengkaran Rasya dan Rachel.
"Oh iya, tadi nyokap Lo nyuruh Lo pulang" ucap Rasya, tapi bukannya ditanggapi Rachel malah pergi bersama Hannah.
"Lah, kok gue ditinggal?" tanya Rasya ke dirinya sendiri.
"Woi tungguin" lanjut Rasya sambil menyusul keduanya.
---o0o---
Matahari sudah mulai menampakkan dirinya dari arah timur menandakan hari sudah mulai siang. Hannah yang sudah siap dengan seragam sekolahnya berniat untuk segera pergi ke sekolah. Akan tetapi ibunya munyuruh Hannah membersihkan halaman depan toko baju milik ibunya dulu sebelum berangkat sekolah . Saat sedang menyapu halaman Hannah mendapati seorang ibu-ibu yang sudah lanjut usia menghampirinya.
"Non Hannah?" tanya ibu-ibu itu sambil tersenyum tulus, muka ibu itu terlihat tidak asing di ingatan Hannah. Ia berusaha mengingat-ingat siapa ibu itu, akan tetapi ia tak dapat mengingatnya.
"Maaf, Siapa ya?" tanya Hannah dengan sopan.
"Sudah lama tidak bertemu yah. Saya Bik Karni, asisten rumah tangga Den Joshua temennya Non Hannah" jawabnya sambil menatap Hannah dengan senyuman yang tak pernah hilang.
"Bik Karni?..emm..kayaknya Hannah lupa-lupa ingat deh" jawab Hannah sambil sedikit terkekeh, dan ibu itu hanya tersenyum simpul melihat Hannah.
---o0o---
Bel berbunyi menandakan jam ketiga akan segera dimulai, tapi sang ketua kelas datang dengan raut muka yang mungkin akan membahagiakan murid kelasnya.
"Guyyysss..berhubung para guru rapat...jadi kelas kita Jam FREEE" kata ketua kelas dan langsung disambar dengan teriakan heboh para murid.
"Geskeunnn...kita konserrr!" teriak Rachel sambil berdiri diatas meja dan memegang satu botol minuman yang dijadikan sebagai mic. Lagu pun mengalun dengan tenang, tapi saat masuk kebagian nada tinggi, Rachel mengambil ancang-ancang untuk mengeluarkan suara emasnya.
"CONGRATULATION GLAD YOU'RE DOING GREAT!! WOAAHHH!!" Persis seperti singa mengaum, Rachel sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengeluarkan suara terbaiknya dan gagal. Tapi, saat itu suara Rachel mampu mengeluarkan kaum galau yang sedang bersedih dari goa cinta mereka maka mereka semua ikut bernyanyi dengan Rachel.
Musik telah selesai, Rachel mengisi kembali suaranya akibat berteriak saat bernyanyi tadi tapi dia sudah cukup senang dengan penampilannya karena berhasil membuat para murid siswi ikut bernyanyi.
"Uyy..Hel.."panggil Ivan yang merupakan teman dari Rasya dan Rachel pun segera menoleh kearah suara Ivan.
"Why?"
"Pas istirahat kedua tadi Lo kemana?" tanya Ivan "Soalnya dicariin"
"Sama siapa?"
"Temen Lo noh, si Hannah dia nelpon gue, soalnya handphone Lo ngga aktif" jawab Ivan sambil memainkan bola basket didalam kelas. Sementara murid yang lain sudah keluar untuk membolos dari sekolah.
"Tumben bet deh..napa ya?" tanya Rachel tapi Ivan hanya menggerakkan bahunya tidak tau. Rachel melihat sekeliling karena murid sudah keluar pergi ke kantin. Tapi tidak dengan seseorang, dia tertidur dengan kepala dimejanya.
"Eh Van..itu siapa ya?" tanya Rachel sambil menunjuk kearah anak laki-laki yang sedang tidur dimejanya.
Ivan segera menoleh kearah yang ditunjuk Rachel saat itu juga Ivan terdiam ditempatnya dan berhenti memainkan bola basketnya. Rachel yang melihat Ivan terdiam memasang raut muka yang mencurigakan karena Ivan terlihat sedang menyimpan sesuatu di balik matanya. Lalu tiba-tiba Ivan tergelak sendiri bahkan terbahak-bahak.
"Masa Lo ngga tau? itu Adnan, temen sekelas kita. Eh, tapi wajar sih Lo baru liat. Soalnya setiap istirahat Lo ngantin dan saat mulai pelajaran Lo fokusnya ama papan tulis, bahkan saat Gue minta jawaban Lo diam aja. Jadi wajar aja kalo Lo ngga tau, hehe.." jawab Ivan terkekeh sendiri sementara Rachel hanya ber-oh lalu keluar dari kelasnya untuk menyusul Windy yang sudah duluan pergi kekantin karena takut kehabisan bakso dan pangsit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jhosua?!Hah?!: Three
Teen FictionIni cerpen Karya @Yanaee09 Karana panjang jadi gw singkat jadi part END Gw saranin bacanya berurutan soalnya ceritanya saling bersangkut paut Equanimity-Stigma-Jhosua?!Hah?!-Amorphous