Chapter 5

1.2K 184 16
                                    

Dini hari berikutnya, mereka berkumpul menyaksikan momen masa peralihan di negeri avian melalui cermin mata-mata.

Bangsa avian memiliki rutinitas dan kehidupan sehari-hari yang sangat berbeda dari bangsa lainnya. Mereka tidak pernah tinggal di satu tempat yang sama untuk waktu yang lama. Dalam satu tahun, mereka akan terus melakukan perpindahan sarang setiap tiga bulan sekali. Setidaknya itulah yang diketahui oleh para master sejauh ini.

Para penyihir ini masih harus melihat dari kedekatan agar bisa memahami lebih jauh bagaimana kebudayaan, sistem pemerintahan, dan ekonomi bangsa avian. Tentunya dengan bekal pengetahuan seadanya. Kesepuluh penyihir ini sebenarnya lebih cocok melakukan aksi praktis di medan perang daripada melakukan pengamatan dan membuat teori-teori.

Di masa peralihan inilah, sang master strategi melihat celah untuk bisa menyusup ke pemukiman avian tanpa ketahuan. Ezra melihat kondisi kota avian itu seperti lautan semut yang berpesta mengerubungi gula batu raksasa. Hanya lebih ruwet dan penuh kebisingan. Dalam situasi begitu, mereka akan dengan mudah masuk tanpa diperhatikan oleh siapa pun.

Tapi sebenarnya tidak sesimpel itu. Sebab masih harus melewati pemeriksaan identitas yang mengidentifikasi apakah avian dan aven mereka ada dalam daftar penduduk. Oleh karena itulah, pencurian identitas sangat diperlukan sebab makhluk asing tak akan ada kesempatan untuk masuk ke kehidupan bermasyarakat bangsa avian.

Ezra masih tidak senang dengan perubahan pada dirinya. Gagak itu kini sedang bertengger di pundaknya. Ada tarikan tak terlihat yang membuat dirinya tidak bisa jauh dari avennya itu. Dia sudah berkali-kali mencoba menarik avennya itu ke dalam rusuknya agar tidak membebani pundaknya. Namun, si gagak terus memberi desakan di dadanya untuk mengeluarkannya, karena rupanya gagak itu lebih suka berada di luar. Apa tulang rusuknya setidaknyaman itu? Ezra agaknya sedikit tertohok. Gagak ini sudah tak pernah berbicara padanya lagi sejak memperkenalkan dirinya sebagai Lily. Ezra tergeleng-geleng, nama Lily terlalu manis untuk seekor gagak yang rupanya seseram itu.

Ezra kembali memusatkan perhatiannya pada cermin. Kalau dipikir-pikir, kehidupan bangsa avian itu kenyataannya cukup ironis. Umumnya burung digambarkan sebagai makhluk paling bebas yang dapat terbang ke mana pun mereka mau. Ketika makhluk darat lain hanya hidup di daratan yang meliputi lingkup horizontal, burung memiliki opsi yang lebih luas. Mereka bisa hidup di daratan dan udara yang lingkupnya mencakup area horizontal dan vertikal. Burung bisa naik turun sesuka hatinya untuk merasakan atmosfer yang berbeda-beda di setiap lapisan udara. Apalagi menjelajahi berbagai macam medan di muka bumi, itu perkara mudah bagi mereka.

Kehidupan avian yang sejatinya adalah bangsa burung, sudah menyalahi takdir burung sebagai pelambang kebebasan. Bangsa avian tampak hidup dikungkung oleh dinding-dinding yang membatasi ruang gerak mereka. Bahkan dari jutaan avian itu, tak banyak yang terbang bebas ke angkasa.

Bangsa avian hidup dalam sistem yang kompleks dan banyak aturan ketat. Menurut hasil pengamatan tim yang sudah terjun lebih dulu, bangsa avian membagi peranan-peranan setiap penduduknya agar di satu daerah memiliki komposisi seimbang untuk menjalankan sistem kehidupan. Di masa peralihan ini, orang-orang akan melakukan perputaran peran dan perpindahan tempat tinggal agar tidak terjadi kejenuhan. Sehingga semua orang dituntut untuk bisa melakukan apa saja agar roda kehidupan dapat berputar. Bisa dibilang mereka tidak mengenal apa itu rumah dan pekerjaan tetap.

Tapi itu tampaknya tidak berlaku bagi avian golongan raptor. Ezra tidak banyak tahu tentang dunia burung. Dia baru tahu setelah dijelaskan Hansel bahwa raptor itu bangsa avian yang suka memangsa avian-avian kecil. Umumnya aven mereka adalah sejenis elang, burung hantu, falcon, dan burung predator lainnya.

"Tuan Moishe, apa benar kita tidak akan ketahuan? Bagaimana kalau sampai ada yang mencari avian yang kita gantikan?" tanya Hansel.

"Kalian tidak usah khawatir. Kami sudah menghapus eksistensi mereka di ingatan orang-orang yang mereka kenal," jawab Tuan Moishe enteng.

The Secret of Aviarim DomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang