Chapter 13 : Into Darkness

1.1K 166 127
                                    

Trailer TSOAD: Into Darkness

Arc summary:

Ezra tanpa sadar telah mengekspos kehadirannya yang dianggap anomali oleh kapten laskar. Apalagi sebuah peristiwa menggemparkan terjadi hingga membuat bangsa avian menjadi siaga dan waspada. Ezra menjadi satu-satunya orang yang paling dicurigai, padahal itu semua bukanlah perbuatannya. Keselamatan nyawanya kini benar-benar terancam.

Sementara itu ada yang salah dengan Hansel, perilakunya terhadap Ezra mulai aneh dan dia seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

Nama Shan Özden mencuat ke permukaan, siapa dia sebenarnya?

__________

Ezra memutuskan untuk kembali ke gurun keesokan harinya. Misinya tidak bisa ditangguhkan terus dan dia sudah tidak punya alasan lagi untuk menunda-nunda. Kali ini dia membawa lebih banyak perlengkapan tambahan yang meliputi syal tipis, kacamata goggle, kompas, binokular, dan senter. Dengan demikian, dia siap mengembara gurun sampai ke garis batas.

Arah yang ditempuh berlawanan dengan yang kemarin, dia melewati stepa yang di sana sini hanya ditumbuhi oleh belukar dan kaktus. Tidak ada pepohonan yang menghalau laju angin sehingga tiupan angin kencang memukul-mukul tubuhnya dan menjadikan rambutnya berkibar-kibar. Syal yang menutupi hidung ia rapatkan supaya debu-debu tak menembus pernapasannya.

Dia terus berjalan, semakin lama semakin terjal medannya, hingga dia tiba di sebuah dataran tinggi yang berbatu-batu. Di sekitarnya, di setiap horizon, menjulang perbukitan yang berjajar-jajar. Lalu di tengah-tengah sana Ezra menemukan sumber air melimpah yang dikelilingi oleh beragam flora, mulai dari pohon palem sampai buah-buahan seperti jeruk dan delima.

"Oase!" seru Ezra di sela helaan napasnya. Dia menaikkan kacamatanya ke atas kepala untuk memastikan bahwa itu bukan fatamorgana belaka.

Ini bukan destinasinya, tapi biarkan dia mampir sebentar untuk menikmati pemandangan alam yang luar biasa itu. Dia tak percaya tempat semenakjubkan ini ada, namun suasananya begitu sepi dan seolah tak terjamah. Dia merasa seperti menemukan harta karun tersembunyi.

Ezra turun menghambur ke perairan, mencelupkan kakinya dan berjalan di sepanjang pinggiran oase yang dangkal. Airnya berwarna kehijauan dengan suhu yang sedikit hangat. Cukup membantu mendinginkan kakinya yang terasa terbakar. Setelah puas bermain air, dia memetik buah jeruk yang tumbuh di sekitar. Lalu duduk-duduk di bawah pohon yang teduh sambil memakan jeruknya. Hanya beberapa menit menghabiskan waktu di sini spiritnya kembali mengalir ke sekujur tubuh.

Panorama oase ini sungguh sangat indah. Lihatlah bagaimana serangkaian air terjun kecil itu mengalir keluar dari batu-batu kapur. Berikut dengan pantulan cahaya bak kristal yang berkerlap-kerlip di atas permukaan air. Ezra membuat catatan di kepalanya, agar nanti tidak lupa mengajak Hansel untuk datang ke sini supaya temannya itu tidak merugi saat kembali ke dunia asal.

Meski tempat ini membuatnya betah, tapi tidak seharusnya dia berlama-lama di sini. Dia harus melanjutkan perjalanannya karena masih ada banyak petak yang perlu dijelajahi. Oase ini tidak mungkin pergi ke mana-mana, jadi dia bisa mendatanginya lagi kapan saja.

Saat Ezra berbalik hendak pergi, langkahnya terhenti karena dia melihat seseorang berdiri persis di belakangnya. Ezra memicingkan matanya tak senang ketika mengetahui siapa orangnya. Dia adalah laki-laki berselendang merah yang kemarin itu. Kenapa menampakkan diri di hadapan Ezra lagi? Masih juga memasang ekspresi wajah yang kurang ramah.

The Secret of Aviarim DomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang