Keping 1 : Masalah Tak Terduga.

643 25 1
                                    

Semilir angin menerbangkan rambut panjang seorang gadis yang tengah duduk di kursi rotan. Terlihat beberapa kali gadis itu menyelipkan anak rambutnya di belakang telinganya. Dia membaca sebuah buku sembari mendengarkan lagu yang dilantunkan melalui ponselnya.

"Mila!"

Samar-samar dari arah punggungnya, gadis itu seperti mendengar namanya dipanggil. Tapi karena tidak yakin, juga kemungkinan orang bernama Mila di Surabaya ini bukan hanya dirinya. Mila terus melanjutkan membaca bukunya.

"Mila!"

Kali ini suara teriakan itu terdengar lebih keras dari sebelumnya. Gadis itu masih tidak yakin dengan panggilan itu. Dia sangat yakin, itu bukan untuknya.

"Mila," Sebuah tepukan halus singgah di bahu kirinya. Gadis itu terkesiap. Ia menoleh dan segera mendapati pria paruh baya berdiri di hadapannya dengan napas yang terengah-engah.

"Ayah?! Kupikir bukan aku, maaf ya." Kata Mila perlahan sambil melepas headset dari telinganya.

"Maaf ayah telat," Ayah Mila mengambil sapu tangan di saku bajunya, lalu membasuh wajahnya dengan benda itu. "Apakah kamu sudah lama menunggu?" Ayahnya melirik jam tangannya.

"Tidak terlalu lama kok, tadi Mila sempat makan di Rumah Makan Selamet."

"Err... maaf ya, ayah datang terlambat. Tadi ada sedikit urusan di kantor. Masih mau berjalan dengan ayah?"

Mila menganggukan kepalanya. Gadis itu memasukan bukunya kedalam tas merah muda miliknya. Dia beranjak bersama ayahnya menyusuri jalan setapak di taman tersebut.

Sejak perceraian kedua orang tuanya satu tahu lalu, gadis belia itu jarang bertemu dengan ayahnya. Dia dirawat oleh ibundanya yang bekerja sebagai dosen di Universitas Airlangga, Surabaya.

Ayahnya bekerja sebagai detektif yang sangat ternama di Surabaya. Hampir setiap minggu, namanya tercetak disurat kabar. Dia sudah menyelesaikan banyak kasus yang sangat membahayakan dirinya sendiri.

"Bagaimana dengan sekolahmu?" Tanya ayahnya memecah keheningan.

"Mila diterima di SMA Garuda," Jawab Mila.

"Bagaimana kabar ibumu apakah dia sehat?"

"Ibu sehat-sehat aja, tapi beberapa hari belakangan ini dia sangat sibuk. Hampir setiap malam, ia harus begadang menyelesaikan tugasnya. Bagaimana dengan ayah?"

"Sama seperti dulu," Ayah Mila menghela nafas, "selalu sibuk, dan sendirian."

"Apakah ayah —"

Belum selesai Mila menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba terdengar teriakan minta tolong dari kejauhan. Dengan langkah terburu-buru, ayah berlari mencari sumber suara. Mila hanya mengikuti ayahnya dari belakang.

"TOLONG!"

Mereka berdua berhenti di sebuah rumah tua yang sangat sepi. Di depan rumah itu, ada seorang wanita paruh baya meronta minta tolong.

Ayah Mila mendekati wanita itu. "Ada apa ya bu?"

"Itu-itu, tadi ada seseorang yang maling rumah saya. Dia mengambil perhiasan saya. Tolong-tolong! Aduh bagaimana ini?" Wanita itu sangat panik.

"Bagaimana ciri-ciri orang tersebut?"

"Tidak tahu, tapi yang jelas dia hanya seorang diri. Dia memakai jaket hitam, dan celana jeans yang robek dilututnya. Tolong bantu saya!"

"Baiklah! Tapi izinkan saya dan putri saya untuk masuk ke rumah anda, untuk memeriksa beberapa barang?"

"Atas dasar apa saya harus mempercayaimu?" Tanya wanita itu.

THEtectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang