*• 5 •*

69 6 0
                                    

a few days later,

Sejak itu, berdiam di perpustakaan sudah menjadi suatu kebiasaan di pagi hari Hendery.

Tidak melakukan apa-apa selain menikmati ademnya udara dalam ruangan tersebut, mengamati pemandangan yang tidak jauh darinya hingga bel masuk berbunyi.

Belum ada kemajuan yang pasti antara Hendery dengan Xiaojun. Masih sebatas menyapa, tetapi tidak dianggap.

Pagi ini, Hendery kembali menjalani rutinitasnya di pagi hari berdiam di dalam perpustakaan. Baru saja dia melangkah masuk, ternyata sudah ada orang lain yang menduduki tempatnya.

Hendery pun berjalan untuk mengambil buku secara asal lalu dia duduk membelakangi pria yang sudah terlebih dahulu menduduki tempat favoritnya.

Mereka memang tidak saling berhadapan, tapi saling membelakangi satu sama lain.

"Tumben, ga duduk deket jendela" Ucap Hendery.

"Silau, gabisa fokus" Jawabnya.

"Duduk disitu bisa fokus?" Tanya Hendery.

"Bisa, tapi kalau lo ngajak gue bicara, gimana mau fokus?" Tanya Xiaojun balik. Hendery lalu tertawa kecil.

"Yaudah iya maaf, gabakal ngomong lagi" Ucap Hendery.

"Eh tapi ternyata diem di perpus enak juga ya, padahal gue awalnya cuma dateng karena iseng tapi malah kebablasan" Ucap Hendery lagi.

"Emangnya gue peduli?"

"Ngasih tau aja sih, yaudah gue mau tidur, kalau boleh.. bangunin gue sebelum bel bunyi ya, thanks" Ucap Hendery lalu dia perlahan memejamkan matanya.

'Apaansih ni orang tiba-tiba minta gue bangunin dia?' batin Xiaojun.

a few minutes later,

kriiiiiing

Xiaojun berdiri sembari menutup bukunya. Dia lalu berbalik badan, menatap pria didepannya yang tertidur lelap diatas meja.

"Oi bangun" Ucapnya ketus. Tidak melihat adanya balasan ataupun gerakan, Xiaojun mencolek-colek punggungnya.

"Bangun, udah bel" Ucapnya lagi. Lagi-lagi pria bernama Hendery itu tidak kunjung memberikan balasan.

Xiaojun memutar bola matanya malas lalu dia beranjak keluar dari perpustakaan setelah mengembalikan bukunya di tempat semula.

•••

Hendery akhirnya terbangun sembari mengerjapkan matanya. Dia meregangkan tubuhnya lalu menyadari sebuah selimut yang ternyata sedari tadi menyelimutinya.

"Eh udah bangun? pindah ke UKS gih biar lebih enakan badannya" Ucap Pustakawan itu.

'UKS?'

"Maaf, ini kenapa ada selimut ya?" Tanya Hendery.

"Oh itu, tadi pas bel bunyi ada yang bilang ke saya, katanya kamu gaenak badan, jadi saya biarin aja. Tenang aja, kata orangnya dia yang bakal ngasih surat izin ke walikelas kamu" Ucap Pustakawannya.

'Hah..'

"Sekarang jam berapa ya bu?" Tanya Hendery.

"Udah jam istirahat, mending kamu makan dulu, kasian perutnya kosong, kalo ga diisi nanti tambah sakit" Ucapnya. Hendery pun mengangguk mengerti.

"Makasih banyak ya bu, saya tinggalin selimutnya disini" Ucap Hendery sambil meletakkan selimutnya diatas meja sebelum akhirnya dia keluar dari perpustakaan tersebut.

Hendery lalu melangkahkan kakinya menuju kantin sekolah. Baru saja dia masuk dia sudah melihat teman-temannya yang sedang duduk bersama di pojok kantin.

*• f a t e •* [SEDANG DIREMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang