Note:
🦋= Masa sekarang
🥀= Masa lalu🦋🦋🦋🦋
Jennie duduk tak tenang di dalam restoran bintang lima yang menurut informasi dari Jo adalah restoran favoritnya dan kedua anaknya itu, ia nampak sedikit gusar, sesekali mengecek riasannya dari layar ponsel dan membenarkan tatanan rambut yang sebenarnya sudah sangat rapi. Masih ada tiga kursi kosong di meja berbentuk bundar itu, rasanya jauh lebih gugup dari pada saat ia melakukan pemotretan pertamanya dan jauh lebih menakutkan dari tantangan yang diberikan oleh para judges di perhelatan Indonesian Next Top Model yang pernah Jennie menangkan. Ia cukup takut untuk bertemu dan melihat langsung reaksi dari kedua anaknya.
Cukup lama ia menunggu, dan sekarang sudah hampir setengah jam ia duduk di sana akan tetapi mereka bertiga tak muncul juga, Jennie sempat berfikir kalau mungkin kedua anaknya menolak untuk bertemu dengannya, akan tetapi tak semua tebakan Jennie salah, matanya kini menangkap sosok pria berperawakan tinggi tegap yang sangat ia kenali berjalan menuju ke arahnya.
"Maaf saya baru datang, tadi masih nunggu Jayden pulang". Ucap Jo saat sudah di hadapan Jennie, dia hanya datang sendirian, sepertinya sebagian tebakannya benar, anak-anaknya tak mau menemuinya, ia sedikit kecewa.
Johannes yang sadar akan raut muka Jennie yang sedikit berubah buru-buru menjelaskan. "Emm... Anak-anak tadi ke toilet dulu, kayaknya sebentar lagi bakal nyusul".
"A-aa, aku kira mereka nolak ketemu sama aku".
"Sebenarnya saya gak bilang apa-apa soal kamu, saya hanya bilang kalo kita bakal makan malam di luar sekaligus menemui seseorang". Jelas Jo lagi.
"Ooh begitu, kalo gitu silahkan duduk dulu, aku udah pesen makanan sesuai yang kamu bilang di telepon tadi". Lalu keduanya duduk bersebelahan di meja bundar itu.
Jennie melirik sedikit lelaki di sebelahnya itu dengan tatapan kagum, Jo banyak berubah semenjak terakhir kali mereka bertemu, dulu Jo hanya murid kelas tiga SMA berseragam putih abu-abu yang terlihat panik saat mengantar Jennie ke rumah sakit untuk melahirkan, ia masih ingat betul bagaimana ekspresi wajah Johannes yang sangat ketakutan saat itu. Tapi kini Jo terlihat jauh berwibawa, setelan kemeja yang di balut jas hitam itu nampak memeluk erat tubuh atletis Jo, rambut hitam legamnya tertata rapi dan terlihat begitu lembut, sangat tampan.
Begitu pula bagi Jo, Jennie kini bertransformasi menjadi wanita dewasa yang sangat cantik, dari dulu memang Jennie sudah cantik, tapi menurut Jo sekarang Jennie terlihat cantik dan seksi secara bersamaan. Jo cukup terpesona dengan penampilan Jennie malam ini.
Di sisi lain, Nichalle berjalan di belakang Jayden dengan wajah tertunduk, tadi sesaat setelah mereka sampai di restoran, Jayden pamit untuk ke toilet terlebih dahulu, Jo yang sedikit khawatir dengan tabiat putranya itu meminta Nichalle untuk mengawasi Jayden gara pemuda itu tidak berusaha kabur.
Duukkk!!!
Entah mengapa Jayden yang berjalan di depannya itu tiba-tiba berhenti yang membuat Nichalle menabrak punggung lebar pemuda itu.
"Lo apa-apaan sih main berhenti seenaknya". Protes Nichalle sambil mengusap dahinya.
"Lo yang apa-apaan, lo mau ikut gue masuk ke toilet cowok?". Ujar Jayden sambil menunjuk papan tanda di depan toilet.
Nichalle melihat sekitar, ternyata benar dirinya hampir masuk ke dalam toilet pria, kini dirinya dan Jayden berada diambang pintu toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN
Romance"Mama mungkin bisa ngambil Jayden dari kami, tapi Mama gak akan pernah bisa ngambil aku dari Papa!!!". Ucap Nichalle kepada wanita yang telah meninggalkannya tepat di hari kelahirannya itu. Sedangkan Jennie hanya bisa memandang putrinya dalam diam t...