Sebesar apapun kesalahan ku, tolong jangan perlakukan aku seperti sampah.
-Anandiara Shaqila.🕊🕊🕊
"Ara! Anta kecelakaan!" ujar seseorang dari sebrang sana.
Ara langsung panik dan bertanya di mana Anta kecelakaan. Setelah mendapatkan alamat di mana Anta kecelakaan, Ara langsung beranjak dari tempat tidurnya dan memakai jaket dan topi.
Ara keluar kamar dengan perlahan, ia mengambil kunci motor papanya yang tergeletak disamping televisi. Setelah berhasil mengambil dan keluar dari rumah, Ara langsung bergegas menuju tempat yang di maksud oleh penelpon tadi.
Ara menerjang kegelapan dan hawa dingin di malam hari demi Anta. Mantan pacar Ara yang sempat ia tinggalkan karena suatu hal, dan kali ini Ara menyesal telah meninggalkannya. Bahkan dirinya sangat amat menyesal telah menyakiti Anta.
Sampai lah di tempat lokasi, keadaan jalanan begitu sepi, tidak ada orang yang melintas. Bahkan tidak ada polisi, ambulance, dan bekas kecelakaan. Apakah Ara salah alamat? Tapi setelah dicek kembali, memang ini tempatnya.
Ara berinisiatif untuk menelepon Anta. Karena yang menelepon tadi memakai nomor Anta. Panggilan pertama, tidak diangkat. Panggilan kedua, ponsel Anta malah tidak aktif. Apakah Anta sedang mempermainkan Ara?
Dengan rasa kesal dan marah, Ara kembali pulang ke rumah. Rasa kecewa Ara pada Anta mulai muncul. Tak disangka, seorang Anta yang ia kenal baik ternyata bisa melakukan hal kekanakan seperti ini. Ara menjalankan motornya dengan pelan.
Sampai lah Ara di rumah. Kekecewaannya pada Anta menghilangkan rasa takutnya jika kedua orang tuanya terbangun.
"Habis dari mana?" tanya mama Ara yang sedang duduk di kursi bersama dengan papa.
"Cari angin," jawab Ara dan meletakkan kunci motornya di atas meja depan papa Ara duduk.
"Cari angin? Malam-malam begini? Kamu mau di culik?" ujar mama Ara emosi.
"Gak mungkin, siapa yang mau culik anak krempeng kayak Ara gini," sahut papa.
(Krempeng=kurus)
Mama Ara memukul papa Ara yang ucapannya terkadang membuat orang emosi jiwa.
"Yaudah, lain kali cari anginnya jangan jam segini ya. Pas subuh-subuh aja," ujar papa.
Mama Ara menepuk jidatnya. Mengapa suaminya begitu berbeda? Di saat yang lain memarahi anak gadisnya keluar malam, ini malah diberi masukkan.
"Ara, kamu masuk kamar. Tidur, besok sekolah," ujar mama Ara yang sepertinya pusing melihat tingkah suaminya.
"Iya," jawab Ara dan masuk ke dalam kamarnya.
🕊🕊🕊
"Ra, tumben diem. Sakit?" tanya Kia yang sedari tadi melihat Ara yang selalu meletakkan kepalanya di atas meja.
"Kayaknya," jawab Ara.
"Mau ke klinik?" tawar Kia.
"Gak deh, di sini aja gak papa," tolak Ara.
"Yaudah, kalau gitu tidur aja gih. Nanti kalau ada guru entar dibangunin," ujar Kia sembari mengelus kepala Ara.
Rasa sayang yang diberikan teman-temannya begitu besar. Menurut Ara, selama ia bersekolah dua belas tahun. Hanya teman SMKnya lah yang menyayangi Ara selayaknya keluarga sendiri. Ara selalu bersyukur mendapatkan sahabat seperti Yana, Kia, Tyas, dan Kayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anta & Ara [Hiatus]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!] Kisah tentang seorang adik kelas dan kakak kelas yang masih sama-sama berharap untuk kembali bersama. Namun, takdir tidak berpihak pada mereka berdua. Start: 12/06/22 Finish: Jangan lupa vote dan komen ya-!! Cover by Pinteres...