05 - Fight.

6 1 1
                                    

"Ra, aku suka kamu."

Kalimat itu terus terngiang-ngiang di pikiran Anta. Iya, Anta melihat aksi konyol Rizal di kelas. Ada sedikit rasa marah pada sosok Rizal. Bagaimana bisa Rizal yang notabenenya adalah 'sahabat' mengambil cewek sahabatnya sendiri.

Saat ini mereka berada di rumah Anta. Rizal sudah pulang sekolah. Anta menatap Rizal sinis. Tidak terima dengan aksinya yang membuat heboh satu kelas. Atau mungkin....menjadi satu sekolah. Gosip seperti ini cepat sekali menyebar, apalagi di kelas Ara begitu banyak anak-anak biang gosip.

"Lo tau kan Ara itu siapa?" ujar Anta mengintimidasi.

Rizal tersenyum kecut. "Tau, dia mantan pacar lo kan?" ujar Rizal yang masih fokus pada ponselnya.

"Terus kenapa lo bilang suka sama Ara?"

"Urusannya sama lo apa?"

"Ya, Ara itu punya gue! Sampai kapan pun Ara itu punya gue!"

Rizal tertawa sumbang mendengar ucapan Anta. Kemudian Rizal meletakkan ponselnya menatap Anta yang merasa bingung. Ya...mungkin bingung karena Rizal tiba-tiba tertawa dan tertawanya pun seperti mengejek.

Tatapan nyalang ia berikan pada Anta. "Egois. Lo egois Anta. Hubungan lo sama Ara udah gak ada apa-apanya. Lo gak berhak ngurusin hidup Ara. Kalaupun dia sama gue emang kenapa? Panas lo?"

Anta membalas tatapan Rizal yang penuh dengan emosi. "Gue gak mau tau lo harus jauh-jauh dari Ara!"

Rizal terdiam sebentar. Berpikir singkat dan menyandarkan dirinya pada punggung kursi.

"Oke. Kalau lo mau gue jauh dari Ara. Lo juga harus putusin Indah."

Anta terdiam. Dirinya dibuat bingung dengan ucapan Rizal. Di satu sisi dirinya masih ingin bersama dengan Indah, di sisi lain dirinya masih mencintai sosok Ara.

"Gak mau kan lo? Yaudah kalau gitu Ara sama gue."

Rizal beranjak dari tempat duduknya dan pergi dari rumah Anta. Anta hanya diam menatap kepergian Rizal. Namun, satu orang yang sedari tadi menyimak pun kini ikut melenggang pergi.

"Kemana? Lo suka sama Ara juga?"

Laki-laki itu menghentikan langkahnya. Kemudian memutar tubuhnya melihat Anta yang tersenyum remeh dengan tatapan menjengkelkan.

"Lo bajingan," singkatnya dan pergi meninggalkan semua yang masih setia berada di sisi Anta.

"Doni bangsat!" teriak Anta dari dalam. Namun, Doni masih bisa mendengarnya.

🕊🕊🕊

"Eh, Rizal."

Ara kikuk akan kehadiran Rizal yang tiba-tiba. Semenjak kejadian di sekolah tadi Ara sedikit canggung. Ya, bagaimana tidak canggung. Tiba-tiba seorang Rizal yang dikenal banyak orang menyatakan perasaannya pada seorang Ara yang tidak dikenal banyak orang dan jauh dari kata cantik.

"Main yuk," ajak Rizal.

Seketika Ara tersentak. Dirinya benar-benar kikuk saat ini. Rizal yang tidak mendapat jawaban tiba-tiba masuk ke dalam rumah tanpa persetujuan dari Ara.

Ara terkejut melihat aksi Rizal. Sungguh, setiap yang di lakukan Rizal membuat Ara terkejut dan membuatnya merasa dag-dig-dug.

Rizal mengulurkan tangannya pada kedua orang tua Ara dan adiknya untuk salim. Ara bingung apa yang laki-laki itu lakukan. Kemudian dirinya mendekat dan berdiri di samping Rizal.

"Tante, Om. Saya izin ajak Ara main sebentar ya," ujar Rizal.

"Oh, iya silahkan. Jangan pulang malam-malam ya," jawab papa Ara yang sedang memakan kacang.

Anta & Ara [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang