Dua

1 2 0
                                    

Jadilah pembaca yang baik dan menghargai karya orang lain. Kesamaan nama, alur dan yang lainnya dibuat tidak sengaja.

Vote dan spam next di sini••


Arka duduk dimeja makan. Dia menunggu sang istri yang sedang memasak. Arka bertopang dagu melihat istrinya yang begitu semangat pagi ini. Menurut Arka, masakan Lea adalah yang terbaik setelah masakan ibunya. sebab itulah dia tidak pernah melewatkan sarapan dirumah.

Lea yang selesai memasak berjalan menuju meja makan. Dia membawa dua porsi makanan untuk dirinya dan suaminya.

Lea tidak lagi memikirkan tentang pesan yang dia baca waktu itu. Menurut Lea tidak seharusnya dia berburuk sangka terhadap suaminya. Lea juga menyuruh Aileen untuk berhenti membuntuti Arka, karena semua itu percuma. Satu minggu Aileen membuntuti Arka tapi tidak ada sesuatu yang mencurigakan.

"Berhenti menguntit mas Arka, Ai. Dia tidak mungkin bermain dibelakang ku." jelas Lea pada sahabatnya itu.

"Baiklah jika itu mau mu. Tapi, jika aku menemukan bukti atau melihat Arka bermain dibelakang mu aku tidak akan tinggal diam." Ucap Aileen sungguh-sungguh.

huek huek..

Lea dengan cepat berlari menuju kamar mandi yang ada di dapur. Arka segera menyusul sang istri. Dia memijat belakang leher Lea. Wajah Lea yang terlihat pucat membuat Arka semakin khawatir.

"Lea sayang apa kau sakit? ayo kita ke rumah sakit sekarang." tanya Arka dengan raut wajah yang begitu khawatir.

"Aku tidak apa-apa Mas. Mungkin aku hanya kurang tidur dan kecapekan." jawab Lea meyakinkan. Sejujurnya Lea juga merasakan sakit di perutnya, dengan sekuat tenaga dia menahannya agar Arka tidak semakin khawatir.

"Tidak. Kita ke rumah sakit sekarang sayang. Aku sangat tidak suka jika kau sakit." Lea mengelus lengan suaminya pelan.
"Aku tidak sakit Mas. Sudah pergilah ke kantor. Malam nanti kau juga akan pergi keluar kota kn?" Ucap Lea meyakinkan. Semalam Arka memang mengatakan bahwa dia akan pergi keluar kota untuk mengurus cabang barunya.

"Ayo ke kamar. Akan ku panggilkan dokter pribadi kita." akhirnya Arka menggendong Lea menuju kamar. sebelum menaiki tangga menuju kamar, Arka meminta teh hangat pada ART di rumahnya.

"Pergilah Mas, kau sudah telat tiga puluh menit. Aku sudah baik-baik saja, dokter juga dalam perjalanan." ucap Lea meyakinkan. Dengan paksaan Lea, akhirnya Arka bersiap untuk pergi keluar kota meskipun dia masih begitu khawatir tentang kesehatan istrinya.

"Jaga dirimu baik-baik. Kabari Mas jika sesuatu buruk terjadi padamu." Arka mencium kening Lea sedikit lama. Setelah itu Arka meninggalkan Lea yang masih menahan sakit di perutnya.

Tak berselang lama, Bi Surti yang tak lain asisten pribadi Lea masuk kedalam kamar dan di ikuti dokter di belakangnya. Dokter mulai memeriksa keadaan Lea.

"Selamat bu, anda positif hamil. Umur kehamilannya sudah memasuki minggu ke enam." Ucap dokter itu tersenyum. Lea yang mendengar kabar baik itu menangis bahagia. Setelah begitu lama menunggu akhirnya ia di percayakan untuk memiliki anak untuk menjadi seorang ibu. Bi Surti yang mendengar itupun turut berbahagia.

"Tolong dijaga kesehatannya, perbanyak juga makan makanan yang sehat, dan jangan sampai kelelahan. Saya akan meresepkan vitamin untuk penguat kandungannya, karena diusia yang masih muda rentan terjadi keguguran." Setelah selesai memberikan resep bi Surti mengantarkan dokter itu keluar.

Pintu kamar Lea terbuka, bi Surti masuk membawakan beberapa buah yang sudah dikupas untuk Lea. " Makanlah buah ini nyonya, saya akan membelikan anda beberapa susu hamil untuk anda" Lea menerima sepiring buah dan meletakkannya di meja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NADHIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang