🌻✨🌻
Suara gebrakan pintu mobil yang keras membuat Bella terjingkat kaget, gadis itu mengelus dadanya pelan. Ia mengangkat pandangannya, matanya tertuju pada papanya yang keluar dari mobil menuju rumah utama dengan diikuti oleh mamanya.Bella menghela nafas panjang, pintu mobil yang di buka secara kasar oleh papanya memberikan arti bahwa papanya telah marah. Dan Bella mengetahui apa penyebabnya yang tidak lain dan tidak bukan adalah masalah nilainya tadi.
" Nona Bella mau saya bantu membawa tas dan pialanya? " tanya pria berseragam serba hitam itu sembari menoleh ke belakang. Itu Pak Jono, supir utama keluarga Chalondra.
Pertanyaan itu berhasil membubarkan lamunan Bella. Gadis itu tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya. " Tidak perlu Pak. Terima kasih, aku bisa sendiri. "
"Baiklah kalo begitu, " balas Pak Jono memaklumi, karena beliau telah mengetahui bahwa sifat nonanya ini yang tidak suka merepotkan orang lain.
Pak Jono keluar dari mobil kemudian membukakan pintu mobil untuk Bella. Pria itu membungkukkan tubuhnya sejenak kemudian berucap dengan senyum ramahnya. "Silakan Nona, selamat atas kemenangan Nona untuk yang kesekian kalinya. Nona memang luar biasa. "
Bella mengangguk pelan kemudian tersenyum tipis pada Pak Jono. "Terima kasih Pak, ini semua berkat izin dari Tuhan, " ujarnya yang membuat hati Pak Jono menghangat. Setelah mengucapkan itu, Bella keluar dari mobil.
Dengan langkah pelan, gadis itu berjalan menuju pintu utama. Para pekerja rumah yang menyadari kedatangannya langsung tersenyum bahagia karena melihat sebuah piala yang kembali di bawa oleh nonanya. Mereka ingin memberikan ucapan selamat namun terpaksa terurung karena melihat raut wajah Bella yang menampakkan kesedihan. Ada apa dengan Nona Bella?
Di ambang pintu Bella bisa melihat seorang wanita yang mengenakan seragam hitam-putih telah menunggunya dengan senyum manisnya. Itu Bibi Sari, ketua pelayan keluarga Chalondra. Sekaligus orang yang paling dekat dengannya di rumah ini.
Bella segera menarik senyumnya, tidak mungkin kan ia menghampiri wanita itu dengan wajah yang murung? Bella tidak ingin membuat wanita itu sedih. Dan akhirnya Bella mempercepat langkahnya, tidak membiarkan wanita itu menunggu lama.
"Selamat siang Nona Bella, " sapa Bibi Sari sembari membungkukkan sejenak tubuhnya, sama persis seperti apa yang Pak Jono lakukanlah tadi.
"Selamat siang Bi Sari, " balas Bella. Gadis itu menghela nafas kemudian memajukan bibirnya beberapa centi. "Bibi Sari tidak perlu menunduk seperti itu. Umur Bibi lebih tua dari aku. Jadi itu tidak pantas. Mengapa Bibi dan yang lain sulit untuk menghentikan kebiasaan itu? Aku tidak nyaman diperlakukan seperti itu," protesnya.
"Itu sudah tugas kami Nona. Nona adalah atasan kami. Jadi kami harus menghormati Nona. Apalagi Nona adalah seorang Princess yang sangat luar biasa, " balas Bibi Sari dengan senyum hangatnya. Sudah berulang kali nonanya memproteskan hal itu. Namun apa boleh buat ? Derajat mereka jelas berbeda. Bibi Sari akui, nonanya Bella ini memiliki rasa sopan yang tinggi pada orang yang lebih tua darinya, sekalipun itu adalah pelayannya.
Pada akhirnya Bella hanya bisa menghela nafas panjang. Sulit untuk mengubah kebiasaan mereka yang baginya terlalu berlebihan. "Baiklah, aku menyerah."
Bibi Sari tertawa kecil mendengar itu. Kemudian pandangan beralih pada sebuah piala berwarna silver yang berada ditangan Bella. Mata wanita itu berbinar melihatnya. "Selamat atas keberhasilannya Nona. Nona memang sangat pandai."
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE PRINCESS
Novela JuvenilArabella Dayana Chalondra, gadis yang di puja-puji oleh orang-orang disekitarnya. Wajahnya yang cantik, sikapnya yang lembut serta otaknya yang cerdas dengan berbagai prestasi membuat gadis itu terkenal dengan sebutan sebagai seorang princess. Ditam...