4.0

125 24 1
                                    

"Sekarang sudah musim hujan ya?" Jisoo bekata seraya duduk dan meminum susu strawberry.

Sementara itu, Yuta, Johnny dan Lisa menoleh seraya memakan makanan mereka.

Di hadapkan dengan jalanan yang sunyi nan gelap akibat hujan deras yang menggebu. Mereka terkurung di dalam supermarket sambil menikmati cemilan sebagai makan malam mereka.

"Oh halo, Jisoo, lama tidak berjumpa. Kudengar kau tidak les," sapa Yuta setelah menguyah ramennya.

Jisoo mengangguk. Dia menyapa Lisa sejenak sebelum kembali menoleh pada jalanan di depan. "Ayahku memintaku untuk tidak les sementara waktu. Karena di kawasan rumahku terjadi beberapa hal."

"Apa itu?" tanya Johnny dengan kerutan kening.

"Kalian tahu beberapa minggu ini ada berita tentang kasus pelecehan? Di kawasan rumahku, dua orang siswi ditemukan tergelatak di jalan sempit yang selalu gelap, dengan keadaan terikat. Itu sudah terjadi dua kali."

"Oh aku melihat beritanya pagi tadi!" Yuta berseru. "Jadi itu dikawasan rumahmu ya?!"

"Wah, sangat berbahaya. Kamu harus berhati-hati Jisoo," kata Johnny.

Jisoo mengangguk, dia lantas menoleh pada Lisa yang sibuk menghabiskan ramen.

"Ya, aku harus berhati-hati, tapi sekarang aku terpaksa harus les karena sebentar lagi ujian," sahut Jisoo kemudian menoleh pada Lisa. "Omong-omong Lisa, kau masih di sanggar judo?"

Lisa menggeleng. "Aku sekarang ikut taekwondo. Baru saja aku selesai latihan."

"Oh jadi tidak judo lagi?"

"Iya, soalnya sudah bosan. Ayahku bilang kakiku panjang, itu bisa digunakan untuk menendang. Jadi aku mendaftar les taekwondo bulan lalu."

"Wah hebat! Omong-omong, aku juga disuruh ayahku untuk belajar bela diri. Kalo boleh, apa aku bisa ikut denganmu?"

Lisa mengangguk. "Boleh kok, kebetulan di tempat les ku masih bisa menerima murid."

"Oke! Aku boleh minta nomormu?!"

Lisa meronggoh saku jaketnya, dia lantas memyerahkan ponselnya pada Jisoo.

"Dulu ayahku selalu tidak ingin aku melakukan sesuatu yang membuat tubuh sakit seperti bela diri. Padahal aku ingin belajar bela diri. Sekarang, karena ada suatu tragedi itu, ayahku jadi menyuruhku untuk belajar bela diri," tutur Jisoo seraya menyerahkan ponsel Lisa kembali.

"Itu wajar karena kau anak perempuan," sahut Yuta, "apa kau anak tunggal?"

"Tidak, aku mempunyai kakak kok," sahut Jisoo, "ayah selalu bilang, walau dunia sangat berbahaya untuk seorang anak perempuan, dia akan selalu melindungiku. Tapi sekarang, ayahku terus merasa sakit pinggang, usianya sudah tidak muda lagi," kekeh Jisoo.

"Kalau ayahmu mendengar, pasti beliau kecewa," sahut Johnny dengan kekehan.

Jisoo tertawa kecil. Dia kembali menoleh pada Lisa yang tengah menghabiskan air mineral. "Lisa, kamu seorang atlet, pasti ayahmu juga seorang atlet kan?"

Lisa menggeleng dengan senyuman. "Ayahku orang biasa. Beliau bahkan tidak bisa memukul dengan benar."

"Mungkin karena itulah dia ingin anak perempuannya menjadi kuat, benar kan?" kata Johnny.

Lisa terkekeh. "Iya, mungkin saja. Seperti yang dikatakan ayahnya Jisoo, ayahku juga mengatakan hal tersebut saat kecil. Ayahku mengatakan, aku akan kesulitan dengan laki-laki, mereka memiliki tubuh yang kuat dibandingkan perempuan, karena dari itu ayah mengantarku les bela diri sejak umur enam. Ayahku mengatakan aku bisa menghajar orang jahat, dan saat sudah besar, aku menghajar ayahku."

Jisoo, Yuta maupun Johnny mematung. Mereka memandang pada Lisa yang tersenyum santai dengan tatapan terkejut. Hingga kemudian mereka mengalihkan pandangan.

"U-uhm ... h-hujannya sangat deras ya ...," cicit Jisoo.

Lisa menoleh dengan senyuman lebar. "Omong-omong Jisoo, kau tidak perlu takut lagi. Orang jahat yang berada di sekitar kawasan rumahmu sudah tiada lagi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

plot twist || nctpinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang