6

287 31 3
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

☕ Levi kasihan terhadap

Sudah sebulan berlalu sejak pertemuan kami berdua dengan kedua orangtua kami kulihat henry berusaha keras untuk belajar mengejar ketertinggalannya.

"Henry!" Panggilku.

"Ya." Ucap Henry.

"Lihat." Ucapku.

(niatnya menghibur kakaknya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(niatnya menghibur kakaknya)

"Aduh chibi kenapa wajahnya imut sih?" Tanya Henry.

"Aku kan tidak imut tahu!" Protesku.

"Kesini sebentar." Ucap Henry.

"Malas kau belum mandi." Ucapku.

"Ayolah aku mau memeluk adikku tahu." Ucap Henry.

"Tidak kau harus mandi pokoknya." Ucapku.

"Baiklah aku mandi." Ucap Henry.

Henry pergi dari kamarnya dan aku hanya melihat tulisan henry lalu memiringkan kepalaku.

"Itu kan pelajaran untuk anak kuliahan." Ucapku.

"Aduh chibi jangan memiringkan kepalamu dong nambah imut saja." Ucap Henry.

Aku memukul perut henry membuatnya mengaduh kesakitan tapi aku tidak peduli sama sekali akan hal tersebut.

"Chibi aku sudah wangi lho." Ucap Henry.

"Pakai bajumu sana." Ucapku.

Henry memakai bajunya begitu saja di depanku membuatku menatap datar hal tersebut namun henry tidak peduli sama sekali.

✔️ Levi Arckeman Twins (oc male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang