~Budayakan tinggalkan jejak sebelum ataupun sesudah membaca,satu bintang dan comment kalian sangat berarti untuk saya😊~
°Selamat Membaca°
°°°°°°°°°
When I am drowning in this silence
Baby, let me in~~~
Go easy on me, baby
I was still a child
Didn't get the chance to
Feel the world around me
I had no time to choose
What I chose to do
So go easy on me......Hai, kembali lagi denganku. Kali ini musik yang mengiringi tulisan bagian dua ku adalah Easy on Me dari Adele, kurasa kalian pasti tak asing tentang musik itu. Musik yang sangat cocok kudengar di malam tenang terguyur hujan.
Ah, mari sudahi bicara tentang musik, bagaimana tulisanku sebelumnya? Apa sudah ada yang kalian tangkap dari bacaan beberapa ratus kata itu? Kuharap aku tak merangkai kata terlampau buruk untuk dipahami. Jikapun iya, yah maaf saja, maklumlah aku masih pemula. Sebab hobi dan kegiatanku sebelum ini bukanlah duduk di rooftop sembari menari-nari kan jemari di atas keyboard dengan kursor berkedip-kedip. Aku dulu selalu bergerak dan berlari kesana kemari. Aaah! Aku terdera rindu membicarakan hal ini.
Okey, kucukupi tentang itu. Kali ini, sambungan dari bagian satu yang amat manis itu. Sedikit ku deskripsikan, menurutku; Mereka dua yang sama
Bermain, bercengkrama, bercerita, menangis, dan tertawa.
Melewati waktu dengan mengukir warna-warni memori.
Meski tak pernah terpikir, guna kepingan memori itu nanti.Jadi, kita masuk tahap dua~
Nyamankan posisimu, kita mulai cerita bagian dua dalam hitungan ketiga....||————————————||
|•|SIMPANG |•|
•oleh: OLibra•
°Miya Twins AU!°||————————————||
Kedua pemuda berwajah seiras keluar dari kamar menuju ruang makan dengan raut yang sulit diartikan. Tentu raut tersebut mengundang tanya bagi sepasang suami istri yang memang duduk di ruang makan menunggu putra-putra mereka memberi kabar."Gimana, nak? Keterima?" sang bunda yang pertama bersuara membelah sunyi. Kepala keluarga Miya masih menunggu dengan seruput-seruput tipis pada teh rosella, ia ikut tegang sebenarnya.
Beberapa detik masih terus terlewat, membiarkan pertanyaan tersebut melebur dan menyatu dengan udara. Kedua putra yang ditatap malah saling melempar tatapan pada sesamanya. Rautnya tidak terlihat baik. Hingga,
"KETERIMAAA!!!" si sulung Miya berteriak membelah sunyi dan canggung dengan raut menyebalkan yang ia pasang begitu pas di wajahnya. Sedang yang bungsu masih tetap pada tangan di dalam saku jaket, mau namun tampilkan rekahan senyum yang menghangatkan hati.
Bunda Miya reflek berlari kecil dan menangkup kedua putranya, lalu tak begitu lama disusul sang ayah yang tak ingin diabaikan dalam merayakan keberhasilan putra-putra nya memasuki Sekolah Elite Menengah Atas.
"Syukurlaaahhh!! Bunda turut bahagiaa! Kalian mau hadiah apa? Ayo bilang nanti biar dibelikan semua sama ayah ya, yah?" ucapan sang bunda menorehkan binar pada wajah Atsumu dan Osamu —yang bahkan hampir meneteskan liur memikirkan sebanyak apa makanan yang akan ia pinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMPANG || MIYA TWINS
FanfictionPerbedaan bagi keduanya adalah biasa Bukanlah masalah yang amat kentara Hingga lamat-lamat ucap iblis menyeruak masuk di antara mereka Ciptakan duri jadi tembok tinggi batas spasi keduanya Yang satu sekelabu mendung sebelum hujan datang Satunya s...