Budayakan tinggalkan jejak sebelum ataupun sesudah membaca,satu bintang dan comment kalian sangat berarti untuk saya😊~
°Selamat Membaca°
°°°°°°°°°
Mereka bilang, "Syukurilah saja"
Padahal rela tak semudah kataTak perlu khawatir, ku hanya terluka
Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa
Namun bolehkah s'kali saja ku menangis?
Sebelum kembali membohongi diriSebentar, hufft haaahh...
Okey, jadi kesimpulannya kita bertemu lagi. Hallo. Bagaimana dengan bagian ketiga kemarin? Cukup lucu bukan? Ahaha..Oh iya, sudah tiga kali bukan aku hadir sebagai opening dari kisah lucu yang kalian baca ini. Tapi barang sekalipun aku tak pernah menyapa maupun bertanya bagaimana keadaan kalian.
Jadi, bagaimana kabarmu? Bagaimana keadaanmu?
Bagaimana harimu?
Apakah sulit?
Pastinya tidak, kan?
Karena kalian kuat, jadi sesulit apapun keadaanmu itu tidak akan terasa.
Bukan demikian?Aku becandaa! Aku hanya sok tahu saja.
Oh kembali ke cerita. Aku mendapatkan sebuah kata-kata cukup puitis untuk terusan dari kisah yang kalian baca. Kutipannya begini; Perbedaan bagi keduanya adalah biasa
Bukanlah masalah yang amat kentara
Hingga lamat-lamat ucap iblis menyeruak masuk di antara mereka
Ciptakan duri jadi tembok tinggi batas spasi keduanyaLantas ketika waktu semakin memacu laju
Dongeng tak harmonis tercipta dari sepasang sikap tak mau tahu
Yang satu sekelabu mendung sebelum hujan datang
Satunya seterik matahari dalam pandang
Saling bertolak dan simpang.Jadi, mari kita mulai bagian ke empat ini dengan lanjutan lagu yang kudengar,,
Kita hanyalah manusia yang terluka
Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa
Namun bolehkah sekali saja ku menangis?
Ku tak ingin lagi membohongi diriKu ingin belajar menerima diri
||————————————||
|•|SIMPANG |•|
•oleh: OLibra•
°Miya Twins AU!°||————————————||
"Tsum! Buka pintu nggak lo!" suara dari balik pintu berhasil menarik jiwa Atsumu yang masih sempat berkelana di alam mimpi. Pemuda bersurai kuning itu mengucek mata, menyesuaikan dengan kapasitas masuk cahaya.
"Atsumu anjing! Buka!" kali ini suara bebarengan dengan gedoran yang semakin berisik. Atsumu mengumpat lirih, berisik. Padahal sudah dua minggu ia merasa dunia sunyi. Lantas kini kembali berisik seperti dua minggu lalu, sebelum kejadian bangsat menghantam dirinya.
Dengan tubuh loyo khas orang bangun tidur, Atsumu membuka pintu ogah-ogahan. Muncul beberapa pemuda dengan rambut berbeda-beda. Yang paling depan ialah manusia yang terus berteriak menggangu tidur Atsumu, wajah rupawan dipadu dengan rambut coklat susu halus. Tapi tentu sangat berbanding terbalik dengan sifatnya yang menurut Atsumu mirip titisan jin tomang.
"Apa anjing?" sapa Atsumu yang menimbulkan pelototan dari Oikawa.
"Temen lo nyariin semua ini! Masih nanya aja si babi!" sahut Oikawa tak mau kalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
SIMPANG || MIYA TWINS
Fiksi PenggemarPerbedaan bagi keduanya adalah biasa Bukanlah masalah yang amat kentara Hingga lamat-lamat ucap iblis menyeruak masuk di antara mereka Ciptakan duri jadi tembok tinggi batas spasi keduanya Yang satu sekelabu mendung sebelum hujan datang Satunya s...