M

230 35 6
                                    

Budayakan tinggalkan jejak sebelum ataupun sesudah membaca,satu bintang dan comment kalian sangat berarti untuk saya😊~

°Selamat Membaca°

°°°°°°°°°

I'm going under and this time I fear there's no one to save me
This all or nothing really got a way of driving me crazy

Peluh terkucur tak berwarna bening. Lelah pada kaki sebab berlari nyaris lima kilometer tak sepadan dengan lelah pada suara-suara tanya di kepala yang membuat mereka merasa bisa gila. Beberapa meter sampai mereka di tempat tujuan, tempat yang sekiranya akan membuat mereka merasa aman. Naas saja, di depan sana sudah lebih dulu berkumpul lautan manusia membawa kamera.

Melihat itu keyakinan tipis bahwasanya semuanya ialah salah paham semata runtuh. Tangan dingin Osamu menarik lengan baju Atsumu dengan bergetar. Otaknya yang awal ramai suara tanya mendadak kosong. Ia hanya bersembunyi di balik punggung kokoh Atsumu yang menarik tangannya masuk rumah. Atsumu hanya menatap tajam tanpa suara pada para wartawan yang sibuk bertanya hingga seperti suara sahutan tikus, tak lupa flash yang senantiasa menangkap tiap gerakan mereka.

"Minggir," titah Atsumu dengan suara paling dingin dan rendah yang pernah Osamu dengar. Layaknya titah mutlak. Namun wartawan di depan pagar rumah itu tidak gentar. Bahkan tak mau menyiakan momen, ia sempat memberikan tanya pada Atsumu yang sudah terlihat dapat mematahkan leher para manusia di sekelilingnya.

"Minggir babi. Mata lo nggak lihat adek gue capek! Buta lo pada anjing!?" kali ini ia mengambil tindakan mendorong para wartawan yang menghalangi pagar. Tak peduli akan di tulis seperti apa dalam surat kabar ataupun mendapat cacian dari khalayak umum. Ia sudah tak peduli selain kebenaran info sang ayah juga keadaan Bunda dan Osamu.

Pintu ditutup Atsumu dengan keras. Ia lihat bagaimana kondisi Osamu yang seperti orang linglung dengan mata berkaca. Sepertinya si adik lebih mau menerima kenyataan bahwasanya media massa membawakan kabar yang benar. Tangan Osamu yang dingin ia remat keduanya, ia tampilkan wajah yakin bahwa semua akan baik-baik saja.

Namun, harapan fana Atsumu ikut sirna, ketika temukan sang bunda yang meringkuk pada ujung ruang keluarga. Barang-barang tak lagi ada pada tempatnya. Berantakan.

"Bun, ini bukan akhir segalanya. Bisa aja media salah liput! Bisa aja ayah kena fitnah!" suaranya bergetar. Emosi Atsumu campur aduk, namun ia berusaha memberikan harapan pada keluarganya bahwa bisa saja ini hanya kesalahan.

PLAK!

Atsumu menolehkan wajah. Respon yang benar-benar tak ia duga dari bundanya. Belum ia bertanya kenapa, satu jeritan menggema itu runtuhkan segala yang ada pada dirinya. "AYAHMU BUKAN CUMA KORUPSI TAPI SELINGKUH SAMPAI PUNYA ANAK DAN KAU BILANG INI SALAH PAHAM!?"

Sepertinya takdir sengaja menjatuhkan mereka ke dasar samudera dan membiarkan mereka menggila.

Δ

I need somebody to heal
Somebody to know
Somebody to have
Somebody to hold
It's easy to say
But it's never the same
I guess I kinda liked the way you numbed all the pain

Osamu masuk ke dalam kamar dengan pandangan kosong. Ada memar di kening kirinya. Itu akibat ulang bunda saat ia secara paksa memasukan wanita yang sedang menggila tersebut ke dalam kamar. Jangan tanya mengapa bukan Atsumu yang melakukan. Bundanya lebih menggila saat melihat wajah Atsumu, ia tak segan mencekik putra pertamanya dikarenakan memang perawakan dan raut yang sering Atsumu gunakan lebih mirip dengan ayahnya jika dibandingkan dengan Osamu.

SIMPANG || MIYA TWINS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang