-

17.6K 1.4K 887
                                        



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-Just call my name,
I'm yours to tame.-













~🌼~





"Hmph.. J-Jennie--"


"Sstt diamlah.."


Lalisa tidak melanjutkan kalimatnya ketika Jennie menjatuhkan bibir menyerbu bibirnya dengan tekanan dalam. Rindu Jennie mengobar kuat terbaca dari bagaimana gerak bibirnya menarik berusaha memiliki bagian atas bibir Lalisa seutuhnya. Tangan rampingnya melingkar indah dileher jenjang Lalisa dengan mata terpejam, menumpahkan segala perasaan yang ia tahan selama si gadis bermata hazel ini tidak berada didekatnya.


Berhasil meraih tangan Lalisa yang hendak menutup pintu mobil tak jauh dari taman kota, Jennie nyaris kesulitan menahan diri untuk tidak menghamburkan pelukannya pada si gadis yang tentu saja dipenuhi keterkejutan. Tak berkata apa pun sampai keduanya masuk ke dalam mansion, Jennie lekas menarik lengan Lalisa menuju kamar tanpa melepaskan ciuman yang ia daratkan sesampainya mereka didepan pintu kamar.


Melipat lutut setelah mendorong bahu Lalisa yang tak berdaya membentur headboard ranjang, Jennie duduk dipangkuan si gadis, sama sekali tidak memberinya kesempatan bicara saat Lalisa sejak tadi bersusah payah mengeluarkan kata. Mendapat serangan mendadak, Lalisa pun tak bisa menahan diri lebih lama, kuasanya runtuh meremas bahu Jennie membalas ciuman wanita yang sangat ia rindukan.


Pikiran dua insan ini berantakan, desiran bergelora menjalar ke setiap nadi menciptakan rasa terbakar yang siap meledak ketika kulit saling membentur menuntut lebih. Decakan dari bibir saling menaut terdengar memenuhi ruang kamar yang sesak, jemari Jennie meremas pangkal rambut si gadis meminta ciuman lebih intens dan pastinya tidak akan ditolak hingga ritme dari pagutan bibir beradu lebih sensual.


Jennie dan Lalisa bergantian menyesap rasa manis dari bibir yang tersaji, saling mengejar dan mencoba mendominasi satu sama lain. Sepertinya keduanya tidak akan berhenti sebelum udara dirongga dada benar-benar lenyap, benang saliva yang terjalin begitu mengikat ketika dua netra saling menatap dengan bahu naik turun terengah setelah jalinan bibir keduanya terlepas.



*DIJADIKAN EBOOK

SECRET, Don't Tell Anyone (E-book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang