tri kecebong 5

2 4 5
                                    

"Awali pagi dengan sarapan karena kemarin saya coba dengan senyuman, jam 10 udah laper."
¶FARZAN GANENDRA¶

Jenis bencana itu bermacam-macam, ada bencana alam, ada bencana yang disebabkan oleh manusia, dan bencana mempunyai teman seperti farzan dan emilo Gua sempat mikir, dosa apa yang dibuat sama orang tua atau mungkin nenek moyang gua dimasa lampau sampai-sampai karma nya nyampe ke gua. Gua sahabatan sama mereka udah lama, dan sebetulnya gua nggak yakin mereka nganggap gua sahabat atau cuma sampah, karena dari dulu sampai sekarang gua cuma kayak babu buat mereka. Ah sudahlah, yang penting sekarang gua jadi pemeran utama. Mampus aja lu semua gue siksa Lo bahahahaha ketawa jahat.

***

"Heh kutu kupret, ngelamunin apaan lu kesambet tau rasa" emil yang entah datang dari mana tiba-tiba sudah berada disamping gua. Eh tapi memang tempat duduk dia disitu sih. Wkwk lupa aing

"Mau tau aja lu,kepo aja urusan orang uhh!"  Emil mengambil handphone dan menyodorkan nya kearah gua.

"Sa, berkat lu nih!" Dilayar handphone-nya tertera sebuah chat dari clara, isinya 'makasih'. Singkat, padat, dan jelas.

"Ah iya gua lupa ngasih tau lu!" Emil yang semula senyum-senyum melihat layar handphone nya, kini memasang tampang serius yang membuat siapapun ingin melemparkan pisau kearahnya.

"Lu mau ngasih tau apaan?"

Gua menarik napas panjang. Kenapa gua nervous ya? Kan cuma ngasih tau yang diomongin Clara kemarin. "Sebetulnya clara suka sama lu."

"What, sersiusss lohh OMG aaaaa senengnya yayang Emil bakal ga jomblo lagi!?" Suara teriakan itu membuat satu kelas menoleh, bukan kearah gua dan emil, tapi kearah farzan yang berada tepat dibelakang kami.

"Heh! Yang harusnya teriak itu gua, goblok! Kenapa jadi lu yang heboh!duh pengen bunuh orang"

"Ya lu nggak usah ngegas dong!"

"Yang pertama ngegas kan lu! Lu ngajak gelud ayo sini?!"

"Nggak usah berantem woi!" Gua berusaha melerai mereka. Buset dah ni bedua, kerjaannya ngancurin cerita gua mulu. Tanpa menunjukan wajah bersalahnya, Farzan tiba-tiba memaksa masuk diantara kursi gua dan kursi emil. Pantatnya yang besar itu langsung mendarat dikursi gua. Njir satu kursi bedua, mana ni anak badan nya segede gajah.

"Lu ngapain sih? kepo aja! Anak kecil maen jauh-jauh sono hus hus!"

"Apaan sih? Gua kan mau denger agatsa
cerita bukan mau denger lu ngomel!" Gua bangkit dari tempat duduk dan berjongkok dicelah-celah kursi yang mereka duduki. Gini bangett jadi pemeran utama.

"Udah lu berdua gausah berantem lagi. Mau denger gua cerita ga?" Mereka berdua menganggukan kepala serentak seperti anak ayam yang nurut kepada induknya.

"Jadi sebenarnya clara itu suka sama emil-"

"Iya tadi lu udah bilang kan," sela Farzan.

"Heh dengerin dulu agatsa cerita farzan pembawa sial!"

"Oh."

Gua menarik nafas sekali lagi dan menghembuskan secara perlahan, bentar lagi darah tinggi gua kumat nih kalau lama-lama disamping mereka. Bisa tolong hilangin aja ga mereka

"Mau dilanjut nggak?"

Mereka menganggukan kepala mereka lagi.

"Iya. Alasan dia nolak emil itu karena dia nggak mau emil dimacem-macemin sama Teller dan trio j squad" emil menaikan satu alisnya.

"Tunggu-tunggu! Maksudnya nggak mau gua dimacem-macemin sama teller dan trio j squad itu gimana?"

"Ya maksud agatsa-"

"Lu bisa diam gak, Zan! Agatsa lanjutin."

"Farzan yang paling pendek diantara kita bisa ga lu diam dulu sebentar ya. Teller dan trio j suka sama lu, mil."

"Ohhh." Farzan ber oh ria. Buat apa coba? "Lu ngapain zan?"

"Hah? Ohhh aja."

"Kan lu nggak ada hubungannya disini. Emangnya lu paham gua sama emil ngomong apaan?"

"Ya enggak lah," jawabnya.

"Udahlah sa, nggak usah ngurusin ni anak satu. Jadi intinya Clara cuma nggak mau gua dimacem-macemin, gitu?" Kali ini giliran gua yang mengangguk menanggapi perkataan Emil.

"Ahh sudah ku duga, Clara adalah jodohku. Oh clara ku sayang, Prince Emil mu ini akan datanggg tunggu disana sayang." Emil mulai
melakukan akting receh nya. "Najis lu anj," ejek farzan sembari menatap Emil sinis.

"Bacot lu ndut." Balas laki-laki berambut sedikit keriting tersebut.

"Rambut lu tu kayak benang layangan kusut!"

"Perut lu tu kayak punuk onta!"

"Muka lu kayak beruk!"

"Muka lu kayak tukik!"

"Suara lu kayak keledai!"

"Mulutlu kayak kaleng rombeng!"

"Muka Lo kek sempak Fir'aun"

"Dih mulut Lo noh bau jigong"

Ni dua bocah kalau nggak dilembutin nggak bakal selesai, okelah kalau gitu mari kita lembutin mereka berdua"Bacod! Bisa nggak sih nggak usah berantem gue gibeng satu-satu masuk UGD kalian?!" ah akhirnya mereka diem-

"Berisik!" Lah kenapa jadi kompakan gitu? Kompakan ngebully gua maksudnya. Mereka berdua berjalan keluar kelas sambil tetap berantem. Dan pada akhirnya cerita gua nggak pernah beres kalau ada mereka syudah lahh.

.
.
.
.
.
Selamat membaca...

Satu kata untuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu kata untuk

~Farzan paling bobrok

~agatsa paling kece

~emilo paling ganteng

TRIO KECEBONG [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang