"heh para dedemit Lu berdua pesan apa? Cepetan!"
Sekarang gua dan 2 temen kecebong gua lagi mengistirahatkan sejenak otak kami yang mulai panas karena terus-terusan dipaksa buat nyari X-nya si matematika yang entah kenapa selalu hilang kek dia. Kalau nggak X biasanya Y yang hilang, atau malah dua-duanya, kadang gua tu mikir, X dan Y itu siapa, apakah mereka orang penting sampai harus dipikirkan dan ditemukan CK aneh?! Kok bisa-bisanya gua disuruh nyariin mereka?
Untungnya guru matematika gua itu bukan guru killer, tapi tipe guru yang sukanya ngasih tugas doang, sementara dia sibuk ngobrol dengan guru-guru yang lewat depan kelas. Ada untung dan ruginya punya guru yang begitu. Untungnya kami jadi lebih bebas, ruginya kami yang otaknya paling miris diantara kelas lain jadi tambah miris. Sangat awikwok bangetttttt bukan?
"Gua pesan nasi goreng spesial aja deh. Ohiya, minumnya es teh kayak biasa. Nih duitnya."
Emil memberikan uang sepuluh ribuan 2 lembar.
"Kembalinya buat Lo aja"
"Anj, kembali apaan orang pas gini lawak Lo badutt" gue mencekek sih Emil karena saking gemasnya.
"Gua pesan bakso 3 mangkok. Minumnya es jeruk, bilangin ibu kantin nya esnya banyakin, terus gula nya jangan banyak-banyak, gua takut gendut," ujar Farzan
"Lu udah gendut bego,gue gibeng masuk UGD ye lo!" Mulai deh.
"Duitnya mana zan?" Gua menengadahkan tangan untuk meminta uang kepada Farzan. Persis bett gue kek pengemis dipinggir lampu merah
"Pinjem duitlu dulu ya sa,duit gue dikelas nih."
Parah, udah banyak note-nya pakai acara ngutang segala lagi. Yasudahlah daripada gua debat sama nih anak nggak guna.
Saat gua lagi antri diwarungnya Bu Lastri , didepan gua ada cewek dengan rambut sepundak yang juga lagi ngantri.
"Woy da." Gua menepuk pelan bahu cewek didepan gua ini. Dia sedikit terkejut lalu menoleh kebelakang.
"Eh, agatsa ya?" Dia ternyata tau nama gua.
"Iya. Clara mana?"
Tangannya bergerak menunjuk bangku dikanan tempat gua dan teman-teman gua duduk. Kok gua nggak sadar ya? Emil juga kayaknya nggak liat Clara tuh.
"Oalah gua nggak liat. Maju dong, giliran lu tuh yang pesan gue cape nih kaki gue lagi manja."
"Ah gara-gara lu sih." Gadis bernama sinta itu segera berbalik dan menyebutkan pesanannya. Tidak lama setelah itu,
"Gua duluan ya agatsa."
"Ah oke."
Sekarang giliran gua yang pesan.
***
Bel masuk sudah berbunyi sejak satu jam yang lalu. Mata pelajaran sekarang adalah seni budaya, kami disuruh membentuk kelompok yang anggotanya minimal 4 orang. Tentu saja gua bergabung dengan dua idiot disamping kanan dan kiri gua ini ditambah dengan ketua kelas kita jordan. Karena mereka sering berantem, jadinya gua harus menjadi penengah mereka kalo masalah sih Jordan gue gatau karena gue juga kurang akrab sama nih anak.
Tugas kelompok nya kami disuruh memilih antara menyanyi, drama, atau tari untuk dinilai oleh guru. Dan dengan antusiasnya kelompok gua memilih untuk melakukan akting atau bisa dibilang ber-drama. Sebetulnya cuma mereka berdua yang memilih, gua? Halah, gua dianggap aja enggak. Mati aja lu semua! Sedangkan Jordan hanya menyimak saja
"Jadi kita mau nampilin drama yang gimana nih? Sudah setengah jam gadapet ide apa-apa," tanya gua kepada mereka.
Bel masuk memang sudah berbunyi satu jam yang lalu, tapi karena ada suatu hal, guru Seni budaya kami terlambat lima belas menit.
"Uhmm, bawang merah bawang putih gimana? Gua jadi bawang putih, Emil jadi bawang merah, agatsa jadi cucian yang hanyut,Jordan jadi ikan yang bisa ngomong itu Setuju ga?" tanya farzan dengan dengan santainya. Hmm, maaf?
"Nggak! Gua nggak setuju! Masa iya gua jadi bawang merah! Gimana kalau Cinderella? Gua jadi Cinderella, lu jadi emak tiri,agatsa jadi labu emas,Jordan jadi peri.Gimana?" Sekali lagi, maaf?
"Nggak ah! Gua nggak mau jadi emak tiri! Gimana kalau drama timun mas? Gua jadi timun mas, emil jadi buto ijo, agatsa jadi garam, Jordan jadi sapu Setuju nggak?"
"Hmm boleh juga sih. Lu gimana agatsa?" Gua gimana? Jujur nih ya jujur. MENDING LU BEDUA MAMPUS BENERAN AJA DEH KESEL GUE SUMPAH!
"Bodo! Heh, lu bedua nganggap gua apaan sih?! Bawang merah bawang putih kan gua bisa jadi emak tiri! Kenapa jadi cucian yang hanyut itu, hah?! Cinderella? Gua juga nggak papa kok jadi saudara tirinya Cinderella, ngapa gua jadi labu, woi! Terus juga di timun mas masih ada ibu nya kan?! Kenapa gua cuma jadi garem hah?!"
"GUE JUGA NGAPAIN JADI SAPU,JADI IKAN,JADI PERI, GASEKALIAN GUE JADI SETANN HAH?YATUHANN KENAPA GUE SATU KELOMPOK SAMA MAKHLUK MAKHLUK KEK GINI" geram Jordan,ia sangat muak kenapa perannya sangat membagongkan.
Gua yakin 1000000% darah gua naik lagi. Pulang-pulang kayaknya gua musti cek tekanan darah nih.
"Jordan mulutlu bau bawang putih." Farzan menutup hidungnya, begitu juga dengan emil Fook emang bener2 nih anak:)
"Dan tahan ya, semoga lu ga darah tinggi ngadepin mereka;), mereka emang gila" agatsa menasehati Jordan untuk tetap sabar jangan sampe sih Jordan khilaf terus bunuh tuh dua dedemit.
.
.
.
.
Selamat membaca....Trio kecebong lagi ketcehh.
Jordan(tukang foto) sbr ya dan
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIO KECEBONG [ON GOING]
Fiksi Remaja"Kamu suka kopi nggak? Aku sih suka. Tahu kenapa alasannya? Kopi itu ibarat kamu, pahit sih tapi bikin candu jadi pengin terus." ~Agatsa elvano~ "Terlalu sering memegang pensil alis dapat membuat mata menjadi buta, jika dicolok-colokkan ke mata." ~...