8

1.2K 215 26
                                    

Happy reading guys!!!

*

*

*

Laisha menghela nafas kasar saat mendapati keterdiaman sang putra. Merasa Yibo tidak akan menjawab, wanita itu menggeleng pelan lalu melenggang pergi menuju dapur. Sesampainya di dapur, ia berdiri sambil menumpukan kedua tangannya pada wastafel dapur. Diliriknya keberadaan sang putra yang masih berdiri di tempat biasa dengan raut sinis.

"Anak bodoh itu, bagaimana mungkin dia membiarkan orang lain mendekati Zhan Zhan. Dengan susah payah aku mempertahankan Zhan Zhan agar tetap di sisinya, dia malah membuat bayiku ingin meninggalkannya." Laisha menggerutu kesal seiring dengan tangannya yang bekerja menata hasil masakannya di atas meja.

"Bodoh sekali," gumamnya sembari melanjutkan menata semua makanan beserta peralatan makan.

Sekitar 15 menit kemudian wanita itu beranjak keluar dari dapur. Dengusan kecil terdengar dari mulutnya saat tak lagi mendapati keberadaan Yibo di sana. Laisha menggeleng lalu melangkah menuju kamar Xiao Zhan untuk mengajak pemuda cantik itu makan malam. Namun, saat ia menggenggam kenop pintu, terdengar suara Yibo dari dalam sana.

Laisha menghentikan niatnya yang hendak membuka pintu dan memilih menguping pembicaraan kedua putranya. Ia berdiri sambil menatap pintu dengan kedua lengan yang bersedekap di depan dada.

Sementara di dalam sana, Yibo berusaha membujuk Xiao Zhan yang mendiamkannya. Ia menatap Xiao Zhan yang saat ini tengah mengambil pakaian di lemari. "Apa kau akan terus mendiamkan diriku seperti ini?" Tanya Yibo dengan sebelah alis yang di naikkan.

"Aku tidak mendiamkan mu Ge, aku hanya sedang malas berbicara." Ucap Xiao Zhan sembari menaruh pakaiannya di lengannya. Ia menatap Yibo sejenak kemudian berjalan memasuki kamar mandi untuk berganti pakaian.

Namun langkahnya terhenti saat Yibo menahan lengannya. Ia menghela nafas kasar sambil berusaha menepis lengan Yibo, akan tetapi lelaki tampan itu malah semakin mengeratkan pegangan di lengannya. "Lepaskan, aku harus segera turun." Ucap Xiao Zhan dengan raut tidak suka.

"Aku tidak mau," ucap Yibo dengan tatapan yang tertuju pada mata bulat sang adik.

Helaan nafas kasar terhembus dari mulut Xiao Zhan. Ia berusaha menarik lengannya, akan tetapi Yibo tetap menahannya. Merasa kesal karena Yibo tak kunjung melepas cengkeramannya, ia berbalik menghadap lelaki itu dengan raut jenuh.

"Maafkan aku karena sudah mengatakan kalimat tak pantas padamu," ujar Yibo dengan nada penuh penyesalan. Amarahnya membuatnya tak bisa mengontrol kalimat yang akan ia ucapkan pada lelaki cantik itu dan malah berakhir menyakiti sang adik angkat.

"Kalau kau ingin aku memaafkan mu, lepaskan lengan ku dan untuk saat ini tolong jangan menggangguku dulu." Ucap Xiao Zhan dengan tatapan yang mengarah tepat di wajah Yibo.

Setiap kata yang di ucapkan oleh pria tampan itu masih terngiang di telinganya dan hal itu membuatnya merasa kecewa. Itulah sebabnya ia sengaja menghindari Yibo untuk mengurangi sedikit rasa sakit di hatinya. Yaahh, walau itu tak berguna sedikitpun karena rasa sakit itu masih tak mau menghilang di hatinya.

"Sebaiknya Gege turun duluan dan temani mama di sana," setelah mengucapkan kalimat itu, Xiao Zhan melenggang memasuki kamar mandi.

Just friends? Really? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang