LHC; IF I LEAVE HOME

1K 101 0
                                    

“kembali lah.”

Haechan mengerinyit mendengar tuturan Taeil.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Kembali?” Tanya Haechan kembali bertanya kepada para Hyeong nya.

Kembali untuk apa? Tanya nya dalam hati.

“Kembali lah, kepada dirimu yang dahulu. Haechan-ah.”

Haechan yang mendengar itu, mendengus kesal. Kembali melanjutkan aktivitas yang tertunda tadi.

“Kami rindu. Sangat rindu kepada Haechan yang dahulu.”

Doyoung dan yang lain berkaca-kaca, menatap Haechan.

“Aku tidak bisa.”

Satu persatu air mata para Hyeong nya berjatuhan, karena mendengar jawaban dari si bungsu.

“K-kenapa?”

“Fokus lah, kepada kantor kalian. Hyeong-ie.”

Haechan beranjak dari sofa, meninggalkan Para Hyeong nya yang bergelinang air mata.

Haechan menutup pintu kamar nya, dan mengunci nya.

Bersandar di daun pintu, seraya ikut menangis.

“Aku juga rindu Haechan yang dahulu, Hyeong-ie.”

Sahut dirinya pelan, di sela isakan yang jika orang dengar terasa pilu.

Setelah puas menangis, Haechan mengambil koper yang berada di atas lemari baju nya. Membawa semua pakaian yang ia punya, lalu di simpan dalam koper.

Tas gendong, hanya terisi dengan barang berharga milik nya.

“Maafkan aku, Hyeong-ie.”

Haechan menatap Jam dinding kamar nya.

Pukul 12.00. malam.

Dengan hati-hati, dirinya keluar dari rumah, dengan tas yang di gendong dan koper yang berada di tangan kiri nya.

Tujuan si bungsu sekarang, Rumah Sakit.

Tak terasa sudah pagi hari, Para Hyeong nya terbangun.

Kemudian mereka melihat notes yang berada di meja makan.

Hyeong-ie, aku tahu ini salah.

Pergi dari rumah, tapi aku memiliki

Hal penting yang harus ku urus.

Jangan cari aku, jika hal penting ini sudah selesai

Aku akan pulang, tenang saja.

Ah, sebenar nya aku tidak membenci kalian.

Aku bersikap seperti itu, karena Hal penting itu.

Hehe,

Lee Dong Hyuck, adik tampan Hyeong-ie

 

Itulah tulisan yang tertulis di notes itu, Yuta dengan tergesa berlari ke arah kamar Haechan. Membuka kasar pintu kamar Haechan.

Kamar nya masih sama kok, hanya aja beberapa barang di kamar Haechan menghilang. Seperti pakaian yang menghilang dari lemari pakaian nya.

“LEE DONG HYUCK!!!”            

Teriak yuta dengan keras, membuat yang lain menghampiri nya yang terduduk di lantai dengan deraian air mata.

“Yuta, tenanglah…”

Sahut Taeil dengan terbata, karena diri nya pun tak kuasa menahan air mata nya. Mendekap yuta dengan kasih sayang, mengusap lembut rambut bewarna coklat tua milik Yuta.

Di sisi lain, si bungsu, Haechan sedang menjalani Kemoterapi. Di temani oleh Renjun dan Jaemin yang berada di samping nya.

Haechan perlahan mengeluarkan air mata nya, menggigit bibir bawah nya.

Menahan untuk tidak berteriak.

“Haechan-ah, jangan kau tahan.”

“Berteriak lah.”

Sontak dirinya berteriak kencang, tangan kiri Jaemin terulur untuk menggenggam tangan kanan Haechan.

Menyalurkan rasa semangat dirinya kepada sahabat nya.

Yang di balas dengan remasan erat oleh tangan kanan milik Haechan.

“It’s oke, everything’s alright. Lee Dong Hyuck.”

“S-sakit… s-sekali…”

Rintih Haechan terbata, membuat Renjun dan Jaemin ikut mengeluarkan air mata mereka masing masing.

EPOCH. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang