“Aku harus pergi, Hyeong-ie.”
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tatapan para Hyeong nya berubah, menjadi takut di tinggal kan lagi.
“Jika aku ada waktu, aku akan mampir lagi. Ok?”
Haechan tersenyum tipis, beranjak dari duduk nya.
Baru saja ingin melangkah, tangan kanan milik nya, di cekal oleh Jaehyun.
“Ada apa?”
Jaehyun menggeleng keras, mengeratkan cekalan itu. Haechan menghela nafas kasar.
Mendudukan tubuh nya kembali di kursi.
“Jangan pergi.”
Dua kata yang mampu membuat Haechan menatap para Hyeong nya berkaca-kaca
“Baiklah, aku tidak akan pergi.”
“Selamanya.”
Haechan tersenyum sumir, mendengar sahutan Yuta yang terdengar tegas.
Bahkan dirinya sendiri tidak tahu, akan bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Mengingat tuturan Jeno semalam, terus berputar di dalam otak nya.
“Dong Hyuck-ah”
Haechan mengalihkan pandangan nya kepada Jeno yang terlihat berantak kan di ambang pintu.
“Jeno? Hei, ada apa?!”
Jeno perlahan berjalan ke arah Haechan yang terduduk di ranjang Rumah Sakit.
“Maaf”
“Maafkan aku, Lee Dong Hyuck. Sungguh, maafkan aku.”
Racau Jeno seraya terisak, membuat Haechan panik dan bingung.
“Ada apa?”
“K-kemoterapimu…hiks…hiks…Tidak membuatmu sembuh, bahkan K-kemoterapimu semakin membuat penyakit itu menggerogoti tubuhmu…”
Bagai tersambar petir, tubuh si bungsu mematung mendengar lirihan yang terbata itu.
Tak lama kemudian dirinya menunduk, menatap jeno yang sudah berlutut di hadapan nya.
“Maafkan aku, Haechan-ah…”
“Berdiri.”
“Maafkan aku, Haechan-ah…”
“Berdiri.”
“Maafkan aku, Haechan-ah…”
“BERDIRI LEE JENO-SSI!! JANGAN MENYALAHKAN DIRIMU!!”
Dengan kasar, Haechan membawa Jeno kembali berdiri, kemudian membawa tubuh kekar itu kedalam dekapan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPOCH.
Fanfiction{READY BOOK VERSION!} jika ingin membeli buku ini, kalian bisa cek ig @seribu_sukma for more information yaa inget yaaa versi buku nya lebih seru!! Kisah dirinya yang penuh lika-liku. . . . "Ada apa, Haechan-ah?" Sahut Johnny, sembari menggenggam...