Udah lama gak up nih!
Happy Reading!!
***
Arga demam, semenjak kehujanan dua hari lalu. Di tambah magh Arga kambuh, telat makan. Ibu dengan telaten mengompres Arga.
Arga bangkit, bersandar pada ranjang. Menarik tangan Ibu, menggenggam erat.
“Ibu di sini aja, ya. Arga gak mau sendiri,”pinta Arga.
“Manja.” cibir Ibu, di sertai senyum tipis. “Sana tidur. Ibu gak bakalan ke mana-mana.” suruh Ibu.
Arga mengangguk, berbaring memejamkan mata dengan tangan Ibu terus di genggam. Arga merasa kepalanya begitu pusing, dan perut nya sakit.
Wajah Arga begitu pucat, keceriaan Arga juga menghilang seketika. Tangan Arga mulai melemah setelah memejamkan mata. Ibu menarik tangan, mengecup dahi Arga.
“Cepet sembuh, sayang. Ibu sayang banget sama Arga. Apalagi pas Arga manja begini,” kekeh Ibu.
“Jangan benci Ibu karna sikap Ibu ke kamu, Arga. Itu yang terbaik buat kamu.” lirih Ibu. Menarik nafas lelah, mengusap ujung matanya, berair.
“Walaupun kamu bukan anak kandung, Ibu.”
****
“Gak ada si Arga gak asik!” keluh Keano, merasa tersiksa jika hanya bertiga. Mereka di kantin, menikmati makan siang.
Arka fokus dengan novel, Vio fokus bermain game, hanya Keano yang termenung, merasa sendirian.
“Lo pada ngobrol kek sama gue. Diem mulu, gak cape apa?”
“Diem.” tekan Arka.
Mata Keano berkeliling, terpaku melihat Alendra...bersama seorang laki-laki. Ah...Keano tau! Itu Rey, ketua Osis.
“Ngapain si kuyang sama Alen?”gumam Keano.
“Perlu kasih tau si Arga nih, kasian kalo ketikung. Orang dia duluan yang deketin. Dasar kuyang.” monolog Keano.
Di sisi lain, Alendra tak nyaman, Rey duduk di samling Alendra sembari memakan bakso. Kali pertama bagi Alendra setelah dua tahun sekolah di sini untuk pergi ke kantin. Rey tiba-tiba mengajak Alendra, semenjak pertemuan mereka kemarin, tak di sengaja.
Rey menjadi sok' akrab.
“Udah. Gue duluan.” pamit Alendra, bangkit. Rey terdiam, menarik tangan Alendra untuk duduk, kembali.
“Makanan lo belum abis, ayo makan lagi.” suruh Rey.
Alendra menghempaskan tangan Rey, menatap tajam Rey. “Bukan urusan lo. Berhenti sok akrab sama gue. Risih.” ketus Alendra. Pergi meninggalkan Rey yang terpaku.
Alendra pergi ke kelas, terdiam menatap meja kosong di samping nya. Karna biasa nya, Arga selalu menguntit dirinya. Sekarang Arga tidak sekolah, di kabarkan sakit?
“Ngapain gue pikirin?” batin Alendra. Menggeleng dan duduk.
Keano masuk ke dalam kelas, sembari menelpon Arga.
“Assalamua'laikum,” salam Ibu Arga.
“Wa'alaikumsalam. Tan, Arga nya ada gak? Keano mau ngobrol sebentar.” tanya Keano, duduk di bangku belakang Alendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arganta
Ficção AdolescenteArganta Bisma Hutama. Tujuan nya sekarang hanya satu, meluluhkan hati gadis yang Arganta sukai sejak kelas 10. Sikap dingin gadis itu tidak membuat Arganta mundur malah semakin tertarik. Arganta si periang, mencoba luluhkan gadis dingin introvert. ...