Prolog

124 6 0
                                    

Annyeong Haseyo!🗿✌🏿
Yuk,sebelum baca jangan lupa vote dulu ya-!
Biar author semangat buat wpnya.
Terimakasih-!♡
_________________________

Kesepian yang selalu menemaninya adalah hal biasa,bahkan orang tuanya lebih mementingkan pekerjaannya di banding ia. Anak satu-satunya.

Dannendra menatap kosong ombak pantai dengan beberapa luka di sekujur tubuhnya. Dengan darah yang ia biarkan mengering,miris sekali hidupnya.

Tiba-tiba seseorang menepuk bahunya, Dannendra mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang menepuk bahunya. Tapi ia mengerutkan keningnya, ketika orang itu mulai berbicara.

Dannendra tak paham apa yang ia katakan. Beberapa detik kemudian ia tersadar bahwa tidak memakai alat bantu dengarnya. Ia langsung membuat isyarat dengan tangan.

"Aku tidak bisa mendengar,apa kamu bisa bahasa isyarat?" Tanya Dannendra dengan membentuk tangannya sebagai percakapan.

Orang itu lantas mengangguk,dan membentuk bahasa isyarat. "Oke,aku akan berbicara dengan bahasa isyarat"

Dannendra tersenyum. "Terimakasih, eum.. tadi kamu bilang apa? Aku tak mengerti, bisakah kamu mengulanginya?"

"Tentu, tadi aku bilang.. kenapa kamu di sini sendiri dengan luka yang di biarkan begitu saja sekujur tubuh di tambah pandangan mu kosong. Apa kamu ada masalah?"

"Tidak ada,ini sudah hal biasa bagiku. Aku tuli,jadi tidak ada yang mau berteman dengan ku" Dannendra tersenyum teduh ke pemuda yang sedang mengobrol dengannya.

"Astaga, oh iya kita belum kenalan. Namaku johan, sepertinya kita seumuran deh.. berapa usiamu?"

"Aku Dannendra Huang,usiaku 18 tahun.."

"Kita seumuran, tunggu.. Huang? Kau dari China?"

Dannendra mengangguk sebagai jawaban.
"Sebenarnya aku bisa berbicara, namun aku tak bisa mendengar"

"Eh? Bukankah kalau tuli itu cara bicaranya tidak lancar? Maaf kalau tersinggung"

"Sebenarnya aku tidak tuli dari lahir,aku mengalami kecelakaan pada umur 10 tahun. Akibatnya telinga ku menjadi tuli karena mengalami benturan keras" ucap Dannendra seraya menatap johan yang tengah menatapnya kembali.

"Eh? Kau pasti mengalami trauma karena kecelakaan itu"

"Tidak juga,tapi kehidupanku sedikit berubah"

"Aku turut prihatin dengan kondisi kamu,eum kalau boleh tau di mana alat bantu dengar mu?"

Dannendra tersenyum,lantas menunjukkan alat bantu dengarnya.

"Jadi alat bantu dengarmu rusak?"

Dannendra mengangguk sebagai jawaban.

"Ayo temenan"

Mata Dannendra terbinar-binar ketika johan membuat bahasa isyarat tersebut.
"B—benarkah? Kau mau berteman dengan ku? Tapi aku tuli.."

Johan terkekeh mendengar perkataan Dannendra. "Aku tak peduli kamu tuli atau apapun itu. Aku hanya ingin berteman dengan mu"

"Terimakasih" tak sadar Dannendra meneteskan air matanya.

__________

Wehehe balek lagi sama author yang kece ini, mon maap kalau ceritanya bakal nggk nyambung sedikit. Kek hidup author.g

Dannendra || Renjun [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang