4. Berpisah?

120 25 6
                                    

"Seungwan!"
Di suatu tempat dalam hutan, ada beberapa bayangan hitam yang terus-menerus bertarung, dan di samping mereka, ada dua gadis bersandar satu sama lain.

Itulah Seungwan, yang kemampuannya tidak kalah dengan gurunya. Untuk melindungi dua orang yang tidak berdaya, dia bertarung dengan lebih dari 10 pria berpakaian hitam saat ini. Agar bisa selalu mengetahui keadaan Sooyoung dan Joohyun, dia tidak bisa menggunakan kekuatan sepenuhnya dan fokus pada pertempuran mengakibatkan dirinya banyak dilukai. Situasi ini membuat Sooyoung di sampingnya merasa sakit hati, tapi dia hanya bisa diam di samping, percaya pada kekasihnya.

Dan tepat ketika Seungwan perlahan akan dikalahkan dan hampir dikelilingi oleh sejumlah besar musuh, tiga orang bergegas gabung dalam pertarungan.
Salah satu dari mereka menerobos ke dalam lingkaran yang mengelilingi Seungwan dalam sekejap mata, memecah sekelompok orang itu dalam beberapa pukulan.

“Seulgi…?” Seungwan yang baru saja hampir terkepung melihat dengan jelas bahwa orang yang menyerbu masuk adalah temannya.
Seulgi tidak menjawab, hanya membelakanginya, menatap musuh di sekitarnya dengan tatapan dingin.
Saat itu juga, pria berbaju hitam menyerang ke depan tanpa rasa takut karena jumlah mereka yang lebih banyak, tetapi Seulgi dan Seungwan tidak mau menyerah dan bahkan tidak repot-repot untuk bertahan. Mereka langsung melakukan beberapa serangan untuk memecahkan serangan lawan yang tidak beraturan, kemudian kembali ke posisi penyerang sebelum mereka sadar.

Di samping itu, Joohyun, Sooyoung serta Yerim dan Lee Sooman yang baru tiba menyaksikan mereka mengalahkan sejumlah besar pembunuh berpakaian hitam satu per satu.
Pada saat ini, Yerim yang sensitif memperhatikan bahwa seseorang diam-diam mendekat di belakangnya, dan dengan cepat dia berteriak, tetapi dia tidak menyangka bahwa beberapa pria berpakaian hitam yang bertarung dengan Seulgi dan Seungwan tiba-tiba datang menyerang mereka!
“Joohyun, Sooyoung! Bersembunyi di belakangku!” Lee Sooman yang penuh luka melihat Joohyun dan Sooyoung juga terlibat dalam pertempuran, dengan cepat bangkit untuk melindungi dua gadis lemah yang tidak ahli dalam bela diri.
Di sisi lain, Seulgi dan Seungwan yang bertarung dengan sisa pembunuh yang lebih kuat juga menyadari keadaan darurat saat ini, tetapi mereka tidak bisa pergi membantu karena situasi.
Tidak lama kemudian, orang yang baru saja diam-diam mendekat di balik semak-semak muncul. Dia menyelinap masuk ketika Lee Sooman dan yang lainnya dalam kekacauan, dan menculik Joohyun yang ketinggalan sendirian.

"Ah!!!" Seru Joohyun menarik perhatian semua orang.
“Park Jihyun?!” teriak Lee Sooman tak percaya, tidak menyangka pria yang hampir kehilangan nyawa ini muncul di hadapannya.
Dia melihat orang gila yang kehilangan akal sehat itu meletakkan pisau yang tadi akan membunuhnya di leher Joohyun, dengan senyum jahat di wajahnya.
Park Jihyun menatap semua orang dengan tegas, terutama pada Lee Sooman, "Aku ingin kamu merasakannya lagi, rasa sakit ketika kamu hanya bisa melihat orang lain mati di depanmu! Hahaha!"
Meninggalkan kalimat itu, dia berbalik dan menyeret Joohyun yang berontak terus-menerus ke dalam hutan yang gelap.

“Joohyun!” Seulgi membanting orang yang meninju di depannya dengan telapak tangan, dan hendak meninggalkan sekelompok pembunuh untuk mengejar menyelamatkan Joohyun, tetapi dicegat di tengah jalan.
"Brengsek! Jangan halang di sini!” Dia sangat marah, tidak percaya bahwa dia baru saja berhasil menemukan orang yang membuatnya merasa nyaman, tetapi sekarang dia harus melihatnya dibawa pergi dari pandangannya, hanya meninggalkan teriakan minta tolong, bahkan dia meneriakkan namanya sendiri—"Seulgi".
Sedangkan Lee Sooman, Yerim, dan Sooyoung juga tidak tinggal diam. Melihat Joohyun diculik, mereka dengan cepat mengejar. Sebaliknya, mereka tidak menyadari bahwa Seulgi dan Seungwan di belakang mereka ditahan oleh musuh untuk sementara waktu, jadi masih tidak bisa mengejar.

Seulgi dengan penuh amarah mengayunkan tinjunya ke orang yang menghalangi jalannya, tapi musuh berhasil mengelak, jadi dia dengan cepat menarik kembali tubuhnya dan tangan kanannya yang telah mengepalkan tinju, diubah menjadi siku menghantam wajah musuh. Dia tidak ingin membuang waktu lagi, dan tidak peduli ada berapa banyak musuh, dia dan Seungwan bertarung bersama.
Beberapa orang berkumpul di sekitar, tapi Seulgi tidak takut sama sekali. Pertama, dia memposisikan orang yang paling dekat dengannya dan memberinya pukulan, lalu nambah meninju jakunnya, hampir menghentikan napas lawan. Kemudian dia menendang orang di sebelah kiri yang akan memukulnya dengan tongkat, lalu melanjutkan menggunakan kaki kanannya sebagai pusat untuk menggunakan tendangan memutar untuk menghabiskan dua atau tiga musuh.
Pada saat ini, Seulgi yang meletakkan kaki kirinya kembali ke tanah dan berdiri, melihat ada tinjuan dari sudut matanya yang mendekat. Perlahan-lahan dia melangkahkan kaki kanannya ke belakang dan menjauh, menangkap tinju itu dengan tangan kanannya, kemudian menarik ke arahnya untuk mengurangi kekuatan serangan itu. Sementara tangan kirinya meraih ikat pinggang lawan, melemparkannya keluar

Tepat saat Seulgi menegakkan tubuhnya yang sedikit bungkuk, seseorang tiba-tiba mengunci tangannya ke belakang punggungnya, membuat dia tidak bisa bergerak. Seulgi yang tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk sesaat, mendengar Seungwan berteriak di telinganya, "Jongkok!" Dengan patuh dia membungkuk lagi, dan melihat Seungwan menendang si penyerang, kemudian si penyerang langsung pingsan.

Keduanya saling melirik, tidak peduli pria berbaju hitam yang masih mengerang dan berontak, mereka bergegas ke arah di mana Lee Sooman dan yang lainnya pergi. Setelah berjalan lama, mencoba mendeteksi arah dengan mendengarkan suara yang samar dan kecil, Seulgi dan Seungwan akhirnya dibawa ke sebuah rumah kayu berlantai dua di hutan tersembunyi

Mendengar suara pertarungan dan tabrakan di dalam rumah, mereka bergegas masuk, dan segera melihat Park Jihyun menyeret Joohyun menaiki tangga dan menghilang di sudut lantai dua. Sedangkan tiga orang yang datang duluan masih berdiri di sana tak bergerak. Seungwan melangkah maju dan melihat bahwa Lee Sooman sedang bersandar di dinding dengan dibantu Sooyoung, tangan kanannya memegang dada, matanya tertutup, bibirnya berwarna abu-abu, sepertinya dia baru saja diserang oleh Park Jihyun dan untuk sementara waktu tidak bisa bergerak. Yerim juga duduk di lantai dengan wajah pucat, mengusap bagian pergelangan kakinya yang merah dan bengkak.

“Sialan!” Seulgi melihat Lee Sooman dan Yerim terluka, dan Joohyun masih berada di tangan Park Jihyun, lalu berlari ke lantai dua dengan tergesa-gesa. Seungwan yang mengkhawatirkannya berbalik dan menyuruh Sooyoung menjaga mereka, kemudian juga pergi mengejar.
Begitu mereka sampai di lantai dua, udara dipenuhi dengan bau tak enak yang kuat, tapi Seulgi tidak terlalu peduli. Begitu dia menemukan kamar tempat Park Jihyun membawa Joohyun, dia berlari.

Memasuki kamar, dia melihat dua sosok berdiri di tengah, di samping ada obor menyala. Cahaya merah terang terpantul di wajah Park Jihyun, menambahkan sedikit bahaya dan kelicikannya. Dan dia masih memegang pisau di leher Joohyun, membuat Seulgi dan Seungwan tidak berani melangkah maju.

"Seulgi..." Mendengar panggilan itu, tatapan Seulgi yang semula melotot ke arah Park Jihyun beralih ke gadis yang ditangkap itu. Empat mata bertemu, kenapa rasanya berbeda sekali?
Cahaya tegas di mata Joohyun adalah alasan keberaniannya, tapi tiba-tiba, Seulgi yang menatap mata Joohyun merasa jarak antara dirinya dan Joohyun bertambah. Itu adalah sebuah perasaan yang dekat di hati, tetapi tidak bisa menyentuh dengan tangan.

Mungkinkah dia akan meninggalkannya...?

"Kalian," seru Park Jihyun dingin, menyela pikiran gelisah Seulgi.
Dia menoleh lagi, menatap pria gila itu tersenyum jahat, mengulurkan tangannya untuk menarik obor di sampingnya, dan memutarnya sedikit.

"Mari kita mati di sini bersama-sama ..."

~~~

Jika malam ini ditakdirkan untuk menjadi malam perpisahan, bisakah kamu tidak pergi terlalu cepat?
Setidaknya, kamu harus melihatnya bersamaku, cahaya fajar terakhir.

TBC

Seulrene | Seribu Tahun S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang