Bab 26 Hal Yang Membosankan

28 1 0
                                    

Kenapa dia tiba tiba berhenti.

Bodo amatlah yang penting aku selamat.

"Kukira cincin ini akan menyedot ku hingga aku kering sampai mati, ternyata tidak, syukurlah."

Kekuatan cincin ini benar-benar misterius, aku tidak bisa menebaknya.

Aku akan meneliti bahan dari cincin ini, Pokoknya aku harus bisa melepaskan cincin sialan ini.

Dia menyerap 40% kekuatan sihirku, itu terlalu banyak bukan?

Ahhh... aku lupa jika kekuatanku sudah disegel,. jadi ini masih terlalu lemah, bagaimanapun caranya aku akan mencari jalan keluar dari masalah ini.

"Tuan muda"

*Tok-Tok-Tok* (Suara ketukan pintu)

Suara itu dari luar kamarku, pasti Laura.

"Sebentar, aku akan bersiap- siap dulu"

Untuk mandinya aku sudahi dulu, sekarang pergi mengambil handuk dan pakaian.

"Apakah anda yakin tidak perlu bantuan?"

"Tentu saja, untuk sekarang aku tidak membutuhkannya."

Mandi sudah, Memakai pakaian sudah dengan rapi, sekarang, tinggal pergi menemui Ayah dan Ibu di ruang makan.

aku mulai membukakan pintu ruang kamarku, disitu terdapat Laura yang sedang berdiri sembari menungguku.

*Klak* Suara pintu

"Baiklah, Ayo kita pergi"

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Ruang Makan.

*Klak* (Membuka pintu)

Aku mulai melihat sekeliling ruangan ini.

Disana terdapat Ayah, ibu dan juga Kakak Perempuanku sedang menatapku.

Tatapan itu, Tatapan mata mereka membuatku merasa tidak tenang. Ditatap oleh banyak orang membuatku teringat oleh salah satu kenangan masa - masa sekolah  ketika aku tidak mengerti pelajaran matematika dan tiba-tiba Guru menyuruhku maju untuk mengisi jawaban yang ada di papan tulis.

Teman-teman sekelasku menatapku sambil menertawakan ku ketika aku tidak bisa menjawabnya.

"Light, Silahkan duduk"

Yang berbicara itu adalah ibuku. Dia berumur 33 tahun, masih sangat muda.

Ibuku dan ayahku menikah diumur 16 Tahun. Sepertinya pernikahan yang tidak wajar itu adalah hal yang lumrah di dunia ini.

"Ada hal yang ingin ibu dan Ayah bicarakan kepadamu setelah makan, Light."

"Ahh... Baik  Ibunda"

Apa yah yang ingin mereka bicarakan? apa mungkin tentang pembicaraan yang waktu itu?.

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Setelah Sarapan.

"Light"

"Ya, Ibunda, Ayahanda"

Apa sih yang mereka ingin bicarakan?

"Dengar ya Light, Umurmu sekarang sudah berapa?"

"Emm... Kalau tidak salah mungkin 14 Tahun."

"14 Tahun? Apakah kau sudah tahu itu artinya kau harus apa?"

"Tidak, Aku tidak tahu Ayahanda, bisakah Ayahanda menjelaskannya?"

"Light, Sudah waktunya kau pergi ke akademi"

"Akademi?" (Aku dengan memiringkan kepala)

"Ya, kau tahu, anak seusiamu sudah seharusnya pergi ke akademi dan menemukan pasanganmu."

Akademi. Kalau tidak salah adalah sekolah belajar cara menggunakan sihir. Di akademi juga biasanya tempat mencari pasangan hidup.

Kalau tidak salah, kedua orang tua anak yang kurasuki ini juga memulai hubungan pertamanya di akademi.

Apakah ayah dan ibu ingin melihat aku bahagia dengan pasanganku di saat hari-hari terakhirku?.

Tetapi, untuk hal mencari pasangan adalah bukan keahlianku. Seperti berkencan lah, Membelikannya hadiah, aku tidak bisa melakukan hal yang merepotkan seperti itu.

Aku hanya ingin hidup santai dan melanjutkan kehidupan otaku ku ketika aku berfikir akan kembali ke dunia utamaku.

Itulah yang aku pikirkan, dan kenyataannya berbeda, dunia sekarang telah berubah.

Hal- hal yang merepotkan pasti akan datang kepadaku kalau aku memasuki akademi.

Seperti anak pembuat Onar seperti Saeki lah, Gadis yang kejam seperti Altina lah, dan masih banyak lagi.

Aku merasa alur cerita ini De Javu.

"Hehehe" (Aku dengan sedikit tertawa)

"Ayahanda, apakah aku boleh untuk tidak pergi ke akademi."

Aku lebih suka bersantai di rumah dan tidak ingin melakukan hal- hal merepotkan seperti itu.

"Tidak, Kau harus pergi!"

Yang berbicara itu adalah ibuku.

Tidak bisa yah, mungkin aku harus meyakinkan mereka.

"Ibunda, Sebenarnya aku merasa kurang enak badan akhir-akhir ini, jadi aku tidak bisa pergi ke akademi."

"Sakit? apakah kau merasa sakit?" ( Ibuku dengan merasa cemas)

Sepertinya aku membuat ibuku menjadi khawatir.

"Ah, tidak, itu hanya bercanda hahahaha."

"Ohhh... Syukurlah"

Aku tidak bisa memberitahukan bahwa sebenarnya yang diderita tubuhku ini adalah bukan penyakit, melainkan sebuah kutukan.

Tetapi, siapa yang telah mengutuk tubuh anak ini?.

Didunia Politik ini, sepertinya kekuatan dan kekuasaan adalah segalanya, pasti ada orang yang tidak suka terhadap keluargaku lalu melakukan metode jahat seperti ini.

Walaupun kutukan ini tidak dapat menggangguku karena masih terlalu lemah, tetapi aku harus tetaplah waspada, dengan levelku yang menurun drastis ini, jika aku bertemu lawan yang lebih kuat, aku hanya bisa kabur berpindah-pindah tempat.

Note: Update besar-besaran menjelang Lebaran.

Pacarku Adalah Seorang YandereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang