did the man help you?

9 1 0
                                    

Jake, sedari tadi hanya celingak celinguk kesana kemari seperti orang yang kebingungan. Hari ini seharusnya ia sudah duduk damai di rumah yang baru ia beli sekitar dua hari yang lalu. Barang - barang dan peralatan rumah juga sudah tertata rapih hanya tinggal dirinya saja yang pergi kesana. Namun, sialnya mengapa tiba - tiba ia lupa dengan alamat rumahnya sendiri padahal dua hari berturut - turut ia pergi bolak - balik membawa berbagai peralatan rumah yang akan digunakan nanti. Aneh, Jake benar - benar tidak ingat sama sekali letak rumahnya itu dimana.

"Perlu bantuan?"

Jake terkejut tak kala tiba - tiba seorang lelaki menepuk pundaknya dan menawarkan bantuan.

"Ah, terima kasih". Jake benar - benar bingung. Bagaimana cara mengatakannya. Ia ingin menanyakan alamat rumahnya tetapi ia tidak ingat apa - apa. Yang ia ingat hanya nomor rumahnya, nomor 49. Itu saja.

"Em begini aku lupa alamat rumahku, hahaha yang kuingat hanya nomor rumah saja. Nomor 49"

Lelaki itu terkejut. "Kau orang barukah disini?"

"Ah, iya aku baru seminggu di Jepang. Kenapa memangnya?"

Belum sempat lelaki itu menjawab, datang lagi seorang lelaki asing yang ikut berbincang dengan mereka. 

"Sepertinya aku tau, di daerah sekitar sini ada rumah yang kau maksud. Dan apa kau tidak mengenalku? Aku sempat membantumu membawa beberapa barang kemarin. Kau orang yang baru pindah itu kan?"

Jake setengah percaya setengah tidak. Ia benar - benar tidak ingat sama sekali tentang lelaki yang baru datang ini.  Bagaimana jika orang ini menipu.

"Astaga kau lupa? padahal kita kemarin habis berkenalan. Kau Jake kan?"

Saat tahu bahwa lelaki itu mengenal Jake, ada sedikit perasaan lega. Mungkin dirinya kelelahan berat sehingga lupa akan banyak hal.

"Ah, maafkan aku sepertinya keadaanku sedang tidak sehat makanya melupakan banyak hal. Maaf ya."

Lelaki pertama yang menawarkan bantuan tadi menautkan kedua alisnya bingung saat menatap Jake. 

"Aku permisi kalau begitu"

"Eh, iya maaf sudah merepotkanmu"

Lelaki itu pergi meninggalkan Jake dan lelaki asing yang mengaku mengetahui rumahnya jake itu. 

"Ah sepertinya aku merepotkan dirinya". Jake menatap sedih sang lelaki yang kian menjauh dari pandangannya. Dan sedetik kemudian Jake menatap tak percaya apa yang terjadi di depan jalan sana.

Sang lelaki tadi tertabrak mobil dengan sangat kencang sehingga tubuhnya terpental jauh. Iya, jauhnya adalah ketika tepat berada di depan Jake sekarang. Lelaki itu penuh darah, merangkak mendekat ke arah Jake dengan tatapan yang sulit diartikan. 

Jake tidak bisa bereaksi, ia hanya diam mematung. Tidak berteriak histeris ataupun mencoba menolong. Mobil tadipun sudah pergi entah kemana.  Dan kenapa disini menjadi sangat terlihat sepi.

"Siapa namamu?", Jake menoleh kebelakang dan tak menemukan sang lelaki yang mengaku mengetahui rumahnya itu.  Ia melihat kesekeliling namun tidak ada siapa - siapa. Dan ketika berbalik ia terkejut ketika sang lelaki yang tertabrak mobil tadi sudah berdiri di depannya dengan sekujur badan yang penuh darah. Matanya putih dan tersenyum mengerikan ke arah Jake.

"Hai"

"AAAAAA LEPAS!!!!"

lelaki menyeramkan itu mencekik leher Jake. Ia tertawa dengan suara yang melengking dengan menggeleng - gelengkan kepalanya kuat - kuat. Senyum menyeramkannya tak pernah hilang. Jake hanya bisa menutup matanya kuat - kuat seraya menahan rasa sakit di lehernya.

Dan...

'"HEY!! JAKE KAU TIDAK APA - APA?JAKE! HEY SADAR!!"

Jake membuka matanya dengan nafas yang tersendat - sendat. Tiba- tiba saja dadanya terasa sesak. Dan ia melihat kembali sang lelaki yang tadi menghilang.

"Kau kemana tadi?"

"Aku tidak kemana - mana. Aku kan sedari tadi disini."

"Lelaki yang tertabrak tadi kemana?"

"Hah? tidak ada lelaki yang tertabrak. Kau kenapa si?"

"Hey Jay aku ini kenapa si?"

Lelaki bernama Jay itu kebingungan. "Mana aku tahu, kau dan aku janjian disini jam 10 untuk kerumah barumu bersih - berish kan? Saat aku melihatmu kau sudah teriak - teriak tidak jelas sambil memejamkan mata"

Jake makin pusing sendiri. "Benarkah?'

Jay mengangguk - anggukan kepalanya yakin. "Yasudah ayo kita pergi. Kau kelelahan sepertinya."

"Ah begitu ya, yasudah kita pergi saja cepat. Aku butuh istirahat sepertinya."

"Ayo. Kau ingat rumahmu kan?"

"Tentu saja aku ingat, bagaimana bisa aku lupa"

Jay tersenyum dan menoleh ke belakang. 

Lelaki yang disenyumi oleh Jay hanya menatap datar. 

"1 - 0 ", Jay berbicara tanpa suara menatap lelaki di belakangnya itu. Setelah itu ia berlari menyusul Jake yang ada di depannya.














Tbc

My House Is Number 49Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang