who is Jay?

8 1 0
                                        

Jake terbangun dengan seluruh badan yang rasanya benar - benar remuk. Kepalanya juga pusing. Ia melihat jam, pukul 7 pagi. 

Jake teringat akan perkataan dari tetangga di depan rumahnya. Ia memutuskan untuk tetap dirumah sampai sekiranya keadaannya membaik. 

Jake turun untuk sarapan. Terlihat jendela di dapur masih berantakan dengan bekas pecahan kacanya. Melihat itu Jake entah kenapa merasa merinding, padahal ini masih pagi. Sesuatu dalam dirinya berkata untuk tidak dekat - dekat dengan jendela tersebut.

Akhirnya Jake lebih memilih untuk duduk di sofa ruang tamu seraya menatap kosong televisi. Acara tv nya terlalu membosankan, Jake tidak minat.

Namun, tiba - tiba saja Jake memikirkan Jay. Entah kenapa ia merasa dekat dengan Jay namun seperti ada yang aneh. Jake merasa Jay selalu berada di dekatnya. Entah, seperti rasanya Jay selalu mengawasi. 

"Apa yang kau fikirkan bodoh?"

Jake menoleh ke samping, kosong. 

"Bodoh, seharusnya kau tidak disini"

Jake menoleh ke segala arah. Tak ada siapa - siapa. Namun, darimana suara itu berasal.

"AKU BILANG PERGI ATAU KAU MATI!!'

PRANG

Lemari kaca di samping meja televisi tiba - tibas aja pecah. Jake memejamkan matanya. Dirinya takut, namun berusaha untuk meyakinkan bahwa 'Tidak apa - apa'. 

Seluruh badan Jake berkeringat, jantungnya berdegup kencang.  Ia masih memejamkan kedua matanya. Berharap suara - suara yang aneh itu akan hilang. 

"Pergi dari sini dasar makhluk jelek"

Jake membuka matanya tiba - tiba saat mendengar suara yang ia kenal. Ya, itu Riki.

"Aku bilang pergi dasar laki - laki terkutuk"

Jake membelalakkan matanya terkejut. Tiba - tiba saja Jay sudah ada di depan Riki.

"Mengapa kau mengganggu hah? Menyebalkan sekali keparat!"

Riki tersenyum miring. "Kau mengganggu orang yang salah"

Jay tersenyum miring menyeramkan, "Siapakah yang harus kubunuh? Dia? Atau kau?"

Jay tertawa keras lalu berbalik menatap Jake. 

"Hi Jake sampai jumpa lagi"

Dan Jay pun menghilang tepat di depan Jake dan Riki.

Jake merasakan kepala berdenyut kencang. Sakit. Rasanya seperti sebuah besi tertancap di kepalanya.

"Siapa sebenarnya Jay?"

Riki menatap Jake, "Seseorang yang harusnya tidak kau kenal."

"Maksudmu? Ada apa sebenarnya? Aku tidak mengerti, ada apa denganku?"

"Kau terkutuk akan kesialan. Dan Jay akan terus mengacau sampai kau mati"

Jake mengusap wajahnya kasar. "AKU TIDAK MENGERTI SEBENARNYA ADA APA?"

"Aku sudah memberimu sebuah keuntungan dari awal."

"Keuntungan apa?"

"Membuatmu melupakan sesuatu yang seharusnya kau lupakan. Dan iblis itu mengacaukannya. Dia Jay."

























Tbc

My House Is Number 49Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang