01 | Teddy Bear

39 7 16
                                    


Jakarta, 01 Januari 2022

Ku kira kita akan bersama
Begitu banyak yang sama,
Latar mu dan latar ku
Ku kira tak kan ada kendala
Ku kira ini kan mudah

Iringan musik merdu mengiringi perjalanan sebuah mobil sedan berwarna silver dengan seorang gadis muda di dalamnya. Duduk sendirian menyetir kendaraan roda empat itu dengan sebuah lantunan merdu dari bibirnya yang mengikuti irama lagu yang sedang diputar.

Rem dipijak, ketika perjalanannya membawanya pada sebuah toko mainan lama milik salah seorang temannya. Keluar dari mobil, tangannya merogoh saku celananya mengambil sebuah ponsel. Tangannya mengotak-atik mencari nomor seseorang.

"Gue udah sampai nih, lo ada di dalam kan?" tanya sang gadis dari telpon.

Jawaban dari orang seberang sama membuatnya tersenyum kecil, dengan langkah cepat dirinya berjalan memasuki toko boneka.

Kringgg

Bell pintu berbunyi, seorang gadis seumuran dengannya menghampiri seraya menggendong sebuah boneka beruang berukuran sedang, "Zy! Lo harus liat nih boneka! Gue dapet dari toko baju lama di seberang sana," ucap gadis itu.

Qianzy Renata, gadis manis berumur 18 tahun yang hobi sekali mengoleksi segala jenis boneka beruang ini membulatkan matanya melihat boneka yang digendong sahabatnya, "lo dapet boneka ini gratis, Cy?" tanya Zy.

Daisy Madeline, atau lebih akrab dengan panggilan Icy ini mengangguk dan menjawab, "Beneran! Ini tuh berkat kak Samuel, dia bilang toko baju itu milik neneknya dan boneka ini juga punya neneknya. Tapi sayang banget setelah neneknya meninggal bonekanya gak keurus lagi, terus Samuel ngasih tahu gue, lebih baik gue rawat dan jadiin pajangan di toko ini," jelas Icy.

"Ini masih bagus banget bonekanya, tinggal di cuci terus di rapiin aja," Ujar Zy.

Icy setuju, boneka ini sudah berumur sangat lama, pasti akan sensitif dan juga lapuk. "Tapi gue nggak bisa bersihinnya sekarang, Zy. Masih ada banyak kerjaan sekarang, mana orderan mainannya makin naik lagi," keluh Icy dengan raut wajah lesunya.

Zy terdiam sejenak, gadis itu sangat menyukai boneka beruang ini. Terutama bagian mata dan juga senyumannya. Entah kenapa Zy merasa tatapan dan senyuman boneka ini terlihat sangat tulus, seperti hidup dan tersenyum manis. Begitulah pikir Zy, sang ahli boneka. "Gimana kalau gue aja yang ngerawatnya? Nanti kalo udah beres dan bersih gue balikin ke sini lagi, Cy."




. . .





"Udah pengen gue uyel-uyel tuh muka cowo brengsek! Beraninya ngeremehin Rubbie!"

Terikan lantang seorang gadis dalam ruangan apartemen ini terlihat sangat parah. Bahkan dua temannya yang lain hanya mampu menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Rubbie. Sedangkan sang gadis hanya kembali berkicau seenaknya.

"Untung ganteng ya lo! Kalo gak udah gue patahin tuh idung mancung lo!"

Yara memutar matanya jengah, cukup muak dengan suara melengking milik sahabatnya yang sudah hampir 30 menit hanya mengoceh saja. Ini persoalan tadi siang, tentang seorang lelaki yang tidak sengaja terserempet motor milik Rubbie. Bukannya saling minta maaf, tapi mereka berdua malah beradu argumen siapa yang paling benar.

"Udah mending lo makan dulu sama, jangan berisik atau gue suruh keluar?" ujar Yara, Kyara Andeline.

Rubbie makin merengek, gadis yang satu tahun lebih muda itu memeluk tangan Yara seperti anak yang kehilangan orang tuanya. "Huaaaa Yara... Lo kan tau di apart gue gak ada makanan. Makanannya dihabisin Zoyaaa," keluhnya.

KHAISHKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang