Di dalam kamar bernuansa biru muda ini, seorang gadis kecil menangis sesegukan akibat ulahnya sendiri. Sudah hampir satu jam namun air mata gadis itu belum juga kering. Miko kecil menangis, badannya panas dan keringatnya bercucuran. Kata dokter, gadis kecil itu terkena demam berdarah.Dia sempat dilarikan ke rumah sakit akibat tiba-tiba saja pingsan di kursi rodanya sendiri saat bermain. Setelah diperiksa oleh dokter barulah terungkap sakit gadis itu apa.
Miko terus menangis tanpa hentinya. Bahkan gadis itu memilih mogok makan dan tidak meminum obatnya. Miko menangis bukan karena sakit, namun gadis itu amat merindukan Qianzy yang sudah jarang berkunjung ke panti dikarenakan kesibukannya di kampus.
Ibun, wanita paruh baya penjaga panti itu sudah kelelahan dari tadi menghadapi sikap Miko. Bahkan wanita itu sekarang hanya mampu menatap gadis kecil di depannya menangis sendirian. Satu helaan nafas akhirnya kembali keluar dari mulutnya.
"Miko mau kak Zy! Ibun suruh kak Zy kesini dong!" hiks hiks!" tangisnya berkepanjangan.
Ibun memijat pangkal hidungnya lelah, akhirnya wanita tua itu menyerah dan memilih menuruti permintaan gadis itu. "Oke oke! Ibun telfon kakak Zy dulu. Tapi kamu janji habis itu minum obatnya ya?" ujar Ibun.
Dengan wajah yang berbinar mendengarnya, Miko mengangguk pasti, "siap! Tapi mau kak Zy yang suapin..." lirihnya.
"Jangan seperti itu, Miko."
"Hehee."
Brukhh!!!
"Akh! Ya ampun!"
Gadis berusia 18 tahun itu berdecak kesal saat melihat beberapa bukunya berjatuhan karena tersandung dengan orang lain. Zy melirik sedikit siapa yang baru saja menabraknya, namun hanya punggung seorang gadis yang bisa dia lihat.
"Kalau jalan pake mata, percuma punya kaki kalo gak punya mata," dumel gadis tersebut seraya memungut kembali buku-bukunya yang berserakan.
Zy sedang terburu-buru saat ini. Saat mendapatkan kabar bahwa Miko masuk rumah sakit, gadis itu langsung panik dan bergegas pergi ketika kelas terakhirnya selesai. Namun malang menimpa saat ini, dimana baru saja bersenggolan dengan orang yang tidak dikenal.
Namun, sebuah sepatu sport putih mengalihkan pandangannya menuju seorang lelaki yang tepat berdiri santai di hadapannya. Vendy Arlanda, lelaki dengan jaket denim coklat itu menatap Zy yang masih setia berjongkok memegangi buku-bukunya yang sempat berserakan.
"Kenapa lo?" tanya lelaki itu.
Zy berdiri dan mendadak cemas lagi ketika baru saja teringat Miko, "gue mau balik duluan, ada urusan," ujarnya, dan gadis itu mulai pergi.
"Urusan apa?"
"Adek gue masuk rumah sakit."
"Siapa adek lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KHAISHKA
Teen Fiction"Cinta dan obsesi itu beda jauh, Zy" Tentang rasa yang sulit dimengerti, bagaimana cara semesta mempertemukan dan bagaimana cara takdir menyampaikan. NCT lokal